2

18 8 0
                                    

Malam ini keluarga Risa sudah sampai dirumah eyangnya.

Makan malam pun tiba

"Alhamdulillah kita masih bisa berkumpul dirumah eyang." Ucap eyang Risa penuh dengan senyuman hangat.

"Iya bu alhamdulillah". Disaut oleh ayah dan bundanya Risa.

"Risa enak ga masakan eyang?".

"Enak banget yang, apalagi makannya ditempat dingin kaya gini". Jawab Risa penuh semangat

"Alhamdulillah, padahal dulu waktu kamu sekolah dasar gasuka masakan eyang, maunya kalau disini makanan junk food".

"Hahahahaha iya kan dulu yang, sekarang aku makannya apa aja yang penting kenyang".

Semuanya tertawa bersama. Terlihat disana keluarga Anggoro yang damai penuh tawa. Tidak seperti hari biasanya.

Pagi hari banyak cuitan burung, udaranya pun segar tidak banyak polusi. Memang rumah eyang Risa jauh dari kebisingan kota.

"Risaaa". Risa terbangun dari lamunannya

"Apa bun?".

"Itu tadi dicari eyang". Bundanya sedang menyiapkan sarapan.

"Okay, aku nyusul eyang dulu ya".

Telihat eyangnya sedang menyiram tanaman

"Eyang tadi nyari aku?".

"Iya nak, tadi eyang mau minta bantu kamu buat nyiram tanaman."

"Maaf eyang, tadi aku keasiakan liat-liat suasana disini. Ohiya eyang kan lagi sakit kenapa eyang jadi banyak aktivitas gini?".

"Pindah disini aja kalo asik, temanin eyang. Eyang bosen kalau hanya diam saja, lebih baik eyang seperti ini, seperti olahraga kecil kan?".

"Iya juga".

"Risa nanti bantu eyang merapikan kamar eyang

"Siap laksanaka!!".

Lalu eyangnya tersenyum gembira.

"Nak, Risa tolong singkirkan kardus ini ya". Risa menyingkirkan kardus itu.

"Risa didalam kardus itu baju-baju eyang yang sudah tidak eyang pakai. Kalau kamu mau, baju-baju itu kamu kirim ke panti jompo".

"Ohh gitu ya yang? Insya allah nanti Risa kirim deh".

"Oh iya, eyang ini apa?". Risa sedang menelusuri sebuah benda yang tertutup kain batik.

"Itu cermin eyang, cermin itu diberi turun-temurun".

"Cermin ini hanya untuk perempuan saja?". Risa penasaran, mengapa kaca ini tidak dipanjang bahkan kaca ini hanya tertutup oleh kain batik dan sudah penuh debu. Risa menemukan kaca peninggalan ini dibawah ranjang eyangnya. Ada apa sebenarnya?.

"Iya Risa".

Risa menganggukkan kepalanya, tandanya ia mulai paham.

"Risa tolong panggilkan ayahmu".

Ayah Risa datang

"Apa sebaiknya kaca ini ibu beri untuk Risa?".

"Boleh sekali bu. Aku ingin anakku menjadi anak yang penurut dan baik untuk kedepannya".

"Ya sudah kalau begitu".

Lalu cermin tersebut dipajang dikamar Risa. Setiap hari Risa selalu bercermin.

"RISAAAAAA, akhirnya lo kembali disini". Sambutan dari Mega, yang rindu sahabatnya.

"Apasih lebay banget". Risa terlihat risih melihat temannya tersebut.

"Tau ga sih? Selama lo gaada, gue kesepian banget, gaada temen buat mabal".

"Eh eh tapi kok ada yang beda dari lo ya? Apa ya". Mega sedang memperhatikan penampilan Risa.

"Sama aja kali".

Sepanjang koridor banyak sekali yang memperhatikan penampilan Risa.

"Risa beda banget ya".

"Ih apa si sok alim banget".

"2 minggu gak sekolah mondok di kampung mungkin".

Dan masih banyak lagi ocehan dari pelajar SMA Nusa 1. Sampai Risa bingung apa yang berubah dari penampilannya.

"Risa, lo denger ocehan tadi?".

"Yaaa, emang apa yang berubah dari gue?".

"Nih gue kasih tau. Wajah lo udah gaada make up an biasanya pake, sekarang lo pake kaos kaki sebetis, tas lo udah beneran kaya anak sekolahan, DAN SEKARANG BAJU LO UDAH GA NGETAT LAGI DONG!!! salut banget gue".

Risa terburu-buru pergi ke toilet

"Kenapa ya gue jadi gini?".

Saat sampai rumah

"Assalamualaikum ayah".

"Waalaikumsalam, kenapa jam segini sudah pulang? Biasanya malam". Kali ini Risa pulang jam 6 sore

"Gatau yah, aku ngerasa ada yang beda".

"Alhamdulillah". Wajah ayahnya terlihat sangat gembira.

"Ayah, Risa ayo kita makan dulu". Bunda Risa yang sudah menyiapkan hidangan makan malam.

Hening

"Ayah, aku ingin tahu sebenarnya cermin itu ada apanya?". Akhirnya Risa memecah keheningan itu.

"Okay kalau begitu ayah beri tahu".

"Sejak dahulu cermin itu ditemui oleh sesepuh dikeluarga ayah. Lalu cermin itu dipajang secara turun-temurun dirumah uyut-uyut kita, cermin itu membawa kebaikan untuk keluarga ayah, seakan didalam cermin tersebut ada yang menunjuk suatu jalan yang benar. Maka dari itu ayah sangat bersyukur, kamu berubah seperti ini". Lalu ayah Risa memeluk Risa hangat.

"Bukan karna cermin itu saja, ini berkat dari ayah dan bunda selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar kamu menjadi anak kami yang tidak lewat dari batas pergaulan".

"Maaf ya ayah bunda, Risa sudah menjadi anak yang mengecewakan ayah bunda. Insya Allah Risa akan berubah menjadi lebih baik."
                                        
                                        TAMAT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cermin Risa [CERPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang