2. Kekacauan di Sekolah!!

22 12 9
                                    

~Dia yang dulu sering bersamaku, kini mulai menjaga jarak dariku~

(Rei, Irna)

***

Beberapa hari setelah itu, setelah kelas XI-IPA B kedatangan murid baru, Rei yang dulunya periang dan aktif , mulai terlihat sering melamun.

Apalagi setelah ia mengetahui bahwa orang yang disukai oleh cinta pertamanya, Miran adalah sahabatnya sendiri, Faiz.

Sebuah ironi, padahal Faiz dan Rei adalah sahabat yang saling mempercayai satu sama lain.

Faiz pun hampir setiap pagi, sering terlihat bersama Miran. Faiz tampak begitu peduli kepadanya, mungkin dia juga menyukainya.

Rei serasa dikhianati oleh dua orang sekaligus. Pemandangan itulah yang sering Rei lihat dikelasnya sehari-hari.

Ketika seseorang melihat suatu pemandangan yang tidak ingin mereka lihat, mereka akan menolak kebenaran dan melarikan diri dari kenyataan.

***

Pagi itu benar-benar hari yang cerah! Namun Rei tidak terlalu suka berada didalam kelas.

"Rei! Kamu mau kemana?" Kata Irna, teman masa kecilnya itu benar-benar mencemaskan Rei.

"Maaf, aku mau bolos! tolong kasih tau Pak Deni kalo aku lagi sakit hari ini!"

"Hah? Rei! Tu. . Tunggu . . !"

Rei langsung melangkahkan kakinya keluar kelas.

'Apa yang akan aku lakukan, aku bahkan tidak punya rencana apa-apa jika bolos Hufffff!' Gumamnya.

'Baiklah aku akan keatap saja!'

. . .

Diatap, Rei yang terlihat merenung mendengar suara jejak kaki mendekatinya. Meski begitu, Rei tidak peduli dengan hal itu.

"Rei! Kamu ini kenapa sih?" Ternyata Irna menyusul Rei ke atap.

"Irna. . . Nggak, aku cuma cari angin!"

"Kalo kamu bolos nilai kamu bisa turun lho!" Irna mencoba membujuk Rei.

"Itu juga berlaku buat kamu bukan?" Balas Rei.

"Enggak apa-apa! aku ini orangnya jenius gak kayak kamu REI!"

"Maaf, bisa gak kamu tinggalin aku sendiri. . ."

"AH SUDAHLAH, AKU MUAK!! Lihat kan apa yang terjadi! Miran mencampakkanmu! Itu semua gara-gara kamu GAK PEKA ke sekeliling kamu REI!" Bentak Irna kehilangan kesabarannya.

". . ." Kali ini Rei tampak murung. Baru pertama kalinya ia dibentak oleh teman masa kecilnya.

"Dasar laki-laki gak peka!" Dengan kesal, Irna lalu pergi meninggalkan Rei sendiri.

. . .

Rei malah makin dalam dengan lamunannya. . . . .

Dung. . .

Dung. . .

Dung. . .

Huhh?

Suara apa itu? Rei melihat ke gerbang belakang sekolah. Disana terlihat seorang pria paruh baya menggunakan jas abu membenturkan kepalanya ke besi gerbang sekolah yang tertutup tersebut.

Suaranya sangat keras, bahkan terdengar sampai tangga atap sekolah. ada apa sih dengan pria itu. . . ?

Guru-guru dan Security yang mendengar mulai berdatangan menuju gerbang belakang sekolah, untuk jaga-jaga mereka bahkan membawa alat-alat sederhana sebagai senjata!

"WOI!! Loe ngapain disini?" Bentak security. Security itu lalu menarik baju kerahnya dan membenturkan kepala pria itu kegerbang hingga lebam! Apa-apaan coba itu?

"Tunggu pak! Jangan pakai kekerasan." Bu guru BK tampak cemas melihat kejadian itu.

"Grlll. . . Nghhhhh. . . Nghhhh. . ." Pria paruh baya itu hanya mengerang. Dia mulai mendekap tangan pak security. Tunggu!? Dia menggigitnya hingga keluar darah dari nadinya!!

Pak security tersungkur melenguh kesakitan, ia mulai kehilangan kesadaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak security tersungkur melenguh kesakitan, ia mulai kehilangan kesadaran. . .

"Ehh? Bohong kan? Gak mungkin dia mati hanya karena gigitan kecil." Bu Yuli guru biologi yang ada disana terlihat khawatir.

Security itu mulai terlihat kejang-kejang. Ia melenguh kesakitan, suara itu perlahan mulai berubah menjadi erangan.

"Pak . . Bapak gak apa- apa kan . . . ?!" Cemas para guru yang berkumpul disana. Security itu terlihat memegangi bahu Ibu Yuli, ia mendekatkan wajahnya .

"WHAAAAAA!! TUNGGU! . . . SAKIT! SAKIT! ARGHHH. . ."

Tunggu apa yang terjadi? Kali ini malah security itu yang menggigit lehernya Bu Yuli. Kejadian yang sama seperti barusan.

Setelah itu tanpa pikir panjang, Rei segera pergi dari tempat tersebut. Karena pemandang yang ia saksikan selanjutnya adalah mereka saling membunuh satu sama lain.

Sebagian guru-guru yang disana pun lari kesana kemari. Hanya ada satu hal yang bisa dilakukan saat ini.

Pergi ke kelas untuk mengambil barang-barang yang penting.
'Aku juga harus memperingatkan Irna, Faiz dan Miran. . .' Pikirnya

Meski terasa seperti dikhianati, Rei masih peduli dengan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Highschool IsolationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang