Warning: Messy Writing, OOC, Typo, lil bit YAOI
.
.
.
"Hyung?"
Doyoung membuka pintu itu semakin lebar dan menutupnya cepat, Haechan sedang hijrah ke kamarnya dan Mark sehingga ini kesempatan bagus. Jaehyun menutup laptop yang sedang dia mainkan dan membuka kedua lengannya.
Doyoung pun menyambut pelukan itu dengan menenggelamkan dirinya di dada Jaehyun. Walau dirinya tadi berlari ke pelukan Jaehyun, Jaehyun tetap bergeming. Di saat seperti inilah Jaehyun tampak begitu dewasa dan tangguh.
"Kau melakukannya dengan baik, hyung," bisik Jaehyun sambil mengeratkan pelukannya. "Kau melakukannya dengan sangat baik."
"Ta... tapi..."
Jaehyun terdiam mendengar suara Doyoung yang begitu pecah, dia sabar menunggu Doyoung melanjutkan perkataannya. Tapi yang bersangkutan begitu terlarut dalam kesedihannya sehingga Jaehyun hanya bisa mengelus punggung Doyoung yang bergetar halus.
"Banyak kesalahan yang kulakukan, suaraku... suaraku juga tidak stabil. Mungkin benar kalau aku..."
"Jangan berbicara yang tidak-tidak! Kami di sini akan kehilangan bila hyung tidak debut bersama kami!"
Jaehyun berusaha melepaskan pelukkan Doyoung, tapi Doyoung masih begitu betah dipeluk sedemikian rupa. "Dengar hyung, haters akan tetap membenci appaun yang kita lakukan. Suara hyung begitu indah, kemampuan dance hyung juga sudah meningkat. Jadi kumohon, jangan pikirkan dan teruslah maju."
Sebagai salah satu magnae di hyung line, Jaehyun adalah salah satu member yang mendapat limpahan kasih sayang di NCT 127. Doyoung sebagai salah satu member yang memiliki aura keibuan yang kuat juga suka memanjakannya. Doyoung juga begitu mandiri dan kuat, membuat Jaehyun mengandalkan Doyoung.
Tapi ada masa-masa di mana seorang Doyoung pun melemah dan jatuh. Kalau menurut Taeyong, Doyong itu seperti gelas, cantik dan menawan namun rapuh dan mudah hancur. Itu sangat benar, karena sebagai perfeksionis dan sensitif, Doyoung itu mudah kecewa. Pada dirinya, pada kemampuannya dan kemudian meragu.
Di sinilah peran Jaehyun diuji, karena dia begitu dewasa saat menghadapi Doyoung yang dalam mode rapuh. Menjadi sandaran Doyoung adalah hal yang Jaehyun suka, karena segala sisi rapuh Doyoung hanya ditunjukan pada dirinya. Jaehyun merasa spesial.
"Aku masih pantas kan, berdiri bersama kalian?" tanya Doyoung pelan. Dan tentunya Jaehyun mengiyakan dengan cepat, membuat Doyoung kembali menyamankan dirinya di pelukan Jaehyun. Tapi itu tidak berlangsung lama karena Jaehyun memaksa untuk menatap wajah Doyoung.
Doyoung tidak begitu suka karena sisi rapuhnya masih mendominasi, tapi tatapan Jaehyun kembali meneduhkan dirinya.
"Hyung sudah melakukan segalanya dengan baik. Menjadi sandaran kami, sebagai main vocal dan main MC. Semuanya dilakukan dengan begitu baik, mungkin ada yang mencelamu tapi jadikan itu sebagai motivasi. Doyoung hyung begitu penuh dengan talenta, aku percaya dalam beberapa hyung akan menjadi salah satu member yang membuat NCT semakin bersinar. Ah bukan, bahkan hyung membuat kita semakin terkenal juga sekarang."
Doyoung menutup matanya saat tangan besar Jaehyun mengelus puncak rambutnya. Harusnya itu tidak boleh karena Jaehyun lebih muda darinya, tapi Doyoung butuh ditenangkan. Doyoung ingin membuang segala kekhawatirannya selama beberapa saat, dan Jaehyun orang yang tepat untuk itu.
Dia suka dimanja, tidak berpikir terlalu panjang pada sesuatu. Sisi ini tidak akan bisa Doyoung tunjukkan pada member lain, Taeyong mengandalkannya untuk menjaga para member. Jaehyun sendiri secara mengejutkan bisa menenangkannya, padahal Jaehyun lebih manja darinya.
Semua dimulai saat Doyoung memeluk dirinya sendiri di kamar sambil menangis sesungukkan, Jaehyun yang awalnya ke kamarnya untuk meminjam sesuatu tertegun. Tentu saja awalnya Doyoung gelagapan saat dipergoki begitu, tapi Jaehyun menggenggam kedua tangannya dan menatapnya tegas. Doyoung kembali pecah dan memeluk Jaehyun dengan erat, lalu menceritakan hal-hal yang membuatnya begitu sedih.
Sejak saat itu pula, Jaehyun selalu menjadi tempat Doyoung mencurahkan isi hatinya. Tentang dirinya yang begitu insecure menjadi member NCT, atau dirinya yang begitu kecil di atas panggung. Jaehyun selalu tahu bagaimana menenangkan Doyoung. Saling memeluk dan menyentuh sedemikian rupa sudah menjadi rutinitas mereka di hari yang lelah. Jaehyun jadi merasa mereka berpacaran.
"Tidak boleh ada cinta di antara kita," bisik Doyoung sedih. Konsekuensi mereka sangat besar bila ketahuan, dan Doyoung tak mau menghancurkan masa dpean grup mereka. "Kita hanya bisa seperti ini, Jaehyun."
Tapi Jaehyun tak masalah, selama mereka masih bisa saling bertemu dan memeluk itu semua tak masalah. Walau perasaan mereka sama-sama hancur, selama masih bisa bertemu itu semua bukan masalah. Dan tidak boleh jadi masalah.
"Hyung sangat berbakat dan pekerja keras, hyung bisa melakukannya dengan baik."
"Suaramu yang terbaik hyung, aku tahu kau bisa menjadi penyanyi yang bisa menggetarkan hati semua orang."
"Doyoung hyung tidak hanya tampan, tapi juga manis. Visual hyung menenangkan."
Doyoung kembali membiarkan dirinya dipeluk sedemikian rupa oleh Jaehyun. Suaranya menenangkan, tapi ada aura protektif di dalamnya. Doyoung tahu Jaehyun bisa melindunginya dengan baik, dan Doyoung suka dilindungi.
"Saat ini, hyung begitu bersinar. Biarkan aku membuatmu bersinar lagi ya."
Sebuah kecupan di bibir Doyoung biarkan, hubungan mereka yang begitu rumit akan menjadi semakin rumit nantinya. Dia tak peduli pada Jaehyun yang diam-diam memujanya dengan cara yang mengkhawatirkan.
.
.
.
FIN
Panda berpikiran, seandainya Jaehyun menjadi pelindung Doyoung sesaat, seandainya Doyoung hanya bisa terlihat rapuh di hadapan Jaehyun. Bukankah itu sangat indah? Karena masing-masing hanya bisa terlihat lemah di hadapan pasangannya(?).
Dan ff ini jelek ya, soalnya baru diketik 2-3 jam lalu. But, enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
Regular-Irregular
Fanfiction[Ganti Summary] Mari masuki batas tipis antara dunia nyata dan mimpi, di mana keduanya takkan bisa dibedakan semudah membalik telapak tangan. Bebaskan imajinasi dan biarkan JaeDo menjadi pasangan serasi dan lengket di sini saja