Letih

6 0 0
                                    

Seringkali ku sesalkan rasa yang pernah ada tapi malah membuatku semakin memburuk.
Aku lelah..... Dengan semua ini
Aku tak sanggup lagi menghadapi kepedihan ini...
Aku merasa frustasi
Ingin ku akhiri hidup ini tapi ada sesuatu yang melarang ku tuk melakukan itu...
Sungguh berat beban yang ku pikul ini
Mental ku semakin tergoyahkan...
Di setiap hari aku selalu merasa ketakutan...
Letihnya tubuh ini...
Rapuhnya jiwa ini...
Tak sanggup ku jalani lagi
Ingin ku teriak melepaskan segala yang ku rasa namun aku hanya berdiam diri dalam ruangan sambil merenungi nasib....
Tuhan apakah sesungguhnya yang engkau rencanakan untuk ku ini??
Aku tau engkau tak akan memberikan ujian yang melebihi batas tapi akankah diriku ini sanggup melewati segala rintangan itu.

Hehhhhh...... Ku hembuskan nafasku dan aku terbangun melihat jendela menatap ke luar ruangan untuk harapan yang baru karna ku tak ingin terus terpuruk dan merasa sedih..

Aku mulai berpikir kalau aku harus bangkit dari kesedihan dan meninggalkan luka..

Hal yang paling membuatku terluka sampai saat ini adalah kalau aku adalah anak yang tak diinginkan, yang bukan harapannya.
Aku adalah orang pembawa sial
Aku tak seperti orang lain yang bisa membahagiakan dan mampu memberikan segalanya.

Aku tau aku tak mampu dalam segala hal, aku tak sempurna seperti yang lain.
Perbedaan yang dikatakannya itu selalu sebagai pengukur.

Aku pikir semua rasa sakit itu tlah cukup tapi ternyata malah nambah masalah lain yang datang lagi.
Dan kini akhirnya aku menjadi seseorang yang pendiam, kaku,  tak bisa melakukan apa-apa..

Aku selalu menulis dalam sebuah diary di setiap aku merasa senang, sedih, bertanya -tanya, ragu, dan takut.  aku akan selesai menulis  sampai aku merasa sedikit lebih baik.

Disaat aku marah dan kecewa  aku juga menulis  di sebuah diary.
Andai saja kesunyian itu bisa menjawab semua pertanyaan yang ku rasa mungkin akan seperti terasa teman yang sedang menemani ku dan mendengar keluh kesah ku.

Disaat aku tlah merasa lebih baik aku bersikap seperti biasanya, melakukan  pekerjaan rumah atau mengerjakan sesuatu yang membuatku merasa tenang.

Aku tersenyum seperti biasanya dan tertawa juga walau ada luka di hati meskipun itu hanya seperti menghibur diri saja.

Waktu terus berlalu
Aku menjalani semua hari seperti biasanya
Teringat kasih yang sekali ku rasakan namun, sangat disayangkan itu hanya sebuah harapan bagiku.
Sesal rasanya..
Terasa konyol bila aku terus berharap akan hl itu..
Cukup sudah  semua telah berlalu...
Ku tarik nafasku dan ku hembuskan  di malam yang sesepi ini yang ditemani sebuah tangisan.
Tak sadar diriku ternyata masih menangis...

Aku benci diriku sendiri
Aku benci keadaan ini
Aku benci waktu dan hari ini
Aku benci hidup ini
Aku ingin mati
Aku ingin berlari
..................

Hehhhhhhhh
Kenapa dengan semua yang ku jalani saat ini???
Mungkinkah ini atas salah ku???
Apa dosaku tuhan???

Setelah aku bertanya- tanya di dalam hati Akhirnya tanpa sadar aku tertidur lelap...

Kepedihan yang masih teringatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang