Murid Teladan Sekolah

13 8 9
                                    

Jam 7.22 Renaldi sudah siap berangkat ke sekolah, ia memutuskan untuk pergi bareng Melina.

Paaa!Maaa! Adi Berangkat! Meski Renaldi sudah tau kalau kedua orang tuanya itu masih tidur, mereka baru pulang dari pekerjaan mereka pagi tadi.

Diluar rumah Melina terlihat ayahnya, Kiki sedang menyiram tanaman.

"Om, Melinanya udah berangkat?"

"Oh Adi, masuk dulu aja! Dia lagi siap-siap Di! Oh, kamu mau sarapan bareng dulu enggak?" Kata ayah Melina, dari dulu Renaldi memang sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh ayahnya Melina.

"Enggak om, Bisi keburu telat!"

Adipun menunggu Melina di ruang tamu. Ia sedikit khawatir pagi ini akan kesiangan.
. . .

"Ayo berangkat Di!" Kata Melina tanda sudah siap.

"Pah kenapa mobilnya belum dinyalain?" Tanya Melina.

"Eh, tadi kan Papah dah bilang, mobilnya mogok!"

"Haaah! Tadi Melina gak denger . . . terus gimana dong?" Kata Melina terlihat mulai panik.

"Gapapa kok om, kita mau jalan kaki aja!" Jawab Renaldi.

"Haaah! Ngomong apa kamu Renaldi! Mana mungkin aku mau jalan kaki, capek tau!" Cewek itu protes. Tanpa persetujuan Melina, Renaldi menarik tangannya.

"Yaudah om, kita berangkat dulu ya!"

"Hati-hati dijalan!"

. . .

"Mel, cepet dong jalannya, nanti kesiangan!" Kata Renaldi.

"Salah kamu sendiri! Kenapa mau jalan kaki." Gerutu Melina.

"Mau gimana lagi Mel, Kamu mau aku tinggalin hah?" Ancam Renaldi.

"Tinggalin aja, ntar aku pulang lagi, terus kalo di alfain bisa nyalahin kamu!" Melina balas mengancam. Mendengar hal itu, Renaldi langsung menarik tangan Melina dan memaksanya berlari.

"Tunggu. . . Adi!! . . "

. . .

Dua anak SMA itu datang tepat waktu, pas sebelum gerbang akan ditutup.

"Untung kita gak telat ya Mel!"

"Untung apanya coba, liat! Gara-gara kamu, badanku keringetan semua tau, Huh!" Melina yang terlihat cemberut pergi meninggalkan Adi.

"Mel tunggu . . ." Adi pun menyusul Melina ke kelas mereka. Adi duduk dibelakang Melina, namun tampaknya Melina mengabaikan Renaldi sampai jam pelajaran pertama pun dimulai.

Pelajaran kali ini adalah pelajaran kimia. Pelajaran paling dibenci sejagat sekolah, selain karena gurunya yang killer, pelajaran ini emang susah bagi mereka.

"Hari ini kita ada ulangan dadakan!" Bu Novi, guru kimia muda yang baru disekolah kami dan baru beberapa tahun lulus dari kuliahnya ini selalu memberi suprise.

"Haaaah!? Kenaapaaa buuu!?" Serentak sekelas berteriak. Kecuali Melina adalah salah satu murid teladan disekolah.

Ulangan seperti itu bisa diselesaikan dengan mudah oleh Melina, sebenarnya Renaldi pun merasa pelajaran itu tidak terlalu sulit baginya, hanya saja ia tidak pernah serius dalam belajarnya, sehingga nilai Renaldi tidak pernah mengungguli nilai Melina.

. . .

Dalam waktu 30 menit Melina tampak sudah menyelesaikan ulangan itu, dengan wajah puas, ia merasa telah mengungguli Renaldi.

('Kenapa dari dulu dia selalu membanding-bandingkan nilainya dengan nilaiku?') pikir Renaldi.

. . .

Makasih yang udah mau baca ceritaku, gimana seru gak? Komen ya! Jangan lupa kritik dan sarannya! Dan oh, kalo kalian anggap cerita ini seru, tinggalkan vote ya! Biar Author semangat ngelanjutinnya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka Liku Masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang