01

1.5K 112 8
                                    

Casts : Donghae, Hyukjae

Genre : drabble[?], boys love, semi canon, semi hurt[?]

A/n : bahasa lokal ala teenlit, if you dislike just ignore this fic
.
.
.
Hyukjae mengerucutkan bibir pinkish miliknya selagi ibu jarinya masih giat menggulir laman akun twitter miliknya. Dalam hati ia masih tidak berhenti merutuk kesal pada kekasihnyaㅡDonghaeㅡyang beberapa jam lalu mengunggah snapgram di akun instagramnya. Ia melirik tajam ke arah kamar mandi, tempat di mana Donghae kini masih asik bersenandung sambil membersihkan diri. "Dasar idiot!" kali ini bukan lagi rutukan dalam hati, melainkan ucapan sungguhan.

CEKLEK

Sekitar limabelas menit kemudian, Donghae menampakkan dirinya yang bertelanjang dada sembari mengelap lehernya yang dibasahi tetes air dari rambutnya. "Sayang, tolong bantu keringin dong."

Hyukjae masih saja cemberut, menatap Donghae sangar. Tapi akhirnya dia meletakkan ponselnya di nakas lalu menyambar handuk yang dipakai Donghae. Melipat kedua kakinya lalu menepuk kasur, isyarat agar Donghae duduk di depannya. Tanpa basa-basi lagi, dia langsung melakukan apa yang tadi Donghae minta padanya.

Merasakan bagaimana 'brutal'nya Hyukjae mengeringkan rambutnya, membuat Donghae mengernyit heran. Dia tak langsung bertanya, melainkan mengingat-ingat apakah ada kesalahan yang tak sengaja ia lakukan sepanjang hari ini. "Udah!" lamunan Donghae buyar begitu nada ketus dari bibir imut Hyukjae terdengar. Begitu menoleh, wajah yang biasa semanis bluberry cheesecake kesukaannya kini berubah masam seperti strawberry cheesecake kesukaan Hyukjae.

"Kenapa sih, kok kesel gitu? Aku buat kamu marah?"

"Nggak!"

"Ya terus? Kok kamunya ketus gitu sama aku?" Donghae masih mencoba melembutkan suaranya, bersabar sampai Hyukjae menjawabnya. Tapi yang ada malah wajah masam Hyukjae makin terlihat masam. "Lee Hyukjae?" tanya Donghae sekali lagi.

Memanggilnya dengan nama lengkap diiringi nada bicara yang tegas, adalah pertanda Donghae tidak suka bila diabaikan. Untuk ini, hanya berlaku padanya saja. "Mereka semua jadi tau, Donghaeeee~" bukan lagi nada ketus yang terlontar, melainkan rengekan dari bibir Hyukjae. Mau tak mau, Donghae menghela napas panjang-panjang.

"Sayang..."

"Kan aku udah bilang, nggak usah upload apa-apa ke instagram. Ini malah buat instastory. Mana tadi ketemu ELF juga di jalan." Hyukjae memberengut sambil melipat kedua tangan di dadanya.

Donghae menghela napas panjang lagi. Hyukjae yang ngambek begini kelihatan menggemaskan sebenarnya. Tapi Donghae masih sayang diri, tidak mau ditendang keluar kamar oleh si cantik kesayangannya ini.

"Ya terus kenapa kalau mereka tau? Biarin aja sih."

"Mereka jadi gosip, bilang kita mau nikah lah, apa lah, ini lah..."

"Kita emang mau nikah kan? Nanti."

Hyukjae diam. Lidahnya mendadak kelu, tak bisa membalas Donghae lagi. "Donghae..." ucap Hyukjae lirih.

Donghae tahu, topik mengenai pernikahan menjadi sangat sensitif bagi Hyukjae sejak beberapa bulan lalu, saat promo monthly release di Jepang dirinya mengatakan tentang konsep pernikahannya kelak. Sejak itu ELF tak henti membahasnya, bahkan sejak awal tur konser mereka di Jepang para penggemar selalu mengelu-elukan tentang pernikahan. Hal ini cukup mengusik pikiran Hyukjae hingga mengganggu tidurnya. Donghae tahu itu.

"Kamu sendiri kan yang bilang, kalau aku mungkin nggak bisa ngomong dengan benar tapi aku nggak mungkin bohong. Kita bakal nikah. Di Hawaii." Donghae mengatakan itu seraya menggenggam erat tangan Hyukjae diiringi sorot penuh keyakinan.

"Kita udah berapa kali bahas ini, Hae. Ini nggak semudah kayak apa yang kita bayangin..."

"Ya itu karena kamu terlalu mikirin yang lain. Kamu yang nggak yakin sama diri kamu dan aku di sini bakal terus ngeyakinin kamu untuk itu..."

Donghae melepas tangan Hyukjae di genggamannya, beranjak dari ranjang untuk mengambil sesuatu dari dalam kopernya. Lelaki libra itu kembali dengan sebuah kotak beludru hitam. Kotak yang Hyukjae sudah tahu apa isinya. Kotak yang selalu membuat sesak menyeruak di benak Hyukjae.

"Cincin ini..." Donghae membuka kotak hitam kecil itu, "masih menunggu pemiliknya."

Cincin yang sekarang ada di hadapan Hyukjae ini pernah disodorkan Donghae tahun lalu di hari ulangtahunnya. Hyukjae masih ingat bagaimana raut wajah cemas Donghae saat menanti jawabannya yang ternyata berujung pada penolakan. Bagaimana akhirnya lelaki itu tetap tersenyum dan berucap akan terus menunggunya. Meski Hyukjae tahu betapa kecewanya Donghae saat itu.

Lalu kini... apakah cincin itu harus kembali menunggunya?

Hyukjae bukannya tidak mau. Demi apapun di dunia ini, Hyukjae bahkan lebih dari sekedar mau untuk ini. Tapi, Hyukjae sadar ada banyak hal yang ia pertaruhkan di atas hubungannya dengan Donghae. Namanya sendiri, nama baik keluarganya, juga nama besar Super Junior. Karena hubungan ini bukanlah apa yang banyak orang inginkan dan Hyukjae tidak mau menjadi egois dengan menyerahkan segalanya.

"Kamu tau kan, alasannya?" suara Hyukjae mulai bergetar, kedua matanya berkaca-kaca.

Donghae tertunduk mendengar jawaban Hyukjae. Telapak tangan kirinya yang bebas terkepal, menahan emosinya. "Berhenti mikirin orang lain, Hyuki. Ini soal kita, bukan orang lain. Bahagianya kita nggak akan sama dengan orang lain. Bahagianya aku ada sama kamu, cuma kamu..." suaranya juga mulai bergetar, entah menahan emosi atau justru terbawa emosinya. "Jadi mau ya, nikah sama aku? Ayo kita terus bahagia sama-sama..."

Hyukjae menatap lagi cincin emas putih yang masih 'menunggunya' itu. Hanya cincin emas putih biasa namun Hyukjae tahu ada kesungguhan cinta Donghae yang melingkupinya. "Iya. Aku mau. Kita... nikah."

Sebulir air mata Hyukjae menetes usai mengatakan itu. Begitupun Donghae. Dia langsung memeluk Hyukjae sambil terus mengucap terimakasih. Mengecupi seluruh wajah Hyukjae yang berakhir dengan memagut dan melumat bibir sang kekasih. "I love you, Hyukjae. I love you. I love you..." Donghae mengecup bibir Hyukjae sekali lagi sebelum akhirnya menyematkan cincin di jari manisnya. "Kita nikah. Di Hawaii. Tapi nanti, sekarang liburan dulu. Sambil survey tempat."

Hyukjae tidak bisa menahan tawanya mendengar Donghae mengatakan itu. Lee Donghae yang dikenalnya 18 tahun lalu itu masih sama. Dia tetap jadi lelaki yang akan melakukan apapun untuk mewujudkan keinginannya. Termasuk menikahinya di Hawaii.

ㅡend.

A/n : terinspirasi dari fakta bahwa ternyata lee donghae juga membawa serta lee hyukjae liburan ke hawaii. Tapi sedikit mellow sama apa yang ada di fandom.

LOVE IN HAWAII [TWOSHOTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang