Memulai Hidup Baru

49 27 5
                                    

Akhirnya aku sampai juga setelah 2 hari 5 jam perjalanan yang melelahkan, akhirnya aku sampai di kota kecil di daerah Amerika. Kota kecil dengan sedikit penghuninya

Setelah memeriksa semua bawaan ku. Aku mulai mencari pintu keluar dengan Ferdi mengekor ku di belakang dan Linda yang menelpon seseorang. Kalau kalian tanya di mana Tarrisa dia tidak ikut tinggal dengan kami, dia pergi sendiri ke kota besar di daerah Alaskah

' Bie Indonesia '
Itu dia orang yang sedang aku cari

" Vutter¹" Ku peluk dia sangat erat. Aku sangat merindukan dia

" Hay kids " sapa nya riang dengan senyuman khasnya

" Hai my little" itu suara Mutter², istri Vutter

Ku peluk juga dia dengan erat, menumpahkan semuanya dalam pelukan nya

Setelah acara peluk-pelukan tadi kami pulang. Tapi karena Mutter tidak bisa ikut karena pekerjaanya sedang menumpuk, katanya begitu. Dasar penggila kerja

Rumah Vutter memang tidak luas seperti rumah papa tetapi nyaman, rumahnya masih sama, seperti saat terakhir kali aku kemari. Karena aku sering berlibur disini,  tetapi banyak yang sudah berubah mungkin karena ada Mutter untuk itu aku pun tidak tahu tentang itu

Selama perjalanan tadi Vutter menceritakan tentang apa pun yang ingin ku lakukan, menurutnya selain ke sekolah katanya. Vutter tidak akan melarang ku tapi karena dia seorang kepala polisi jadi, Vutter melarang dikit-dikit hal yang berbahaya, apa lagi kalau sampai aku pulang lebih dari jam 10 malam.

Aku kira Vutter sedang  gila karena aku bukan anak kecil lagi. Tapi peraturannya masih mengira bahwa aku anak dengan usai 12 tahun kebawah

" Apa kau ada masalah, sampai mau tinggal di sini cukup lama Bie? " pertanyaan Vutter membuat ku bimbang

Aku hanya diam tidak menjawab iya atau pun menjawab tidak. Aku diam karena aku tidak mau luka itu tumbuh lagi, aku tidak mau mengingat mereka lagi untuk saat ini

" Ih Vutter memang hanya ada Bie disini kan juga ada aku, dan Fero " kurasa Linda merajuk tapi mukanya itu lo yang membuat ku ingin tertawa, tidak ada ekspresi nya sama sekali, wajahnya hanya datar saja

" Ferdio Linda bukan Fero " lah ini juga Si Ferdi menyahutinya

Aku tahu mereka sedang mengahlikan pembicaraan ini.

" Hahaha kau lucu sekali Linda wajah mu tetap datar padahal kau sedang merajuk " kataku saat ku lihat Linda akan membalas perkataan Ferdi

Kalau ada Tarrisa mereka akan bertengkar parah. Ferdi di panggil Linda Fero, sedangkan Tarrisa manggilnya Fedo. Kalau aku sih memanggilnya Ferdi karena, kalau aku ikut-ikutan bisa ku pastikan Ferdi akan mengikuti ku kemana pun aku pergi sekalipun itu di kamarku sendiri.

Satu jam sudah berlalu selama di mobil aku hanya melihat lihat pemandangan yang menurut ku masih asri,

Saat sampai di rumah aku, Linda dan Ferdi tidur di lantai 2 dengan kamar sendiri-sendiri. Sedangkan Vutter dan Mutter di kamar lantai 3 meskipun rumahnya tidak seperti rumah papa. Tetapi ke nyaman yang aku rasakan, itu lah yang membuat rumah ini  berbeda.

Terjebak Dilema Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang