Chapter 1 "Rasa Favorit"

65 5 2
                                    

Namaku adalah Vicky Setiawan, namun teman teman Ku di sekolah lebih sering memanggil ku "Choco". Haha lucu bukan? Nama itu ku dapat karena aku dan ketiga temanku selalu membeli ice cream sepulang sekolah disebuah kedai yang menjual kue dan ice cream. Yup, tentu saja nama "Choco" berasal dari ice cream favorit ku yaitu "Choco Banana".

Perkenalkan ketiga teman ku, yang berambut ikal itu namanya Tobi, dia menyukai ice cream rasa "Mix Soda". Yang sexy itu, namanya Boim, dia menyukai rasa "Grape's Sauce", sexy itu sebenarnya adalah kata penenang karena dia tidak mau dibilang gendut. Yang terakhir adalah Rikky, dia istimewa untukku, dia adalah sahabat yang paling mengerti keadaan teman yang lainnya. Harus ku akui, ketampanannya memang tiada dua. Diantara kami, Rikky lah yang paling populer dikalangan perempuan dikelas kami, bahkan satu sekolah! Memiliki wajah yang tampan, seorang idola disekolah, anak dari pemilik perusahaan jam tangan ternama dikota tempat kami tinggal. Sempurna bukan? Tentu saja! Dia itu sahabat ku haha! Oh ya, soal rasa ice cream favoritnya adalah, tidak ada. Yup, karena diantara kami berempat hanya dia yang membeli kue dan tidak menyukai ice cream. Dan alasan itu masih menjadi misteri, bahkan kami pun tidak tau kenapa dia tidak menyukai ice cream yang lembut dan menyenangkan ini?

Kami berempat adalah siswa dari SMA Negeri favorit. Tentu masuk disekolah ini bukanlah hal yang mudah, aku dan Boim adalah teman sejak SD. Aku dan Boim selalu masuk ke sekolah yang sama, karena orang tua kami sangat akrab, jadi orang tua kami selalu menyekolahkan kami ditempat yang sama dengan tujuan agar kami bisa terus bersahabat dengan baik. Aku masih ingat usaha ku dan Boim untuk masuk ke SMA ini saat masih SMP dulu. Kami berdua berjuang sangat keras agar dapat masuk ke sekolah ini. Aku berhasil lulus dengan nilai sempurna untuk masuk ke SMA ini, tapi lain hal nya dengan Boim. Nilai nya tepat di standar rata rata saat itu, posisi Boim terus tergeser dari kandidat calon siswa/siswi. Tapi keberuntungan berpihak padanya, dia hanya tergeser satu dari total jumlah calon siswa/siswi saat itu. Karena masih ada bangku yang kosong, jadi Boim terpilih manjadi calon siswa/siswi yang dipilih untuk menduduki bangku tersebut. Haha, aku sempat khawatir saat itu karena ku kira tidak akan satu sekolah lagi dengannya! Tapi keberuntungan dan ikatan persahabatan berpihak pada kami hehe.

Pertemuan dengan Tobi dan Rikky sangatlah singkat, berawal dari semasa MOS dulu. Kami berempat berada dibarisan yang sama, kejadian konyol yang dilakukan oleh Tobi saat itu terpaksa menyeret kami berempat untuk dihukum. Tentu kata "konyol" sangat tidak menyenangkan, jadi kalian pikir saja sendiri! Dan dari situ lah, kami berempat mengenal satu sama lain, dan masuk dikelas yang sama sampai sekarang ini. Dan sekarang kami berempat akan lulus dari SMA yang kami impikan ini. Tiga tahun telah berlalu, tidak terasa beberapa bulan lagi kami akan lulus dari SMA Negeri Favorit ini. Hmmm..

Yup, ini adalah Sabtu terakhir dari bulan November ini. Kami berempat baru saja selesai latihan basket di sekolah. Seperti biasa, aku, Tobi, Boim, dan Rikky akan pergi ke kedai kue dan ice cream. Tapi, sebelum itu.. entah kenapa keadaan begitu hening diruang ganti. Reflek kami berempat pun menatap satu sama lain. "Ini bakal jadi yang terakhir?", lirih Tobi kepada kami. Serentak kami menundukkan kepala, merenung, dan mengingat momen momen kebersamaan kami selama tiga tahun terakhir ini. "Gue bangga punya sahabat kayak kalian!", ucap Boim yang menunduk. "Bahkan harta bokap gua gaakan mampu beli persahabatan kita!", saut Rikky. "Perasaan baru kemarin gua dihukum gara gara murid b*go pas MOS!", ucapku bermaksud mencairkan suasana. "Ha.. ha.. HAHAHAHAHAHAHA!!!", kami berempat tertawa lepas saat mengingat kekonyolan yang dilakukan Tobi saat MOS. Tapi entah kenapa tidak nyaman sekali situasi ini, kami mencoba tertawa didetik detik perpisahan kelulusan kami yang berarti kami berempat tidak akan bisa bersama lagi.

"Kuy lah! Gua udah gasabar pengen makan ice cream nih!", ucap Boim. Setelah selesai mengganti pakaian, kami pun pergi ke parkiran untuk mengambil motor dan pergi ke kedai kue dan ice cream. Setiba kami di kedai kue dan ice cream, tidak seperti biasanya kedai ini begitu ramai. Saat kami masuk ternyata ada beberapa anak anak seumuran kami yang nongkrong disini. "Oh iya! Malem Minggu ini coy!", ucap Tobi. "Lah iya, ya? Tapi tumben rame bener?! Biasanya juga ga sesumpek gini!", saut Boim pada Tobi."Woy, empat ninja kura kura!", teriak seseorang kepada kami. Ya, itu adalah sang pemilik sekaligus pembuat kue dan ice cream di kedai ini. Namanya Om Ben, dia memanggil kami "Kura Kura Ninja". Haha, itu karena kami empat orang dan kura kura ninja juga memiliki empat anggota.

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang