Sudah biasa setiap pagi kediaman keluarga Kim akan berubah rusuh. Semua pelayan sibuk dengan pekerjaannya masing- masing, menyiapkan sarapan, menyiapkan pakaian bahkan menyiapkan sepasang sepatu untuk dikenakan oleh tuan muda mereka. Kim Taehyung anak tunggal kesayangan sang mama tengah asik menyesap teh ginseng miliknya. Duduk di kursi mewah dengan kaki bersilang sementara sang pelayan memakaikan sepasang sepatu kulit hitam mewah miliknya.
Sementara di lain tempat Park Jimin tengah memilih pakaian apa yang kiranya akan menarik perhatian semua cewe di kampus pagi ini. Ah~~siapa yang bisa menolak pesona seorang Park Jimin bukan? Dengan percaya dirinya ia memilih kaos putih polos dengan outfit denim miliknya. Tak lupa ia menggunakan minyak rambut yang membuat tampilannya semakin sexy.
Jika kedua sahabatnya tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus lain lagi dengan yang satu ini. Yoongi masih bergumul dengan guling kesayangannya. Bahkan jam di sampingnya pun tak sanggup membuatnya bangun. Butuh waktu sekitar lima belas menit untuknya bangun. Dengan berat hati ia harus mengakhiri mimpi indahnya, dengan tersaruk-saruk ia menuju kamar mandi dengan mata setengah terpejam hampir saja membuatnya menabrak tembok.
"Aishh––tembok sialan."
•••
Sekitar pukul delapan pagi mereka bertiga sampai di halaman kampus. Semua pasang mata tertuju padanya. Bagaimana tidak, ketiganya mengenakan mobil sport mewah keluaran terbaru. Apalagi para gadis di sekitarnya saling memasang wajah manis dan menebar pesona bahkan ada yang terang-terangan menggoda demi menarik perhatian salah satu laki-laki paling kaya dan keren satu kampus. Siapa yang tidak tergiur?
Namun kriteria mereka sangatlah tinggi, gadis-gadis itu bukanlah tipe dari mereka. Ketika mereka melewati area tengah kampus tiba-tiba saja suara yang begitu nyaring memekkakan seluruh telinga penghuni kampus.
"Taeeeeeeeeeee––" seorang gadis tiba-tiba berlari cepat ke arah Taehyung. "Kamu kemana aja, ko baru dateng dari tadi aku nungguin tau" ucapnya. Memeluk lengan Taehyung menggelayut disampingnya. Semua pasang mata tertuju padanya, berbagai sorot mata dari para gadis disana yang merasa iri terhadap kehadiran gadis itu.
"Apaan sih lo. Minggir." ucap Taehyung seraya melepaskan tangannya dari gadis itu. "Ih kamu ko gitu sih, kan kamu udah janji mau nganterin aku hari ini." ucap Kim Soo Ah, gadis itu terus mengekor dibelakang Taehyung sementara Jimin dan Yoongi hanya bisa memasang wajah datar mereka. "Gue ngga punya urusan sama lo." ucap Tae yang diikuti cekikikan dari kedua sahabatnya.
Kim Soo Ah. Gadis yang sejak kecil menyukai Taehyung memang sering kali muncul diantara mereka. Seolah sudah terbiasa dengan kekacauan yang Soo Ah lakukan, ketiganya hanya bersikap acuh mendengar segala celotehan gadis itu. Keluarga Soo Ah memang bersahabat dengan keluarga Taehyung sejak dulu sehingga mereka bisa sedekat itu namun, Taehyung dan kedua sahabatnya tidak menyukai gadis manja dan menyebalkan yang pernah membuat mereka dihukum waktu SMA dulu.
"Iya nih, pagi-pagi udah bikin sensi buat kepala gue pusing aja." ucap Jimin tegas. "Berisik lo Jim." Sampai mereka memasuki kelas barulah mereka bisa bernapas lega pasalnya Soo Ah tidak satu kelas dengan mereka.
"Gue heran kenapa tuh cewe nempel mulu sama lo, Tae." ucap Yoongi seraya menyilangkan kakinya.
"Padahal lo udah sering nolak dia––hhm lo pake pelet apaan sih, bagi-bagi dong.. gue 'kan juga pengen dikejar-kejar cewe cantik kaya dia." ucap Jimin yang langsung mendapat toyoran di kepalanya.
"Ih gue juga males kali. Ambil aja noh." mata Jimin lantas berbinar-binar mendengarnya sementara Yoongi hanya mampu menggelengkan kepalanya.•••
"Eh––kita jadi jalan 'kan hari ini?" ucap Yoongi
"Jadi lah, kapan lagi kita di ajak panahan sama seorang Kim Taehyung. Jarang-jarang 'kan?" ucap Jimin sambil memasukkan bukunya kedalam tas.
Taehyung yang sudah akan berlalu menatap kedua sahabatnya dengan wajah datar. "Buruan cabut sebelum tuh cewe nongol lagi, males gue diikutin dia mulu." ucapnya yang diikuti anggukan dari kedua sahabatnya.
Ketika mobil ketiganya tengah melaju, tiba-tiba di persimpangan jalan mobil merah milik Taehyung tidak sengaja mencipratkan genangan air jalanan sampai mengenai seorang gadis yang tengah mengayuh sepeda. Sontak itu membuat mobilnya berhenti namun tidak dengan pemiliknya, lantas Taehyung kembali melajukan mobilnya yang diikuti kedua mobil sahabatnya.
"Yah––bunganya jadi kotor, gimana dong. Aku pasti dimarahin bibi lagi nih." matanya nyalang menatap mobil Taehyung yang kian menjauh. "Awas aja kalo aku sampe ketemu lagi sama mobil itu, aku bakal buat perhitungan." ucapnya seraya menepuk-nepuk bokongnya yang sedikit basah terkena air.
Setibanya di area panahan, ketiganya mulai mempersiapkan peralatan masing-masing. "Tae––tadi gue liat mobil lo nyerempet orang. Kenapa lo ngga turun bantuin dia." tanya Yoongi yang mengundang kerutan di dahi Taehyung. "Kenapa? Nggak biasanya lo peduli sama orang?" ujarnya sambil tangannya memilih beberapa anak panah di atas meja. "Iya gapapa, sih. Bukan urusan gue juga." Yoongi berlalu menuju area panah mengikuti Jimin yang sudah berada di sana terlebih dulu. Mendengar pengakuan itu sontak mengundang senyuman tipis di bibir Taehyung yang kemudian juga ikut bergabung dengan mereka.
•••
"Aku pulang." Hera meletakan sepedanya disamping toko tidak lupa dengan bunga kotor yang seharusnya ia antar kepada pelanggan siang ini. Hera sedikit memijat pergelangan kakinya yang terasa nyeri sebelum suara pekikan mengejutkan pendengarannya.
"Ya ampun! Kenapa bunganya bisa kotor dan basah semua!" bibi Lim berkacak pinggang menghadap Hera di depannya. "Maaf bi, tadi aku diserempet mobil terus bunganya jatuh ke air berlumpur jadi kotor sama basah gini..." jawab Hera takut-takut. Bibinya tak langsung menjawab namun satu kalimat selanjutnya benar-benar membuat Hera mendongakkan kepalanya. "Gaji kamu bulan ini bibi potong!" ucapnya seraya berlalu meninggalkan Hera dengan wajah memelasnya. Tangannya mengepal mengingat kejadian yang menimpanya.
"Sial––awas aja kalo ketemu sama orang itu lagi."•••
Keesokkan harinya Hera ijin pamit pada bibinya untuk pergi keluar sebentar. "Bi aku ijin keluar sebentar yah, mau beli koran." ujarnya "Mm..jangan lama-lama." jawab bibi Lim. Setiap pagi memang sudah jadi kebiasaan Hera membeli koran tujuannya untuk memeriksa apakah namanya tercantum sebagai mahasiswa yang mendapat beasiswa atau tidak. Sudah lama Hera memimpikan dapat berkuliah di kampus yang sudah ia idam-idamkan selama ini, ia pun sudah mengikuti berbagai macam tes melalui website hanya tinggal menunggu pengumumannya melalui koran saja.
Setelah sampai rumah ia bergegas menuju kamarnya, membuka lembaran demi lembaran koran dan betapa terkejutnya ia tatkala menemukan namanya dalam daftar mahasiswa penerima beasiswa, matanya membulat demi memastikan bahwa ia tidak salah lihat.
Hera terpaksa menutup mulutnya dengan kedua tangannya hanya agar teriakkannya tidak terdengar keluar saking senangnya. Ia lantas mengmbil foto di samping tempat tidurnya, memandangnya begitu lekat lalu memeluknya. Kebahagiaan yang ia rasakan membuatnya tanpa sadar menjatuhkan cairan bening di sudut kelopak matanya. "Bu––" suaranya nyaris bergetar. "Hera berhasil bu.. Hera janji, Hera akan jadi anak yang bisa ibu banggakan." tangisnya hampir pecah kalau saja suara bibi Lim tidak memanggilnya dari luar. Sambil mengusap pipinya yang basah ia membereskan koran miliknya dan sejenak kembali menatap foto ibunya, sedikit menciumnya lembut. "Aku janji akan jadi anak ibu yang kuat dan bisa ibu banggakan." ucapnya tersenyum kemudian berlalu keluar menemui bibinya yang sudah siap untuk mengomel lagi.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret boys
FanfictionSiapa yang tidak kenal dengan tiga cowok paling keren satu kampus. Kim Taehyung. Min Yoongi dan Park Jimin. Bersahabat sejak masih balita, hidup dengan kemewahan, sampai suatu hari seorang gadis bernama Min Hera datang mengusik persahabatan mereka...