Tik ...
tik. . . tik...
Bunyi air hujan yang terhantam genting lalu menyatu dengan aliran air lurus turun kemudian jatuh terhantam lalu jatuh kemudian hilang tanpa jejak.
Sepertinya sudah cukup aku menulis puisi yang entah karna apa aku selalu membuatnya apalagi bila hujan tiba, langit mendung, langit malam, bintang-bintang, suasana malam dan tentu saja dirinya.
Entahlah sekarng yang bisa aku lakukan hanya tersenyum ketika menulis kata "dia, dirinya dan mungkin atau yang lain" bukan karna apa bukan karna sekarang aku bahagia bisa bersamanya, atau karna hubunganku harmonis denganya. Bukan bukan itu hanya saja sekarang aku lebih ingin berdamai dengan takdir dengan masalalu yang yah mungkin bisa di bilang cukup kelam kala itu, jadi sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah tersenyum ketika menulis yang berakhir tentang dirinya aku ikhlas dengan masalalu itu hanya saja mugkin itu sudah takdirnya dan hanya saja aku yang masih ingin mengenangnya, bukan hal mudah . sekali lagi yang bisa aku lakukan hanyalah tersenyum ketika dia, dan ceritanya menyusup ke dalam memori ketika hujan datang tanpa permisi,
"syahhh, bagun udah berapa lama kamu tidur,
cepetan bangun weyy"
"apa sih sel ganggu aja orang lagi mimpi bagus ,
What the ....
jadi yang tadi itu aku cuma mimpii hastagaa serius "
"cepetan mandi aku tunggu di depan "
dengan wajah yang kaget syah mencoba menggingat mimpi nya kemarin, yang benar saja semua kata-kata tentang nya tentang melepaskannya seolah hanya mimpi belaka, oh tuhan apa yang terjadi pada ku apakah sesusah itu untuk mengiklaskannya untuk membiarkannya pergi sesuka hatinya sampai dia sadar dan kembali padaku,
Eh gak maksudnya ituu, yah ah bodo ah mau mandi aja.
"Hay syah, pagi "
" pagi "
Yah begitulah aku melewati pagiku, hariku atau bahkan malamku,
Hari ini tanggal 1 january 2015
Awal yang baru untukku untuk hatiku ya kan, tapi masih saja terbayang,
Yah aku gak memungkiri tentangnya tentang dirinya yang memang cinta pertamaku mungkin lebih tepatnya dia cinta pertama yang benar-benar aku inginkan, bukan karna wajah , sikap, ataupun berapa IQ nya disekolah aku gak memikirkanya yang ku tau hanya aku dan aku rasa tak ada yang inginkanya selain diriku,yah mungkin aku hanya mensugesti diri sendiri namun harus ku akui dia lumayan bukan berarti gak tampan, dan dia adalah lelaki gila yang membuat ku tertawa sambil geleng-geleng kepala.
Namun setelah negara api menyerang dia berubah entah kenapa semua orang hampir suka padanya, dia baik, tampan, humoris, dan nakal, sedikit.
Masih teringat di benakku dulu saat pertama kali aku bilang bahwa aku menyukainya sontak saja temanku kaget,bahkan ada yang bilang gila, bodoh , dan bahwa pilihanku salah dan kami itu sangat tidak setara, mungkin temanku mengira aku terlalu baik baginya , namun sekarang mereka yang bertanya
"apakah aku masih suka padanya, pada lelaki gila yang membuatku geleng kepala ?"
sekarang aku hanya bisa menjawab "entahlah aku gak tau" dan temanku tak berkomentar sedikitpun.
Mungkin karna lelaki gila yang dulu telah berubah atau bahkan berevolusi entahlah ,
Sekarang pikiranku benar benar kacau aku binggung, langit tidak mendukung, dan tiba tiba saja hujan turun tepat dipipi, jangan tanya. Aku sendiri juga binggung dan bertanya-tanya pada diriku, kenapa awan dan hujan tidak bersahabat apakah setelah ini akan muncul pelangi namun bila sesaat bukankah itu akan sama saja menambah luka baru,
Tiba-tiba saja aku menarik nafas dan
"astagaaa.... "
Aku merasa kehilangan kontrol atas diriku air mata mengalir dengan derasnya terjun bebas dari mata,
Sakit tentu, siapa aku ?
Aku bukan orang yang cantik, bukan juga seseorang yang meguasai bidang tertentu , atau bahkan sangat menonjol dalam organisasi tertentu. Pikiranku bagai lukisan bisa digambarkan namun tanpa makna tanpa sentuhan warna, bahkan hitam putih pun tidak.
Biarkan ia basah dengan air ,
Air hujan ataupun air mata semuanya sama aja
Tak berwarna .
![](https://img.wattpad.com/cover/168128400-288-k754433.jpg)
YOU ARE READING
hanya aku, perasaan dan rindu masa lalu
Teen Fictionpada cerita ini aku akan menceritakan tentang masa putih biru bukan putih abu abuku, di mana aku merasakan dan melihat seseorang yang ku anggap sebagai cinta, cinta pertamaku serta aku yang sangat merindukan masa lalu ku tanpa nya. aku pun binggung...