161

7 0 0
                                    

pagi yang tak secerah biasanya

aroma khas tanah basah dan teh panas yang tersedia di meja makan, pagi ini aku sendirian

tanpa sadar musim kemarau mulai tergantikan oleh penghujan, tapi tidak untuk dirimu

aku ingin menceritakan sedikit tentang dirimu dan biarlah bagian ini akan menjadi yang terpanjang, ini tentang dirimu.

ku temukan dirimu setahun yang lalu, aku mengetahuimu dari sosial mediamu, kau tampak berambisi dalam dunia maya kala itu. kemudian beberapa saat kemudian tuhan mempertemukan kita dalam sebuah momen, aku tertarik dengan mu, warna kulitmu, caramu bercanda dan menilai dunia. aku terkagum kala itu. 

cinta memang datang kapan saja sesuka cintanya, dan mulailah aku mengetahui nomor whatsapp mu kemudian berniat mengetahui bagaimana kamu, bagaimana keluargamu, bagaimana pekerjaanmu dan semua tentang dirimu.

pada suatu titik dimana aku begitu mendambamu, menginginkanmu, hingga aku berniat memilikimu, aku berpikir kembali tentang seberapa kamu membutuhkan ku, seberapa kamu mengkhawatirkanku, serta bagaimana responmu membalas pesan pesanku, kau tampak singkat, dan biasa saja.

aku tetap saja keras kepala, kau mungkin belum tau bagaimana kerasnya aku ketika berusaha mendapatkan apa yang aku inginkan.

kau tau siapa yang begitu bahagia ketika melihatmu tanpa sengaja? kau tau siapa yang begitu menatikan update media sosialmu? kau tau siapa yang paling ingin bertemu denganmu saat ini? itu aku.

namun, yang ku dapat hanya dirimu yang dingin. sikapmu yang mengalahkan dinginnya suhu udara pagi ini, membuatku diam pada diriku sendiri.

bulan demi bulan berganti, tiba tiba tuhan dengan sengaja mempertemukan kita lagi, entah bagaimana tuhan bisa melakukan hal ini dengan mudah, sedangkan aku yang sudah beberapa kali mengatur jadwal namun tetap saja tidak terealisasikan.

kemudian untuk sekian lama hal ini terulang lagi, namamu muncul dalam notif whatsappku, menanyakan bagaimana kabarku sampai mengucapkan rindu. haha indah sekali tutur katamu.

aku tetap tenang, tetap meyakinkan hatiku bahwa semua akan baik baik saja, ini hanya sementara, rasa senangku atas notif namamu tak boleh berlangsung lama lama, aku tetap harus biasa saja.

benar saja, sesaat kemudian kau kembali hilang.

aku tau dirimu, aku tau siapa kamu dan aku tetap memintamu pada tuhanku lewat doa tengah malamku. setiap hari, setiap malam aku memalukan itu.

namun kenyataannya, bulan kemarin kau bertunangan dengan kekasihmu, ...

aku berhenti kasih, aku berhenti memintamu lagi pada tuhanku, aku berhenti menyebut namamu dalam doa ku

-to be continued-


KERLIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang