1

34 14 0
                                    

Assalamualaikum bundaaaa!!!"
Itulah suara teriakan Risa dari luar. Anak satu-satunya dari keluarga Anggoro, selalu dimanja sejak kecil dan apapun yang Risa minta akan dituruti, membuat Risa merasa lupa bahwa ia sudah beranjak dewasa. Dan apa yang harus ia jalani saat ini untuk masa depan.

"Waalaikumsallam, hey. Kenapa kamu teriak-teriak sayang". Terlihat bundanya sedang membersihkan dapur, yang sepertinya sudah selesai memasak. "Lalu kenapa kamu sudah pulang jam segini?". Lanjutnya, dengan suara yang sangat lembut. Waktu itu menandakan pukul sepuluh pagi.

"Gurunya rapat bun". Jawab Risa datar, lalu ia mengambil makanan dimeja makan yang sudah disediakan bundanya.

"RISA CUCI TANGAN KAMU DULU". Bundanya berteriak, tapi tidak ada jawaban dari Risa. Lalu bundanya melebarkan mata dan mendekatkan dirinya dengan Risa. Hingga akhirnya Risa menuruti bundanya.

***

Ponsel Risa berdering

"Halo, Sa". Terdengar disebrang sana suara Mega. Ia teman Risa sejak sekolah dasar.

"Yaaaa, ada apaan malem-malem gini". Waktu pukul sembilan malam, Risa sudah mulai mengantuk dan ingin bermanja dengan kasur kesayangan.

"Gabut nih gue, temenin gue Sa".

"Ayo lah"

Seperti itulah kebisaan Risa dengan temannya, keluarnya malam hari.

***

"Waaaah!! Risa baru muncul, kemana aja?. Geby, ia cowo tertampan yang pernah Risa temui, dulu Geby pernah mengungkapkan rasanya kepada Risa, namun Risa menolak. Karena Geby dibawah umur Risa.

"Banyak dikurung bunda gue nih sekarang". Sambil menuangkan wine digelasnya.

"HAHAHAHAHAHA. Lama-lama jadi anak rumahan!!!". Saut Mega sambil mengepulkan rokoknya.

"Basi banget lo." Saut risa sambil menoyorkan kepala Mega.

Kring kring kring
Panggilan dari bunda Risa

"Ya.... halo bun"

"Kamu dimana Sa?" nada bundanya dengan suara khawatir.

"Main bun sama Mega."

"Cepat pulang nak, besok ayah ngajak kita semua ke rumah eyang."

"APA BUN?!!!. Mau ngapain sih, aku lagi gaada hari libur padahal bun".

"Karena eyang mu sedang sakit Risa. Liburan kemarin juga kita tidak berkunjung kan? maka ayah jadwalkan besok kita ke rumah eyang, ayah juga lagi tidak sibuk, kamu pun sepertinya."

"Ya sudahlah bun, sebentar lagi aku pulang". Lalu ia menutup teleponnya dengan wajah kesal.

Risa menghampiri kedua temannya yang sedang bersenang-senang dibawah lampu diskotik.

"Gue balik duluan". Kedua temannya pun menongok kearahnya.

"HAH? seriusan lo? tumben banget balik jam segini biasanya males balik HAHAHAHAHA". Ucap Mega, memang benar Risa baru kali ini ingin kembali kerumahnya saat masih jam 1 malam.

"Risa lo ga sakit kan?". Terlihat Deby masih tidak percaya dengan ucapan Risa yang ingin kembali kerumahnya.

"Eyang gue lagi sakit, ayah gue merencanakan besok pagi gue sekeluarga berangkat kesana". Dengan wajah memelas.

"Ohhh gitu, salam buat keluarga lo ya". Saut Deby dianggukkan dengan senyuman oleh Mega.

***

Saat sampai dirumah

"Dari mana saja anak perempuan keluar rumah malam hari tanpa sepengetahuan orang tuanya." Ucap ayahnya dengan nada sedikit tegas.

"Main".

"Mau sampai kapan kamu seperti ini? bergaul dengan orang yang tidak menghargai waktu masa mudanya, seperti kamu. Mau jadi apa masa depan kamu nantinya. Kamu tidak selalu hidup dengan ayah bunda saja, tidak bergantung dengan ayah bunda. Kamu sudah besar Risa, seharusnya kamu berfikir ayah bunda sudah tua, lalu siapa yang akan merawat ayah bunda kalau bukan kamu?. Semoga apa yang selama ini ayah nasehati, kamu bisa sadar." Lalu ayahnya meninggalkan Risa sendirian.

Risa mengerti bahwa pergaulan ia selama ini sudah mengecewakan ayah bundanya. Tetapi Risa tidak tahu bagaimana caranya menghilangkan kebiasaan ini.

Cermin Risa [CERPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang