*2

1.1K 140 20
                                    

Antagonis

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning : FemNaru, OOC,  Typo dan lain sebagainya.

Happy reading~

Naruko menatap lurus kearah Naruto yang kini sibuk mengkoordinasi anggota osis untuk kegiatan selanjutnya setelah upacara pembukaan siswa baru selesai.

“Huh,  lihatlah gayanya yang sok itu.” ucap Naruko sembari menatap sinis kearah Naruto.

“Hm.. Tapi kurasa itu karena Dia tengah mengatur acara untuk pembukaan siswa baru ini, bukan? Mengingat Namikaze-san itu ketua osis.” sahut Ino ikut menatap kearah yang Naruko lihat.

“Diamlah, Ino.”

“Uuh, Memang  benar begitu kan?” ucap Ino bergumam sendiri.

Tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Naruko, mata onix milik Sasuke juga ikut menatap kearah Naruto.

“Hei Sasuke, Kau sedang memperhatikan apa?” tanya Kiba.

“Hn.”

“Jangan hanya hn. Hn mu itu masih misteri bagiku. Apa kau tak bisa menjawabnya seperti biasa saja?”

“Hanya mengamati sesuatu.” sahutnya masih menatap kearah Naruto dan Itachi.

“Kau mengamati kakak kelas yang tadi? Siapa namanya.. Namikaze Uzumaki.. Naruto?” ucap Neji sembari memasang pose mengingatnya.

“Hn.”

“Hee.. Apa yang terjadi nih sampai-sampai diamati seperti itu.” goda Kiba. Sasuke memutar bola matanya bosan.

“Aku hanya penasaran. Kenapa semua siswa tadi menyingkir begitu saja. Dan lagipula kalau dia dibenci kenapa bisa jadi ketua osis?” ucap Sasuke membuat Kiba terkejut.

“Sasuke..” ucapnya.

“Hn? Kenapa?”

“Itu kata paling panjang yang kau ucapkan hari ini. Oh apa karena Namikaze-san kau bisa berubah begini.. Hebat sekali. Tidak terbayang kalau nanti kau bisa jadi kekasihnya. Bisa-bisa jadi cerewet.” ucap Kiba.

Neji menyenggol lengan Kiba, “Jangan asal bicara.” peringat Neji.

“Hn. Terserahlah.” sahut Sasuke kembali memperhatikan Naruto. Jauh dilubuk hatinya rasa penasaran akan hal yang tadi Ia ucapkan semakin besar.

‘Apa kutanyakan pada Itachi saja ya?’

***

Itachi menyesuaikan langkah kaki gadis disampingnya, sesekali matanya melirik diam-diam gadis bersurai pirang disampingnya.

“Aku tau Kau sedari tadi melirikku. Apa ada yang ingin Kau bicarakan, Tachi? Atau ada hal yang masih tidak kau mengerti?” tanya Naruto melirik Itachi. 

“Ah itu...” Itachi berhenti berjalan, membuat Naruto berbalik dan menatap Itachi bingung.

“... Aku hanya penasaran apa yang sebenarnya terjadi tadi pagi. Dan lagi aku tau kau kesal ketika berbicara dengan Sasuke tapi kau sembunyikan.” Naruto menghela nafas.

“Hanya hal menyenangkan. Jarang-jarang bukan aku berbicara pada sepupuku. Dan soal adikmu.. Dia mengataiku Dobe. Tentu saja aku kesal.” sahut Naruto mengerucutkan bibirnya kesal.

“Hm.. Begitu.” sahut Itachi tersenyum kecil. Memang jarang-jarang Naruto seperti tadi pagi. Biasanya dia hanya diam dan berjalan angkuh untuk menutupi segala apa yang Ia rasakan ketika siswa dan siswi sekolah menghindarinya.

Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang