Love Volunteers #GrasindoStoryInc

Prolog

Aku tidak ingin menganggap cintaku seperti bunga karena hakikatnya bunga akan layu. Aku hanya ingin melukiskan cintaku seperti Dahlia yang mekarnya bertahan lama.

Saat cinta belum hadir menemani perjalanan ini, belum menemukan hak sebenarnya dengan siapa ia akan berlabuh? Menjadi seorang wanita dengan menjunjung tinggi kesucian seperti yang disimbolkan Bunga Dahlia, orang yang berdiri teguh dalam kesucian. Karena cinta itu suci, hadir dalam setiap detak jantung manusia, dan anugerah dari Sang Pencipta.

Aku ingin hidup bersamamu saat kau mengucapkan ikrar di depan penghulu dan disaksikan semua orang bahkan alam semesta turut tersenyum mengiringi akadmu.

Bunga Dahlia yang berarti juga kondisi yang labil. Bagaimana hendak dikatakan, meski umurku yang menghampiri kepala tiga, tidak menjamin bahwa Aku sudah menjadi dewasa karena Aku tetaplah insan biasa. Insan yang sedang mencari jati dirinya.

Aku yang digadang-gadang akan menjadi perawan tua di kampungku sendiri dikarenakan anak mereka paling mentok menikah usia dua puluh lima tahun. Sungguh aneh mereka, bukankah jodoh ada di tangan Sang Pencipta. Ia akan datang jika menurutnya kita sudah siap menjemputnya bukan karena keinginan. Bukankah Allah mengatakan akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.

Sebagai relawan, berkelana membantu hamba-Nya yang sedang bersusah. Kau akan menemukan banyak hal, hidup yang harus kau syukuri dibanding mereka. Menemukan cinta yang selama ini bersembunyi. Tapi kau tidak akan tahu cinta seperti apa yang akan kau temukan. Ini bukan hanya tentang cinta seorang wanita kepada pria tapi masih banyak cinta yang bisa kau temukan.

Menjadi pribadi seperti yang disimbolkan bunga Dahlia tidak mengubah bahwa Aku tetaplah hamba-Nya semua akan ku jatuhkan hanya pada-Nya. Karena Aku adalah Zara. Zara Nur Dahlia. Relawan Garbi dari Makassar.