Malam itu si upik lagi jalan sendirian menuju kamar kosnya, dia baru saja kembali dari warung setelah membeli empat bungkus mie instant dan satu botol minuman dingin.
Dia berjalan bersama bayangannya sesaat setelah dia mendengar suara aneh, dia langsung berhenti dan menoleh ke belakang. Rasa khawatir dan takut pun menyerang hati dan pikiran upik.
Dengan langkah tergesa dan setengah berlari, si upik akhirnya nyampe di depan kamarnya yang ada tulisan nomor 333.
Apa yang dilakukan upik selanjutnya adalah mengunci pintu, mematikan lampu, dan berbaring di kasur dengan selimut tebalnya. Orang lain akan berfikir si upik orang yang aneh karna ketika dia ketakutan maka dia akan mematikan lampu kamarnya serta mengunci pintu rapat-rapat.
Sudah tiga hari si upik merasa agak ketakutan di malam harinya, dan merasa seperti ada yang mengikutinya. Ini hari keempat sejak si upik mengurung diri di kamarnya dan bahkan hanya makan mie instan yang di belinya 2 hari yang lalu.
Malam ini upik terpaksa harus keluar rumah karena persediaan air minumnya sudah habis. Dia mengendap endap di kamar sendiri, dan mulai berjalan menuruni tangga karna kebetulan kamarnya ada di lantai dua.
Sesampainya di warung, si upik merasa pemilik warung tersebut memperhatikannya semenjak dia datang dan mengikuti gerak gerik upik yang mulai memilih milih beberapa cemilan ringan.
Karena si upik merasa diperhatikan, akhirnya dia segera membayar belanjaan nya dan keluar dengan cepat. Upik merasakan keanehan lagi, sepertinya ada yang mengikutinya hingga ke depan kos. Dengan gerakan lambat dan ragu-ragu, si upik menoleh ke belakang namun tidak menemukan siapa pun disana.
Hari ini upik berangkat pagi menuju ke kampus dan mencoba melupakan kegelisahannya beberapa hari lalu.
Kegiatan upik di kampus semakin padat karena sudah semester akhir, sehingga terkadang dia pulang malam ke kos nya. Kesibukan upik bahkan tidak hanya di kampus saja, terkadang dia lembur di kos untuk mengerjakan tugas akhir.
Seperti pada malam ini, si upik pulang jam 8 malam dari kampus, mandi dan makan malam kemudian lanjut lagi mengerjakan skripsinya.
Si upik bahkan sudah melupakan ketakutannya tempo hari di kosnya, hingga tibatiba dia merasa seperti ada yang mengetok pintu kamarnya secara perlahan.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, si upik merasa heran siapa gerangan yang mengetok pintunya tengah malam.
Karena sudah merasa ketakutan, dia mematikan lampu dan segera tidur. Belum beberapa menit dia memejamkan mata, dia mendengar suara aneh lagi seperti suara langkah kaki menuju jendela kamarnya.
Si upik mulai berdiri dengan cahaya remang-remang dari lampu kamar mandi, dia menuju pintu kamarnya. Namun sesaat dia merasa seperti ada orang berdiri di belakangnya, dengan kaki gemetar dia melangkah ke tempat tidur dan sembunyi di balik selimut tebalnya.
Keesokan harinya, upik bangun kesiangan karena tidur malamnya yang terganggu.
Dia memandang kearah jendela dan mencoba mencari jejak kaki atau sesuatu yang mencurigakan namun tak menemukan apa apa.Hari ini upik akan mengerjakan skripsinya di kos saja bersama temannya. Karena banyak yang harus didiskusikan , akhirnya teman upik menginap di kos upik.
Si upik sudah was-was apabila nanti ada keanehan seperti malam sebelumnya, dia tidak mau membuat temannya merasa takut di kamarnya.
Akhirnya masih jam 9, si upik sudah mengajak temannya itu untuk tidur namun malah disuruh duluan sama temannya. Karena upik gak bisa tidur tanpa mematikan lampu, dia tetap melanjutkan kerjaannya bersama si teman.
Tidak terasa sudah hampir dini hari, mereka berdua ngantuk dan tertidur begitu saja dengan kertas-kertas yang masih berserakan.
Pagi harinya mereka berdua berangkat lebih awal ke kampus karena ada pertemuan dengan dosen.
Sepanjang perjalanan si upik terus berpikir kenapa keanehan tidak terjadi bahkan hingga tengah malam tadi dia masih terbangun bersama temannya.
Siang hari nya si upik sudah kembali ke kos namun tanpa temannya. Sambil berbaring di tempat tidurnya, dia masih memikirkan kejadian-kejadian aneh yang dialaminya ketika malam telah tiba.
Karena terlalu lelah, si Upik ketiduran hingga pukul 7 malam. Dia terbangun dan merasa kelaparan setelah tidur seharian kemudian mandi dan berencana mau pergi ke warung.
Seketika dia teringat keanehan yang sering terjadi ketika malam, dia mulai takut dan merasa khawatir mau pergi ke warung.
Namun karena perutnya keroncongan , dia memberanikan diri keluar kamar. Upik berjalan dengan santai menuju warung langganannya, dan merasa tidak ada yang aneh hingga kembali ke kosnya.
Dia tersenyum ketika membuka pintu kamar, namun kembali merasa ada yang eneh di belakangnya. Dia melihat ke samping dan belakang namun tidak ada apa apa.
Dengan langkah cepat upik masuk ke kamar dan mematikan lampu kecuali lampu kamar mandi.
Dengan cahaya seadanya, si upik makan malam dalam keadaan takut dan gelisah.
Saat dia berdiri, sosok aneh seperti ada lagi di belakangnya. Upik gemetar dan hampir menangis, tanpa merapikan kamarnya dia tidur dan mematikan semua lampu.
Upik merasa lebih aman tidur dengan keadaan tanpa cahaya lampu dan gelap gulita. Menggulung diri dalam selimut tebalnya dan tertidur hingga pagi.
Seperti biasa upik bangun kesiangan dengan mata lelah dan muka kusutnya, berangkat ke kampus dengan lesu dan pulang dengan rasa khawatir dan gelisah.
Entah apa yang mengganggu malam si upik dan entah makhluk apa yang selalu muncul di belakangnya ketika ada cahaya remang-remang, juga entah siapa yang seolah mengikutinya ketika berjalan di malam hari.
--End--
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita si Upik ?
Short StorySebenarnya siapa nama asli si upik? Siapa yang akan berteman dengan si upik? Siapa yang sering mengikuti si upik? ..........zzzzzzz........