-16-

3K 311 1
                                    

Enjoy lovely 😘

---------

Pagi yang cerah, matahari masih mengintip dibalik awan-awan yang berwarna putih bersih. Angin lembut berhembus, meniupkan helai rambutku yang hari ini kubiarkan tergerai lurus. Aku menarik nafas dalam-dalam, menghirup udara pagi yang masih segar dan belum tercemar. Hari ini hari Sabtu, dan waktu masih menunjukkan pukul 08.03. Masih satu jam sebelum waktu janji yang sudah diberitahukan kak Ben kemarin. Tapi aku sudah siap untuk berangkat ke cafe Sunrise yang jaraknya tidak jauh dari rumah.

Aku mengenakan dress berlengan panjang yang dari pundak sampai pinggang berwarna hitam polos dan memeluk tubuhku dengan sempurna, membentuk lekukan badanku. Sedangkan bagian pinggul kebawah berwarna putih dengan motif bunga bunga kecil dan sedikit mengembang, jatuh tepat dibawah lututku. Dress favoritku yang hanya kugunakan jika aku ingin terlihat lebih mengesankan daripada biasanya. Setidaknya itu yan kupikirkan ketika aku mengenakan dress ini, mengesankan.

Aku tidak menggunakan banyak make up, hanya pelembap, bb krim, dan bedak saja. Karena jika benar aku akan ada sesi pemotretan hari ini, mereka pasti memiliki crew tersendiri yang akan membubuhkan make up diwajahku, dan tentunya mereka lebih mahir daripada tanganku yang baru belajar menggunakan makeup.

Aku memilih berangkat lebih awal karna, satu tentu saja aku tidak ingin terlambat dan memberikan kesan yang baik dihari pertama. Dua aku memilih berjalan kaki karena jarak dari rumahku ke cafe hanya sekitar 1,5km. Matahari belum bersinar dengan teriknya, panasnya juga belum menusuk kulit, jadi aku memilih berjalan kaki dan mendapatkan vitamin D sebanyak mungkin tubuhku membutuhkan.

Sekitar 35 menit kemudian aku sampai di cafe Sunrise. Masih ada waktu sekitar 20 menit lagi, aku memutuskan untuk memesan kopi dan kudapan karena aku belum sempat sarapan tadi. Sandwich dan kopi pesananku datang lima menit kemudian, tanpa lama menunggu aku melahap sandwichku dengan lezatnya. Mengabaikan orang-orang yang datang dan pergi dengan begjtu cepat. Cafe ini selalu ramai setiap pagi, karena ada didaerah perkantoran. Maka dari itu aku jarang datang ke cafe ini, aku tidak suka mengantri terlalu lama hanya untuk memesan.

Sekitar pukul sembilan aku melihat kak Ben turun dari lantai dua. Aku menatapnya dengan penuh tanya. Apa dia menungguku di lantai dua sedari tadi? Aku melihat kak Ben mengedarkan pandangannya, seperti mencari sesuatu. Aku melambaikan tanganku padanya untuk memberitahukan posisiku. Kak Ben segera datang menghampiri begitu melihatku.

Aku menatapnya dengan wajah penuh penyesalan. "Kak Ben dari tadi nunggu diatas? Aku nggak tau, maaf"

Kak Ben hanya tersenyum dan menjawab, "tenang aja, tadi diatas bantu nge-set kamera sama dekor aja. Kamu nggak telat kok"

Aku menarik nafas lega. "Nggak kok kak, 20 menitan. Ini sambil sarapan. Duduk kak." Aku mempersilahkan kak Ben untuk duduk, karna aku baru sadar sedari tadi kak Ben masih berdiri.

Kak Ben menarik kursi yang ada didepanku, dan duduk dengan santai. Aku menawarinya untuk memesan sesuatu, tapi dia menolak dan mengatakan bahwa dia tidak terbiasa dengan sarapan.

"Bentar lagi kita keatas Ra, kakak kenalin sama temen kakak, owner butik yang kamu bakal jadi modelnya. Nanti kalian ngobrol tentang semua detailnya sebelum pemotretan. Oke?" Jelas kak Ben, aku mengacungkan jempolku sebagai jawaban.

Sesampainya di lantai dua, aku disambut dengan setting yang sudah familiar bagiku. Tata letak kamera dan lampu, kostum dan meja rias yang penuh dengan berbagai make up, hingga banyaknya kru yang hilir mudik sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sepertinya seluruh lantai dua sudah disewa untuk sesi pemotretan kali ini. Aku tahu pasti kenapa cafe ini dipilih sebagai tempat pemotretan. Cafe ini adalah cafe tematik, tanpa memerlukan dekorasi tambahan sudah terlihat sangat menarik dalam kamera, apalagi dengan berbagai properti tambahan yang tampak telah disiapkan.

Beautiful CurveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang