7

1.2K 45 10
                                    

    Setelah acara seneng-seneng bareng kevin dan curut-curut kesayangan gue. Gue pulang diantar kevin pada pukul 2 pagi, gila gak kerasa banget gue kira aja masih pukul 10 malem. Yang gue harepin adalah semoga mama gak nungguin gue.

"Chi.. Mau langsung pulang apa tidur sama gue dimobil" suara kevin serasa ngebuat gue bangun dari alam lamunan.

"Ha? Maksud lo?"

"Ck, ngelamin aja sih. Udah sampei dirumah lo ini, mau langsung turun apa tidur bareng gue dimobil? "

"Dasar lo, omes banget sih. Gue turun yah.."

Gue membuka pintu mobil kevin, tapi tangan gue di cekal sama kevin.

"Apaan lagi?" tanya gue.

"Ada yang ketinggalan yang" kata kevin sambil narik gue agar duduk kembali.

Cup

"Ciumannya lupaa sayangkuu hehehe" kata kevin sambil terkekeh kecil.

"Duelah lo vin, jangan bikin gue kesetanan subuh-subuh yah" kata gue pura- pura kesal.

"Ha? Lo punya riwayat kena kesurupan chi? Astaga pacar gue bisa kesurupan" kevin heboh sendiri, ck kurang ajar banget tuh orang. Untung sayang kalau gak udah gue minta cium lagi nih. Eh

"Dasar lo bego!! Ya gak lah emang gue pemain jaran kepang apa" sahut gue, yang ini beneran gue kesel.

"Lah terus kenapa kesurupan?"

" kalau lu nyium gue terus tiba-tiba gud kalap minta lagi gimana?"

" ya gue seneng dong, emang mau lagi? " kata kevin sambil menaik turunkan alisnya.

"Ck, dasar lo mesum akut. Gue masuk kerumah dulu yah. Bye kevin cintaku"

"Bye ochi kecintaanku".

  000

     Gue memasuki rumah secara mengendap-ngendap. Langsung aja gue ngacir masuk ke kamar mumpung aman. Setelah masuk kamar gue langsung cuci muka, ganti baju gak lucu dong waktu mama ngebangunin gue dengan pakaian seseksi ini. Bisa-bisa mama iri sama ke seksian gue hehehe.

      Entah berapa lama gue tidur yang jelas ini udah siang, kenapa mama gak ngebangunin gue? Gue lihat jam ternyata udah pukul 9. Gilaa gue telat sekolah. Gue langsung aja mandi dan keluar dari kamar ke ruang makan. Laper coy.

     Sesampainya gue di ruang makan gue lihat ada ayah sama mama. Lah katanya ayah di Amerika selama seminggu kenapa baru 3 hari udah pulang?. Gue mendekati meja makan dan melihat ada raut ketegangan antara ayah dan mama. Apa jangan-jangan ayah ketahuan selingkuh? Ah ngaco banget sih pikiran gue.

    " pagii semua" sapa gue, seketika ayah sama mama natep gue dengan tatapan yang horor, ini ada apa sih?

"Ochi duduk kamu". Pinta ayah gue dengan tegas, kok nyeremin yah. Gue pun duduk disamping mama yang berhadapan dengan ayah.

" kenapa yah?" tanya gue, sumpah gue bingung banget ini kenapa sih?

"Kemarin kamu kemana?" tanya ayah, asli gue harus jawab apa ini?

"Eenngg... Kemarin ochi habis kerja kelompok sama kevin yah" jawab gue dengan menunduk, asli gue gugup banget.

"Kerja kelompoknya di club yah"

Deg.

Ini siapa sih yang bocor?

"Eng.. Enggak yah" jawab gue dengan terbata-bata.

"JAWAB DENGAN JUJUR OCHI!!!" bentak ayah gue.

"Mas udaah.. Jangan kaya gini" kata mama gue.

"Mah, ini itu bukan masalah yang kecil" kata ayah.

"Coba liat ini, sekali lagi kamu ngelak. Ayah udah nyerah didik kamu" ayah nunjukin vidio diponselnya

Jeddddyyyyaaarrr

Ya tuhan

Gue shok

Kenapa jadi gini?

Dividio itu ada gue sama kevin yang lagi ciuman waktu di club. Gue menutup mulut gue dengan kedua tangan gue. Asli gue shok, gak percaya.

"Yah ini gak seperti yang ayah pikir... Mah percaya sama ochi" kata gue mencoba mencari pembelaan diri sendiri.

"Gak seperti yang ayah pikirkan? Terus apa itu ochi, kamu masih mau mengelak lagi? Apa perlu ayah cari cctv di club itu HAA?"

Gue menoleh ke arah mama yang nangis dan ayah yang marah, gue bingung harus ngapain.

"Siapa yang ngajarin bertingkah seperti seseorang yang murahan ochi" kata-kata ayah ngebuat gue semakin kalut, ya tuhan gue gak pernah lihat ayah kayak gini

"Mas... Jangan bilang kayak gitu" suara mama gue walaupun masih parau.

Gue menunduk, gue takut.

Tes

Satu tetes air mata gue menetes dan disusul air mata selanjutnya. Gue mendongak menatap ayah yang wajahnya penuh emosi.

"Maafin ochi yah, ochi gak tau harus jelasin apalagi"

"Sejak kapan kamu minum dan pergi ke club ochi" kata ayah gue.

Gue masih diam, mau jawab tapi takut ayah tambah marah.

"JAWAB OCHI!!!" bentak ayah gue. Sumpah gue takut banget. Air mata gue semakin deras mengalir.

" Hiks.. Hiks.. Ochi pertama kali kesana wa.. Waktu hiks.. Kelas se.. Sepuluh yah"

"Astaghfirullah ochi kamu tau kan hukumnya minum dan zina itu apa" lata mama gue dengan tangisnya yang tak ujung usai. Hati gue tiba-tiba ngerasa sakit ngelihat mama nangis karena gue. Sementara ayah gue mengacak-ngacak rambutnya sendiri dengan emosi.

"Ayah gak tau harus ngapain lagi buat ngedidik kamu chi" kata ayah gue sambil nunduk dan gue lihat ada air mata yang jatuh. Gue terlalu durhaka jadi anak.

"Mah.. Yah.. Maafin ochi, maafin ochi"

gue beranjak dari duduk gue untuk memeluk kaki mama gue.

"Maafin ochi mah, maafin ochi. Ochi salah mah" gue mempererat pelukan gue di kaki mama.

"Chi bangun chi, jangan gini" kata mama gue dengan mencoba menarik gue agar bangun.

"Enggak ma, maafin ochi mah.. Ochi udah jadi anak yang gak seperti mama sama ayah harapin"

" ayo nak bangun, mamah udah maafin kamu"

"Ochi lusa kamu ayah pindahkan ke pesantren" suara ayah kembali meyadarkan gue yang sedang bersimpuh di kaki mama.

Apa-apan ini pesantren?

"Yah plis ochi bakal berubah, jangan pindahin ochi ke pesantren yah" gue coba memohon sama ayah.

"Ini  keputusan final ochi, demi kebaikan kamu. Kamu jangan membanta lagi"



Halooo....
Jangan lupa budayakan vote dan coment. Biar gue semakin semangaat..

Anak Alim VS TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang