Eleven

49 3 0
                                    

Laki-laki itu fokus bermain game di HP tanpa mempedulikan selang infus yang mengganggu tangannya. Walau ia sedang sendirian di ruang rawat itu, namun tampak seperti ia menikmatinya. Senna yang hanya mengintip dari kaca pintu ruangan tidak bisa masuk, atau lebih tepatnya belum mau masuk. Gadis itu masih memikirkan pertemuannya dengan Hwang Minhyun tadi.

Setelah mengetahui bahwa laki-laki yang mengunjungi Seongwoo tadi adalah ketua OSIS Hwang Minhyun, Senna lebih memilih untuk menunggu di bangku luar ruangan. Awalnya ia bespekulasi kalau Minhyun hanya menjadi utusan sekolah untuk menjenguk Seongwoo, tapi ternyata Minhyun justru menceritakan hal mengejutkan bagi Senna. 

Satu lagi kepingan diri Ong Seongwoo yang Senna ketahui.

"Senna?" Gadis itu menoleh mendengar suara berat yang dikenalnya, Oh Sonsaengnim. "Sedang apa kau? Tidak masuk?"

Senna hanya tersenyum canggung. "Ssaem duluan saja."

Tanpa banyak berkata-kata guru muda itu membuka pintu, lalu masuk ke ruang rawat Seongwoo disusul oleh Senna. Seongwoo yang awalnya hanya melihat Oh Ssaem langsung berseru senang, apalagi mengetahui kalau guru kesayangannya itu membawa makanan. Namun begitu maniknya menangkap sosok Senna, ia langsung terdiam. Tiba-tiba saja suasana canggung menelungkupnya.

"Nih, aku bawa teokbokki." Oh Ssaem meletakan bungkusan teokbokki tersebut diatas lemari kecil yang memang dijadikan meja. "Sepertinya kau sudah sembuh, sudah bisa main game begitu."

Seongwoo hanya menanggapi dengan menghela nafas. "Aku bosan. Ssaem datangnya kelamaan."

Seongwoo terlilhat seperti merajuk. Pemandangan yang sangat baru bagi Senna.

"Memangnya kerjaanku hanya mengurusmu saja?" Balas Oh Ssaem tidak sabaran. "Cepat makan teokbokki itu, aku sudah beli banyak. Sekalian makan sama Senna juga. Aku pergi dulu."

Guru muda itu melangkahkan kaki panjangnya hendak meninggalkan ruangan, tapi langsung diteriaki oleh Seongwoo. "Ssaem! Mau kemana?"

Oh Ssaem menoleh sekilas, "Bukan urusanmu bocah." lalu kembali melangkah keluar.

"Tapi kau baru datang." Protes Seongwoo sama sekali tidak digubris oleh Oh Ssaem. Guru muda itu tetap berjalan sampai akhirnya keluar dari ruangan dan tak kembali lagi. "Huh dasar.."

Setelahnya Seongwoo kembali fokus bermain game, seakan tak ada yang terjadi. Seakan tak ada Senna disana. Gadis itu sedari tadi hanya memperhatikan hubungan antara murid dan guru yang menurutnya sangat aneh itu. Entah bagaimana keduanya menunjukan sifat yang sangat berbeda dengan yang biasa mereka tunjukan di sekolah.

Senna tak mengerti harus menanggapinya bagaimana. Ia bingung, karena baru kali ini ia melihat Oh Ssaem seperti itu. Ia kesal, karena kedua laki-laki itu tak menganggapnya sedari tadi. Dan ia penasaran, sebenarnya apa hubungan Seongwoo dengan Oh Ssaem? Kenapa keduanya terlihat sangat akrab? 

Selama ini Senna pikir ia sudah mengenal Seongwoo. Tapi hari ini ia sadar kalau ternyata baru sebagian dari diri Seongwoo yang Senna pahami. Ia baru tahu kalau ternyata Seongwoo dan ketua OSIS Hwang Minhyun adalah teman semenjak SMP. Dan kini ia melihat interaksi antara Oh Ssaem dengan Seongwoo sudah seperti kakak-adik.

Kesal karena Seongwoo tetap tak mengalihkan fokus dari HP-nya, Senna pun melangkah menuju bungkusan teokbokki dari Oh Ssaem dan mengambilnya. Ia duduk di tempat tidur sebelah Seongwoo yang belum diisi oleh pasien. Saat Senna membuka bungkusan itu dan hendak memakannya, Seongwoo malah memarahinya.

"Jangan dimakan. Itu kan untukku." Celetuk laki-laki itu tanpa mengalihkan atensinya dari layar HP.

Seonggok teokbokki yang hampir masuk ke mulut Senna terpaksa berhenti di udara. Senna melirik Seongwoo sekilas, tapi akhirnya ia tak mau ambil pusing. Ia melanjutkan kegiatannya memakan teokbokki tersebut, tanpa mempedulikan Seongwoo yang mulai kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It Must Be You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang