Dua | Kembalinya Nada yang Hilang

54 4 2
                                    

DECITAN sepatu karet menggema di seluruh ruang gymnasium. Pun dengan suara pantulan bola basket yang ikut menggema di dalamnya. Yuuta dengan lincah menggiring bola basket melewati lawan-lawannya yang lain, mengoper dengan mulus kepada kawannya kemudian kembali menerima bola basket setibanya ia di titik three point, dan, HAP! bola dengan mulusnya memasuki ring basket. Ketika Yuuta berhasil memasukkan bola ke dalam ring basket, tiba-tiba seseorang memanggilnya.

"Yuu~chaaaan!"

Yuuta membalikkan badannya untuk mencari sumber suara dan di sanalah ia menemukan seseorang yang telah ia kenal sejak lama. Sosok laki-laki cantik sudah berdiri santai di salah satu podium penonton dengan mengangkat sebotol minuman kaleng. Bagaimana tidak bisa dikatakan cantik, laki-laki tersebut memiliki mata yang indah dan bulu mata yang lentik. Manik hitamnya memiliki tatapan yang cerah. Ia memiliki kulit yang putih mulus dan bibir yang berwarna merah jambu. Laki-laki cantik itu tersenyum dengan menawan saat Yuuta sudah melihatnya lantas ia mengedikkan kepalanya seraya menggoyangkan minuman kaleng yang ada di tangan kanannya.

Dari sisi lain gymnasium, Yuuta berjalan menghampiri laki-laki itu dengan napas yang masih terengah-engah. Pun dengan laki-laki itu. Ia berjalan menuruni podium penonton menuju tepi lapangan. Laki-laki tersebut terlebih dulu sampai di tempat tumpukan tas disimpan. Ia berdiri dengan minuman kaleng di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya ia tanamkan ke dalam saku, dan tas sekolah tersampir di bahu sebelah kiri.

Ketika Yuuta sudah berada di hadapan laki-laki itu, matanya seketika terpaku pada buliran-buliran air yang muncul di permukaan kaleng minuman yang ada di tangan laki-laki yang ada di hadapannya dan itu berhasil membuat Yuuta tergoda karena dahaga yang ia rasakan seusai bermain basket.

Mengerti akan arti dari sorot mata Yuuta, laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk memberikan minuman kaleng tersebut pada Yuuta dan minuman itu diterima oleh Yuuta tanpa pikir panjang kemudian ia membuka penutup kaleng dan diteguknya minuman tersebut tanpa ampun hingga membuat jakun yang dimiliki Yuuta bergerak naik turun di tenggorokkannya.

Laki-laki yang ada di hadapan Yuuta terkekeh saat melihat sikap Yuuta. "Apakah kau begitu menyukaiku hingga dalam sekejap kau menghabiskan minuman yang aku berikan dengan sekali teguk, huh?"

"Ya, aku sangat menyukaimu saat kau membawakanku minuman segar ini," Yuuta membalas candaan yang dilontarkan oleh laki-laki itu dengan mimik wajah datar. "Ada urusan apa kau kemari?" lanjut Yuuta seraya meremas kaleng minuman yang sudah kosong dan melemparnya ke tong sampah terdekat seperti melempar bola basket kemudian ia mengambil handuk kecil yang ada di dalam tas olahraganya.

Suasana gymnasium masih lumayan ramai tetapi tak ada seorang pun yang bermain basket di tengah lapangan. Semua anggota klub basket sedang beristirahat di tepi lapangan. Hanya sebuah bola basket yang membatu di tengah lapangan gymnasium.

Laki-laki itu berjalan ke tengah lapangan dan Yuuta hanya memperhatikan temannya, menunggu jawaban. Laki-laki itu kemudian mengambil bola basket dan mencoba melemparkannya ke dalam ring basket seraya berkata, "Hanya ingin menyapa teman kecil saja, apa itu salah?" dengan entengnya. Bola berputar sejenak di tepian ring basket dan kemudian masuk ke dalam ring.

Yuuta pun menghampirinya dan mengambil bola basket tersebut. "Aku sangat mengenalmu, Hayato, kau kira aku percaya dengan alasanmu itu, huh?"

Ternyata laki-laki cantik itu bernama Hayato.

Nishikawa Hayato. Teman masa kecil Yuuta yang selalu mengikuti Yuuta kemana pun Yuuta pergi. Awalnya, Hayato selalu mengikuti Yuuta karena ia merupakan orang yang sangat menyenangkan tetapi seiring bertambahnya usia, Hayato mengetahui sisi lemah dari Yuuta yaitu selalu mengorbankan dirinya sendiri untuk orang lain. Oleh sebab itu, Hayato selalu mengawasi Yuuta dan mulai bertindak di saat Yuuta mencoba mengorbankan dirinya kembali. Hayato baru mengetahui penyebab sikapnya itu pada saat mereka berada di kelas 3 sekolah menengah pertama dan hal itu membuatnya terkejut. Hingga saat ini pun, Hayato masih saja mengkhawatirkan Yuuta walaupun mereka berdua sudah mulai beranjak dewasa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 18, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Sound of Your MelodyWhere stories live. Discover now