Seoul, 2020.
Kota Cosmopolitan yang menjadi destinasi para pelancong antar negara. Kota yang tidak pernah tidur. Hanya dihuni oleh orang-orang yang sibuk hilir mudik di pedistrian jalan, dengan segenap beban dikepala dan pundak masing-masing. Gedung-gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, Caffe dan Club malam, taman bermain, bahkan transportasi gantung diudara hanyalah sebagai hiasan penarik devisa.
Hari ini adalah tanggal 30 Oktober. Seluruh manusia di kota ini sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk hari Halloween. Hiasan labu kuning berukiran wajah menyeramkan menjadi pemandangan setiap pusat perbelanjaan, caffe, bahkan sisi jalan taman kota.
"Trick or Treat!" teriak seorang bocah laki-laki berusia sembilan tahun, yang mengenakan jubah hitam menutupi tubuhnya dengan sebuah topeng di wajahnya.
"Ah kamjaghiya." kaget anak lainnya yang setahun lebih tua darinya--sambil menutup mata. Namun si pelaku malah tertawa dibalik topengnya.
"Yak! Jungkook, Jangan menakutiku!" gerutu si anak yang menjadi korban kejahilan dari anak yang bernama Jungkook tersebut.
"Hahaha.. Jimin, kau ini gampang sekali kaget. Kau lihat tidak, ekspresi wajahmu tadi. Sungguh sangat lucu. Hahaha."
"Mana mungkin aku bisa melihat wajahku sendiri tanpa cermin. Pabo."
"Haha..Benar. Jadi., Trick or Treat?"
"Tidak usah tanyakan lagi. Aku sudah kena trick mu." jawab Jimin mendelik sebal.
"Baiklah, kalau begitu berikan aku permen." ucap Jungkook sambil membuka topeng yang dikenakannya, kemudian mengulurkan tangannya kearah Jimin.
"Tidak akan. Sebelum kau berhasil menangkapku." ucap Jimin berlari meninggalkan Jungkook.
"Hei, Jimin. Kau curang." seru Jungkook pada Jimin yang terus saja berlari tanpa memperdulikan Jungkook.
"Itu bukan curang. Tapi itu adalah Trick ku." teriak Jimin sambil berlari.
"Hei.. Berhenti." ucap Jungkook yang kemudian ikut berlari mengejar Jimin.
Kedua anak laki-laki itupun berkejaran di pedistrian jalan. Melawan arus manusia, karena pada malam halloween selalu banyak event di pusat kota. Jimin dan Jungkook terus berkejaran tanpa memperdulikan orang-orang yang tak sengaja mereka tabrak, dan bahkan tak jarang yang mengumpat, menyumpahi.
Keduanya hanya tertawa sambil terus berlari menjauhi keramaian, sebelum akhirnya mereka berhenti karena kelelahan. Jimin mendudukan dirinya pada bangku panjang yang ada di taman, disudut kota Seoul. Taman yang sudah jarang sekali dikunjungi.
"Hahhh... Kau... tidak akan aku berikan permen... karena tidak berhasil menangkapku." Jimin tersengal menyelesaikan kalimatnya, setelah kelelahan dan terlalu jauh berlari.
Jungkook yang datang setelahnya, menghampiri Jimin dan mendudukan dirinya disamping Jimin yang masih terlihat kepayahan.
"Baiklah." Jungkook menarik nafasnya lalu membuangnya kasar. "Jika kau tidak mau. Aku tidak akan memaksa." lanjutnya. Jimin pun tersenyum menanggapi. Jungkook sudah tidak berminat pada permen yang menjadi alasannya berlari mengejar Jimin.
Jungkook menatap langit sore diatas mereka yang ditutupi awan hitam pekat. Sepertinya akan hujan lagi.
"Jim, Jika seandainya kau diberikan kekuatan super, apa yang kau inginkan?" ucap Jungkook yang masih menatap langit--menyenderkan punggungnya pada sandaran bangku taman.
"Apa yang kau bicarakan." ucap Jimin ikut menatap langit.
"Kalau aku diberi kekuatan super, maka aku ingin menjadi orang terkuat di dunia." ucap Jungkook. Jimin tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Wings Of Arch [ Kookmin ]
FanfictionSemua bermula oleh peristiwa mengerikan di malam Halloween yang merenggut milyaran nyawa manusia. Vampir yang awalnya hanya mitos, menampakan diri dengan melakukan invasi besar-besaran diseluruh dunia. Menebar virus mematikan yang hanya menyisakan a...