Bab 2

6.3K 606 115
                                    

Ps: saranku yang sudah lupa dengan ff ini bisa baca lagi bagian satunya, supaya nyambung dan gak bingung.

Sebaiknya puter video diatas, agar feelnya dapet.

Selamat membaca
.
.

🌷🌷🌷

Alat-alat pembersih telah diletakan kembali ke tempatnya semula. Kini hanya tersisa papan tulis penuh coretan guru yang harus di bersihkan agar siap untuk dipakai lagi esok.

Tengah asik menghapus papan tulis itu tiba-tiba sahabatnya datang membawa minuman dingin. Untuk melepas dahaga setelah piket mereka.

Kyungsoo tersenyum sebagai ucapan terimakasih dan Baekhyun mengangkat bahu, merasa tak keberatan. Setelah memastikan kelas beres, mereka pulang bersama dengan berjalan beriringan dikoridor sambil sesekali melempar tawa dan obrolan.

"Kyungsoo, ku pikir Jongin menyukaimu" Baekhyun merangkul bahu pemuda yang lebih pendek darinya dan memberikan tatapan menggoda.

Tersipu malu, Kyungsoo menyelipkan surai pendeknya kebelakang telinga. "Uh kau yakin?"

Bukan rahasia umum jika Jongin memperlakukan Kyungsoo secara spesial bahkan lebih dari semua pacar lakukan. Jongin mengantar jemput Kyungsoo setiap hari, kemanapun, kapanpun, membelikannya es cream, suka memandang Kyungsoo diam-diam dan yang terparah dia pun suka mencuri ciuman di pipi. Masih banyak lagi yang tak bisa Kyungsoo sebutkan karena jika harus dijabarkan mungkin satu buku tidaklah cukup.

Tentu saja setiap perlakuan manis itu mengakibatkan perasaan Kyungsoo makin tumbuh dan berkembang. Kyungsoo tak bisa menolong dirinya sendiri untuk tak jatuh dalam pesona Kim Jongin.

Tingkah Jongin yang tak ditutupi disadari oleh semua orang teman-teman, guru bahkan orang tua mereka namun sayangnya justru Jongin sendiri, yang tak mau mengakui.

Sebenarnya Kyungsoo baik-baik saja akan fakta itu selama ini, hingga saat dia ingin ke kelas Jongin untuk mengajaknya makan siang Kyungsoo merasakan patah hati untuk pertama kali.

"Jongin kau pacaran dengan Kyungsoo kan?!" suara bass Chanyeol selalu bisa Kyungsoo kenali. Kemudian tawa dari beberapa orang menyusul disertai siulan dan guyonan menggoda lain.

Dibalik tembok Kyungsoo mengkerut menunggu jawaban Jongin dengan antisipasi tinggi. Jantungnya bertalu-talu menghantam dadanya gugup.

Suara tawa Jongin yang melengking menghantarkan rasa hangat namun semua itu sirna tatkala jawaban yang Jongin lontarkan memukul telak relung hati dan meruntuhkan semua harapan yang dipupuk selama ini.

"Tentu saja, tidak."

Tanpa sadar Kyungsoo menahan nafas sejenak dan meremat seragam sekolahnya, matanya mulai basah, tak sanggup menahan desakan air mata.

Teman-teman Jongin berteriak tak percaya, beberapa kembali tertawa seakan mencemooh Kyungsoo yang tengah mencuri dengar, bersembunyi di luar kelas mereka.

"Kami cuma teman kok"

suara Jongin yang biasa mampu menenangkan kini justru memberikan sengatan nyeri. Kaki Kyungsoo bergetar dan dia tak bisa menahan diri lagi untuk lari.

We're not Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang