MUSIM semi telah tiba begitu pula dengan tahun ketiga di sekolah akan segera dimulai. Cuaca sangat cerah dan udara pun terasa segar pagi itu. Di depan cermin, Hanazuka Yuri mengikat rambut panjangnya seperti ekor kuda dan untuk sesaat mematutkan dirinya sekedar memastikan bahwa semua penampilannya sudah terlihat rapi. Saat itu, ia pun melirik memo yang tertempel di sudut kanan atas cermin tersebut dan membacanya.
"Beranikan dirimu, Yuri! Kau harus mengikuti pertunjukan tahun ini, itulah langkah awalmu untuk memulai impianmu! Kau pasti bisa!"
Yuri menepuk kedua pipinya dan tersenyum mantap seraya berkata, "Ganbatte!" kemudian setelah itu ia mengambil tas sekolahnya dan terhenti untuk sesaat ketika ia berdiri di depan sebuah piano. Yuri menyentuhnya perlahan kemudian kembali bergegas keluar kamar dan menuruni setiap anak tangga menuju ruang tengah.
Mendengar suara langkah kaki dari arah tangga, Hanazuka Kazuma, adik laki-laki Yuri yang saat itu sedang duduk di sofa, mengalihkan pandangannya dari layar PSP yang ia pegang dan melihat kakaknya dengan cepat muncul dari tangga tersebut.
"Nee-chan akan pergi sekolah sepagi ini, huh?" tanya Kazuma. Yuri tetap melanjutkan langkahnya menuju ruang makan saat mendengar Kazuma sambil menjawab, "Hari pertama di tahun ajaran baru merupakan hari yang istimewa, kau tahu itu?" kemudian Yuri duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan dan menyimpan tasnya di samping kursi tersebut.
"Apa yang harus diistimewakan dari hari pertama tahun ajaran baru? Sudah pasti tidak ada!" timpal Kazuma, sangat jelas bahwa ia tidak sependapat dengan kakaknya itu. "Lagi pula sekolah itu sangat membosankan." sambung Kazuma.
Yuri mengambil 2 helai roti tawar dan mengolesinya dengan selai kacang dan selai blueberry di masing-masing roti tersebut lalu menumpuknya. "Ya, ya, aku tahu duniamu hanya seputar game. Aku merasa kasihan padamu, Kazuma, kau melewati masa mudamu begitu saja. Bahkan kau sama sekali tak benar-benar mengenal satu orang pun wanita di sekolahmu, kan?"
"Kau salah besar, Nee-chan, aku mengenal banyak gadis di kelasku," sanggah Kazuma.
"Hah, kau bercanda? Yang aku maksud tak hanya teman satu kelasmu itu tetapi seorang gadis yang benar-benar dekat denganmu. Aku bisa memakluminya karena kau hanyalah seorang gamer yang tak memiliki kelompok sosial." Sambil mengunyah rotinya, Yuri terus menimpali adik laki-lakinya itu. Berdebat dengan Kazuma sudah menjadi keseharian Yuri, bahkan rumah terasa sepi saat salah satu diantara mereka sedang tidak ada. Apapun mereka perdebatkan bahkan untuk hal-hal kecil seperti saat ini.
"Arrrrgh, sial!" Terdengar Kazuma mengumpat dari ruang tengah seiring berubahnya nada dalam game yang ia mainkan.
"Ini semua salahmu, Nee-chan, aku jadi kalah tanding dengan musuhku!" ucap Kazuma dengan kesal dan kemudian ia melanjutkan, "Lagi pula kau pun sama seperti aku. Aku belum pernah melihatmu berdua bersama seorang pria di sekolah. Pria yang benar-benar dekat denganmu hanyalah Keita oniisan, itupun sebelum dia pergi 3 tahun lalu."
Hening. Mendengar nama 'Keita' membuat Yuri terdiam untuk sesaat. Hatinya terasa sakit saat mendengar nama itu. Suara piano lagi-lagi kembali tergiang di telinganya. Alunan sebuah nada yang sangat ia sukai kini membuat hatinya pilu.
Yuri menyentakkan pikirannya dan tanpa menghabisi rotinya ia berdiri sambil mengambil tasnya seraya berkata, "Okaasan, Kazuma masih tetap bermain dengan PSPnya, padahal, kan, ini sudah waktunya untuk pergi ke sekolah." Yuri berusaha untuk mengalihkan pembicaraan agar ia tak perlu untuk menimpali pernyataan dari Kazuma.
Tak lama kemudian, Okaasan pun berbicara dari dapur dengan suara yang cukup nyaring. "Kazuma, berhentilah bermain game! Segera bergegas pergi sekolah atau aku akan menyita PSP mu dan tak memberimu uang saku selama satu bulan!"
YOU ARE READING
The Sound of Your Melody
Romance"Tahukah kau, cinta? Betapa merindunya aku akan setiap detik yang kau ciptakan di antara kita, di antara aku, kau, dan melodi itu. Entah mengapa waktu tak pernah memberiku kesempatan di saat semua mulai indah. Tahukah kau, cinta? Hati ini selalu tak...