mimpi

245 53 5
                                    

"—lalu sudah ada bayangan saat besar nanti?"

"Belum."

"Kenapa?"

Tatkala hembusan nafas itu dikeluarkan dari lubang hidung bersamaan dengan angin yang menerpa wajahku, membuat sebagian rambutku yang tergurai terbang ke samping. Penglihatanku menghilang selama lima detik sebelum si tangan otomatis menyingkirkan jumputan surai lemas milikku.

Setelahnya aku dapat mendengar ia melanjutkan, "Mimpi itu abstrak, tidak menentu, bisa apa aja sampai ke titik dirimu tidak tahu apa lagi mimpimu, boleh aku katakan?"

"Tidak boleh."

Dia mengungkit senyuman tipis, "Datangnya hari ini adalah sebuah mimpi."

used to steal your parents liquor and climb up to the roofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang