ㅡspesial untuk hari papa pt. 2

2.2K 365 269
                                    

selamat membaca!

teruntuk yang request barza x their parents!!
karena kemarin banyak banget yang request mereka.

ini ada 3k words lebih, semoga tidak bosan ya :))

p.s.:
rentang waktu antara satu mini fic dengan yang lain ngga selalu berurutan yaa.

p.p.s:
chap spesial hari papa itu satu universe dengan 'kapal lokal ㅡlagi jadi keluarga bagian 1'

•••

3. Reza, 17 years old.

"pa, besok minggu nonton yuk!"

"ora iso, mas. ngantar bagas lomba futsal iku."

"oalaaa gitu. ayahhh, besok minggu nonton yuk sama aku!"

"waduh besok minggu ayah sama Aa diajak makan siang sama Om Marcus. Minggu depan gimana, ja?"

"gausah yah, gapapa kok. besok aku nonton sama akbar aja kalau gitu."

"oke, mas!"

rian yang sedang menata sepatu-sepatu milik keluarganya itu mendongak dan menarik ujung celana training milik fajar.

"Aa' jay habis gini temenin aku ke supermarket ya."

"siap, yan!"

reza menghela napas. nasibnya sebagai anak tengah gini amat. tangannya meraih ponsel pintarnya dan mengirimkan pesan singkat untuk akbar

tingtung!

sebuah pesan singkat balasan dari akbar, muncul melalui pop-up notification di layar ponselnya.

ABCdefg: sepurane ja, besok aku mau ke puncak.

ABCdefg: minggu depan aja piye ja?

"ya nasib....," keluh reza.

***

pada dasarnya permasalahan setiap anak tengah itu sama. anak tengah sering kali kurang diperhatikan, karena fokus ayah biasanya kepada anak sulung, sementara fokus ibu ke anak bungsu.

dalam keluarganya kakaknya sangat dekat dengan ayahnya, sementara adiknya lengket dengan papanya.

terus reza sama siapa? ya udah biasa dia tuh sendiri.

reza tidak cemburu, tapi untuk hari-hari tertentu seperti ini dia iri dengan kakak dan adiknya. reza juga ingin sekali-sekali menghabiskan weekend dengan papa dan ayahnya.

ketukan di pintu kamarnya membuat reza yang sudah hampir tertidur, seketika terlonjak dari posisi tidurnya. siapa lagi sih yang mengganggu acara bobo ganteng di hari sabtunya?

"mas ejaa..."

"iya, masuk aja gak dikunci kok."

kepala rian menyembul dari balik pintu, "mas, ayo temenin papa belanja bulanan."

reza mengerutkan keningnya keheranan, "tadi katanya mau pergi sama ayah?"

"ayahmu mau pergi sama om bayu."

"menyang pundi, pa?"

rian mengangkat bahunya, "katanya tadi sih mau mancing."

"mancing apa?"

"mancing..... keributan? kapan ayahmu ga heboh kalau lagi pergi sama om bayu."

reza tertawa, memang ayahnya dan om bayu sangat klop di bagian mencari keributan. "iyadeh, ayo aku temenin. sek tak ganti baju dulu. masa papa wis ganteng, aku sek kaya gembel."

when local ship... ° kapal lokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang