Teman Baru atau Musuh?!

63 6 4
                                    

Setelah kejadian itu pidato itupun terus berlanjut. Sebenarnya pidato itu mau selesai tapi karena kelakuan WuXian yang membuat kepala sekolah naik kelapa, ermn... maksudnya naik pitam, pidato itu terus berlanjut sampai 1 jam lebih. Menceramahi siswa siswi yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan masalah tersebut. Kaki mereka seakan sudah bermandikan keringat dikarenakan berdiri terlalu lama. Dan nasib Jiang Cheng? Dia kembali ke barisan dengan bersumpah bakal membuat WuXian menjadi mainan anjingnya setelah pulang sekolah nanti karena telah membuatnya kehilangan muka.

"Tunggu kau WuXian, ku tunggu kau!" Batinnya sambil tetap memaki WuXian di dalam pikirannya. Tiba-tiba ia merasa seperti ada yang memerhatikannya dan iapun langsung mendongak kearah depan.

Mata itu, mata yang seperti permen relaxa, menyejukan hati bagi yang memakan permen itu. Kelembutan tercermin jernih dari mata itu.

Sekejab saja Jiang Cheng seperti tersihir oleh mata itu.

Dari matamu, matamu, kau buat aku jatuh cinta~

Ku melihat-melihat ada baya,-umph?!

Seketika murid yang menyanyi lirik lagu cinta itu disumpel dengan kertas. Pelakunya tak lain dilakukan oleh Jiang Cheng.  Jiang Cheng merasa risih, mending suara bagus lumayan bisa jadi backgroud musik suasana hatinya. Lah ini suara cempreng kaya kuda kelindes kereta.

Tunggu, dia cuma badmood dan ditambah suara jelek itu semakin merusak moodnya.

Iya, itu yang dipikirkan Jiang Cheng.

Iya, dia denial pada perasaannya sendiri

Dasar tsundere akut.

//author dicambuk//

Jiang Cheng mengalihkan pandangannya, dan yang benar saja. Pemuda itu menatapnya sambil tersenyum lembut. Jiang Cheng langsung melihat seluruh tubuhnya, mengecek apakah dia memakai seragam sekolah dan bukannya kostum badut yang sering lewat di depan rumahnya. Oke! Gak ada yang gak beres dengan pakaiannya. Dia tidak perlu memeriksa wajahnya karena dia tahu kalau wajahnya itu ganteng, cakep, berkharisma, yah pokoknya gak ada yang dimalu-maluin dan lucu.

Dia menatap heran kearah orang itu sambil memiringkan sedikit kepalanya. Ehhh bajigurrr! Orang itu juga sedikit memiringkan kepalanya dan senyum itu tak hilang dari wajah gantengnya. Jiang Cheng rada berkeringat dingin dan pikiran negatif berlandas di otaknya.

"Ckckck sayang banget, wajah ganteng tapi otaknya miring. Disayangkan banget, eh wait kok aku ngomong kaya cewe yang sedang naksir? Gak-gak-gak! Jiang Cheng, kamu itu 'lurus'! Gak 'belok'! Kamu masih suka dengan oppai daripada pisang! Sadarlah Jiang Cheng! Sadar!" Batinnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Eh... pemuda yang memerhatikan Jiang Cheng malah tertawa kecil saat melihat kelakuan Jiang Cheng, dan Jiang Cheng yamg merasa di tertawa itu gak terima dong! Harga dirinya yang tinggi seperti menara eiffle membuatnya kesal tak terima perlakuan ditertawakan seperti itu. Dia menatap kesal ke arah orang itu.

"Ish apa-apaan sih! Ngetawain orang gak jelas gitu. Woy! Aku ini bukan badut buncit yang sering lewat di kompleks rumah yah! Ketawa dari situ! Pengecut lu! Sini hadapi Jiang Cheng! Ku cabut semua gigimu kalau kau berani ngetawainku!" Batinnya lagi sambil terus menerus melontarkan tatapan, setajam silet. Tapi bukannya berhenti senyum pemuda itu hanya mengentikan tawanya dan menatap intes ke Jiang Cheng. Dengan senyum lembut dan pancaran cahaya suci dari wajahnya membuat Jiang Cheng merasa silau dan tersucikan.

"Ugh... udahlah! Anggap aja gak liat! Anggap aja dia gak ada duduk di depanmu, percuma aja ngeladenin orang yang miring otaknya." Jiang Cheng pun berusaha tak melihat orang itu dan berusaha fokus menatap kearah kepala sekolah. Orang itu tetap menatap Jiang Cheng dan satu kalimat terlintas di pikirannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak Sekolah Satu SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang