CHAPTER 2

4 0 0
                                    

Ayra berjalan sambil menggandeng kedua lelaki ini memasuki setiap jejeran toko yang ada di Mall itu. Sudah banyak belanjaan yang kini di pegang Kanta dan Azzam tetapi Ayra belum terpuasi selama dompet lelaki disamping kanan kirinya ini belum terkuras habis.

Seragam sekolah mereka bahkan sudah terganti dengan baju yang baru mereka beli.

Ayra kini memilih baju pria sambil sesekali menyocokkan dibadan kedua lelaki dihadapannya ini. Saat merasa Kanta dan Azzam cocok dengan pilihannya, Ayra langsung memberikan kepada kedua lelaki ini untuk memegangnya.

Sudah banyak baju bahkan celana yang dipegang lelaki itu tapi Ayra masih tetap menyusuri setiap gantungan untuk melanjutkan memilih.

"Ini udah banyak banget Ra." Kata Kanta sambil mendudukkan dirinya di kursi dalam toko itu yang diikuti oleh Azzam.

Ayra tertawa pelan. "Kalau bukan aku yang milih baju kek gini buat kalian, mana mau kalian beli baju sendiri. Dari dulu juga selalu begitu jadi jangan banyak ngeluh." Jelas Ayra sambil menunjuk lelaki dihadapannya bergantian. "Uang kalian juga bakal nangis kalo disimpen didompet terus." Sambung Ayra terkekeh.

Saat aktivitas memilih Ayra telah usai, Kanta dan Azzam langsung mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayarnya saat dikasir.

Mereka betiga berjalan keluar toko dengan bertambahnya belanjaan yang dipegang oleh Ayra karena tangan kedua lelaki itu sudah banyak memegang belanjaan.

Ayra berhenti saat menatap jajanan ice cream yang mereka lewati."Zam, aku mau ice cream." Ayra memasang wajah memohonnya menatap Azzam.

"Yauda--" Ucapan Azzam terpotong.

"Gak usah. Lo lupa? Setengah jam lagi lo ada les. Harus cepet pulang." Kata Kanta meneruskan jalannya.

Ayra menunduk kecewa mendengar ucapan Kanta sambil mengembungkan pipinya.

"Nanti kita beli yah." Kata Azzam mengusap rambut Ayra dan meneruskan jalannya.

Ayra hanya mengangguk sebagai jawabannya.

🍫🍫🍫

Ayra menopang dagu menatap pria yang tiga tahun lebih tua darinya ini yang tak henti-hentinya menerangkan berbagai pelajaran yang bahkan tak sedikitpun dimengerti oleh Ayra.

Matanya kini menyusuri setiap ruangan mencari seseorang. Ayra menghela nafas berat saat tak ada seorangpun yang ada diruang keluarga kecuali mereka berdua.

"Kak, boleh pinjam ponsel nggak?" Tanya Ayra menatap lesu guru privat dihadapannya ini.

"Mau ngapain emang? kan lagi belajar." Kata Rio, guru privat Ayra.

"Nggak boleh yah? Cuma mau nelfon Azzam, buat bawain makanan, laper."

"Lo yang lapar, kenapa jadi Azzam yang ribet." Rio hanya menggelengkan kepalanya sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Ayra menerima ponsel yang diberikan Rio dan mulai menekan nomor Azzam yang sudah sangat ia hafal.

"Azzam, Kamu dimana? Ayra laper, bawain makanan yah! bawain makanan kesukaan Ayra, sekalian Azzam makan bareng Ayra juga, oke!" Kata Ayra bertubi-tubi saat panggilannya sudah dijawab yang berhasil membuat Rio molongo.

"..."

Tak ada jawaban yang didengar Ayra dari seberang sana.

Tok! Tok! Tok!

Ayra mengerutkan keningnya menatap pintu yang diikuti oleh Rio. Ayra mulai berjalan mendekati pintu itu, tapi ditarik oleh Rio agar berlindung dibelakangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang