Midoriya Izuku; Kinyoubi no Ohayou

986 97 11
                                    

Mencoba mengucapkan "selamat pagi",
Gaya rambutku dalam keadaan sempurna!
Aku harus berjuang di hari Jum'at,
Karena aku takkan bertemu dalam dua hari.

"Okaasan, ittekimasu!"

"Itterasai, Izuku!"

Pintu apartemen ditutup oleh laki-laki berambut hijau dengan iris mata yang senada, Midoriya Izuku. Kemudian laki-laki itu berlari kecil menuju stasiun kereta yang berada di dekat apartemennya. Begitu sampai, Midoriya langsung masuk ke gerbong kereta kedua yang mengantarkannya ke SMA U.A.

'Rambutku tidak berantakkan, kan?' batin Midoriya merapikan rambutnya, begitu pintu masuk gerbong kereta yang berada di belakangnya ditutup.

"Hari ini, hari Jum'at ya?" gumam Midoriya duduk di salah satu kursi gerbong, posisi biasanya tiap kali berangkat sekolah.

Midoriya mengeluarkan handphone-nya, disambut layarnya yang menunjukkan pukul delapan pagi, hari Jum'at. Melihat informasi yang tertera di hadapannya, Midoriya hanya bisa menghela napas, kemudian membuka kunci handphone-nya dengan lesu.

"Berarti sekolah akan masuk kembali hari Senin, ya?"

Jam 08.00 pagi, gerbong kedua kereta adalah tempat favoritku.
Orang di sebelahku terlihat mengantuk bagaikan di hari biasanya.

Midoriya melirik ke sebelahnya, dimana seorang laki-laki yang tampak setengah sadar, sambil memeluk tas sekolahnya. Midoriya kembali fokus pada handphone-nya.

Kemudian Midoriya menyadari bahwa kereta yang dia naiki mulai melambat, tanda mereka sampai di salah satu pemberhentian kereta.

Pipi Midoriya memerah menyadari dia sampai di stasiun pemberhentian yang sangat dia kenal.

Jam 08.07 pagi, pintu kereta terbuka dan aku pun meneguk saliva.
Mencoba mengucapkan "kata itu" namun tak bisa dikeluarkan.

Pintu gerbong terbuka, Midoriya refleks menatap layar handphone-nya, yang menunjukkan pukul 08.07 pagi, dan perlahan menelan salivanya.

Saat mendengar langkah kaki memasuki gerbong sekolah, Midoriya perlahan mengangkat kepalanya dan melihat sosok yang familiar di matanya.

Seorang perempuan dengan rambut (h/c) yang disisir rapi, iris (e/c) yang berbinar indah, dan sosok tersebut tampak sedang asyik berbicara dengan temannya. Pipi Midoriya kembali memerah saat melihat senyum yang terlukis di wajah perempuan itu.

(Name) (Surname) namanya, salah satu murid kelas 1-B, kelas Hero, sedang berbicara dengan teman sekelasnya, Itsuka Kendo.

Midoriya langsung menoleh ke arah lain saat dia menyadari (Name) akan menoleh ke arahnya, karena dia tahu (Name) akan menyadari tatapan seseorang yang tertuju padanya.

'Ayolah, Izuku! Kau sudah berlatih untuk menyapa (Surname)-san!'

Meski itu hal yang sederhana, aku malu untuk mengatakannya.
Harus menghadapi tes keberanian ini dan berhenti melarikan diri.

Midoriya kemudian mulai membayangkan semua skenario reaksi (Name) jika Midoriya menyapanya.

Akankah (Name) membalas sapaannya? Akankah dia hanya tersenyum lalu mengangguk singkat?

Membayangkannya saja sudah cukup membuat wajah Midoriya sukses menjadi merah.

'Berhenti membayangkan yang tidak-tidak, Izuku!'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sealed with a Song «Boku no Hero Academia»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang