PROLOG

82 4 2
                                    

Terulang kembali..

Hati yang berulang kali patah..

Hati yang berulang kali luka dan lukanya belum kering..

Kembali menimbulkan luka yang sengaja ditorehkan..

Harusnya aku sadar..
Dia tidak pernah mengharapkan kehadiranku dihari-harinya. Aku yang baru saja sembuh dari luka, dipertemukan dengannya. Aku, sang pemilik hati yang tak pernah menduga dan merencanakan untuk bertemu dengannya. Hingga aku jatuh hati kepadanya.

Kami telah melewati hari-hari bersama. Bersama dalam kebersamaan yang membuatku yakin, ialah orang baik yang dikirimkan tuhan untukku. Namun aku sadar, pada akhirnya kami dipertemukan hanya untuk merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh salah satu hati yang tak bersalah.

Menyakitkan memang. Aku memilih bertahan dalam sebuah situasi yang membuatku bingung. Kau anggap apa aku selama ini? dan bolehkah aku bertanya? Apa yang harus ku lakukan? Mempertahankan hubungan yang sama sekali tak kau harapkan, atau menunggumu dalam waktu yang entah kapan berakhir?

Atau...

Apakah kita sedang menunda sebuah perpisahan?

Apakah kita sedang menunda sebuah perpisahan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

     Hari minggu. Hari yang seharusnya menyenangkan bagiku, berubah menjadi hari yang paling ku benci. Sebenarnya, khusus hari ini saja. Tetapi seketika aku jadi membenci hari Minggu selanjutnya. Bang Rafa membatalkan janji untuk menemani ku menikmati suasana pantai seharian sampai waktu makan malam usai. Mendadak, dosen Bang Rafa memberi kabar kalau ada kelas tambahan hari ini.

     Aku duduk di tepi pantai sambil menikmati gulungan ombak dan langit yang hampir gelap. Angin sepoi-sepoi membuat mataku ingin mengatup rapat. Aku menghela napas panjang. Menikmati kesendirian ditemani senja sampai akhirnya gelap benar-benar datang.

"Kenapa Felliya harus kerja di hari libur, sih?" gumamku.

     Langit semakin gelap dan ombak semakin pasang. Aku beranjak pergi dan memutuskan untuk makan malam di rumah bersama Mama, Papa dan Bang Rafa tentunya. Aku melangkahkan kaki dengan cepat menuju mobil. Pak Syaiful, supir pribadiku sudah menunggu di dalam mobil.

"Sudah selesai lihat pantai nya, Neng?" tanya Pak Syaiful ketika aku masuk kedalam mobil.

Aku menganggukkan kepala dan tersenyum. "Sudah, Pak! Langit mendung, Chel juga udah ngantuk.." jawabku seraya menutup pintu mobil. Pak Syaiful hanya menganggukkan kepala. 

      Benar dugaanku. Langit mendung tak sanggup menahan air hujan yang pada akhirnya turun ke bumi dengan deras. Aku memejamkan  mataku perlahan, lalu memeluk diriku sendiri. hujan. seketika aku teringat sebuah kata-kata dari seorang penulis terkenal yang aku lupa siapa namanya. Ya! Tere liye.  

 Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah-hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Saat orang lain bahagia menatap hujan, kamu justru nelangsa sedih melihat keluar jendela- Tere Liye

 Saat orang lain bahagia menatap hujan, kamu justru nelangsa sedih melihat keluar jendela- Tere Liye

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Namaku Rachel Amanda atau biasa dipanggil Chel. Gadis berusia 17 tahun yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri satu bulan yang lalu. Rambut coklat panjang bergelombang dengan poni selamat datang yang menutupi keningku yang lebar seperti landasan pesawat. Tak lupa, pipi bulat dan lesung pipi membuat Bang Rafa, memanggilku dengan sebutan 'Bakpao berjalan'. Bang Rafa itu siapa? Dia adalah kakak laki-lakiku satu-satunya. Yaps! Aku bakal memperkenalkan sahabatku sejak awal masuk SMA. Felliya Azzahra. Sahabat yang berjanji akan menemaniku memegang gelar jomblo sampai aku mendapat laki-laki yang bakal menggantikan status jomblo-ku menjadi pacar orang. Dan nyatanya, aku dan Felliya masih jomblo sampai sekarang. Sayangnya, Felliya bekerja cukup jauh dari rumahku yang membuat kami hanya bisa bertemu satu kali seminggu, pada hari Selasa. Aku sangat merindukan sahabatku, Felliya.

    

Pertemuan Dalam SenjaWhere stories live. Discover now