Mendung. Bukan berarti akan hujan.... Tapi mungkin hanya 50% orang didunia ini yang akan percaya. Seperti hari ini, hujan dibulan desember adalah hal biasa yang kurasakan didaerah khatulistiwa ini. Rasanya seperti setiap hari tuhan menangis tak ada ceria yang kulihat diatas sana.
Jika hujan turun aku berangkat naik sepeda memakai jas hujan berwarna baby blue,warna kesukaanku. Walau memakai jas hujan tetap saja seragam dan rok ku basah. Bukan berarti karena jas hujan ku robek atau bolong tetapi karena cipratan saat mengayuh sepeda.
Aku tinggal didesa yg dekat dengan perkotaan mungkin bisa dibilang kotadesa.Hari ini. Aku tak bisa berangkat sekolah karena sepedaku yg kempes bannya kemarin akibat anak anak nakal dikelas ku. Ya, aku tak mudah bergaul dan kadang ehmmm... hampir selalu sendirian. Tapi aku tak menyesal karena itu. Aku menyukai suasana yang sepi daripada gaduh.
Akibat dari sepeda ku itu,aku harus menunggu bus sekolah untuk berangkat. Sebenarnya murid diharuskan memakai transportasi umum yang disediakan sekolah agar tidak ada yang menyusahkan orang tua. Orang tua ku juga selalu menyuruhku untuk pergi kehalte bus. Tapi aku tak mau. Bukannya bagaimana,tapi sudah kukatakan aku tak suka ditempat yang ramai dan banyak orang yg saling mengenal. Jika aku punya satu teman saja mungkin aku akan naik bus setiap hari. Tetapi sayangnya tidak.
Sambil menunggu bus datang aku memakai earphone untuk mendengarkan lagu sejenak. Karena mungkin terlalu pagi untuk menunggu bus datang. Tiba tiba langkah kaki sayup-sayup kudengar. Semakin mendekat... Mendekat... Dan seorang lelaki yang mungkin sebaya dengan ku jika tidak sebaya mungkin kakak kelas. Seragamnya sama denganku,pasti dia dari sekolahku. Hening. Tak ada yang berbicara sedikit pun. Kurasa beberapa kali dia melihatku. Mungkin dia terkejut, karena setiap hari menunggu bus disini sendirian tapi sekarang ada orang lain,pikirku.
Bus datang tepat jam 7 pagi aku pun naik dan lelaki itu berada dibelakangku. Ramai! Seperti yg kubayangkan. Lalu kulihat sejenak tempat yang sepi dan akhirnya duduk di deretan kursi paling belakang. Tanpa sepengetahuanku lelaki itu duduk disebelahku. Padahal masih banyak kursi kosong. Biarlah.. Aku tak menghiraukannya. Daripada orang yang sekelas denganku lalu mengolok-ngolok ku. Lebih baik orang yang tak kukenal dan tak mengenalku yg duduk disebelahku
Skip
Tet...
Bunyi tanda istirahat. Seperti biasa aku s e n d i r i a n. Setelah mengambil jatah makanan aku langsung duduk ditempat yg biasa kutempati. Yang pasti tempat itu sepi dan jauh dari kumpulan gadis - gadis penggosip.
Hari-hariku hanya begitu saja. Setelah makan\balik ke ke kelas\ke perpus\pulang.
Karena hujan agak reda aku pulang dengan ayah yang kusuruh menjeput. Walau memang ayah tak mau tapi aku bersikeras agar ayah mau menjemputku.Aku tak tau mengapa bengkel didekat rumahku tak kunjung buka dari kemarin. Jadi aku harus naik bus sekolah untuk besok sampai bengkel itu buka.
Keesokan harinya
Pagi-pagi sekali. Aku harus berangkat agar tak ketinggalan bus. Walau kutahu jam berangkatnya tepat jam 7, aku hanya tak ingin melihat keramaian di sekelilingku.
~ I've got my ticket for the long way'round
Two bottle whiskey for the way
And I sure would like some sweet company
And I'm leaving tomorrow. What d'you say?When I'm gone, when I'm gone
You're gonna miss me when I'm gone
You're gonna miss me by my hair
You're gonna miss me everywhere, oh
You're gonna miss me when I'm gone~
Sambil menunggu. Aku menyanyikan lagu terakhir yang kunyanyikan dengan satu-satunya sahabatku. Aku pindah kekotadesa ini sejak kls 3 smp dan disaat itulah hari-hariku menjadi sunyi hampa. Tanpa kusadari lelaki kemarin itu ada didepanku. Aku kaget dan langsung menunduk karena malu
Apa dia sudah dari tadi ada disini? Ah rasanya nyawaku melayang.
Lama dengan keheningan..... Tiba tiba dia membuka mulutnya dan berkata
"Hey!"mungkin ia ingin mengatakan ini dari keheningan kemarin.
" hee...y" kataku yang mungkin tak didengar oleh semut! Apalagi lelaki itu. Tapi aku tak peduli
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain || Hwall✔️
FanfictionPertemuan yang diawali karena hujan dan karena pertemuan itu juga mengubah hidupnya