quotes13

120 4 1
                                    

Sungguh. Dari dulu, aku nggak pernah nuntut kamu harus kasih aku status dan kejelasan. Nggak. Nggak pernah. Aku cuma mau kamu terus ada. Tetap ada. Gimanapun kondisi aku. Gimanapun bobroknya hubungan kita. Gimanapun masalah besar, kita hadapi berdua.

Tapi yang terjadi bukan gitu. Kamu nggak pernah nunjukin ke aku, sedalam apa perasaan kamu ke aku. Bahkan, dari hal sederhana sekalipun. Kayak ngechat aku duluan? Telepon aku duluan? Nyariin aku duluan? Jarang. Nggak pernah bahkan.

Kenapa? Apa aku ini perempuan yang nggak layak dapat perhatian kamu? Apa aku ini orang yang enggak layak di chat duluan? Ditelepon duluan? Dicari duluan? Apa aku nggak cocok jadi orang yang merasa ditunjukin sama aku, soal betapa sayang kamu sama aku?

Kamu nggak ada di sana. Saat aku mau kamu ada. Kamu jarang hargain keberadaan aku. Tapi, setiap aku  minta pisah, minta udahan. Kamu bilang, jangan. Kenapa??? Kamu bilang nggak mau kehilangan TEMAN kayak aku. TEMAN. Setelah apa yang udah kita lewatin selama ini. Setiap aku tanya, kamu sayang sama aku?

Dengan entahnya, kamu jawab, semua perasaan kamu ke aku cuman berdasar kagum. Haha. Cuma kagum ya? Sadar nggak? Rasa kagum ke aku itu, udah bawa kita dalam hubungan yang terlalu jauh kayak gini. kamu nggak sadar, kita udah bergerak makin jauh.

Sementara di sini, cuma aku yang sadar, bahwa hubungan kita udah bergerak terlalu jauh. Setiap aku tanya, setelah ini kita mau apa? Jadi gimana? Akan seperti apa? Kamu nggak pernah bisa jawab. Kalau aku perempuan normal mungkin kalau dingantungin gini, aku udah meledak tak tentu arah.

Aku nuntut kamu, minta kamu hargain aku, tapi? Aku diinjek gini aja nggak pernah meledak. Aku diam. Aku sabar. Aku nangis, tapi kamu nggak pernah dengerin aku. Kamu nggak pernah  sadar betapa sering aku nangis ini kamu, seberapa sering aku berharap kamu bisa kayak yang aku mau, seberapa deras doaku buatmu, supaya kamu bisa seperti yang aku impikan.

Meskipun sampai sekarang, nggak ada pertanda kamu bakalan lebih baik dari yang lalu. Dan di titik ini. Aku udah nyerah Senyerah nyerahnya orang nyerah. Hubungan kita udah nggak bisa dibawa kemana mana lagi.

Kamu nggak akan pernah berubah jadi apa yang aku mau. Kamu tetap kamu. Egois. Keras kepala. Tapi, sangat dimengerti. Kamu nggak akan lebih baik. Disini, aku yang kalah. Karena udah capek merjuangin kamu. Tapi, kamu jauh lebih baik dulu kalah, karena terlalu bodoh menyadari siapa yang beneran sayang sama kamu.

Di titik ini, aku bakalan berhenti. Karena sia-sia berharap sama orang yang salah, yang nggak pernah ngerti. Kamu nggak bisa sedikit aja bahagiain aku. Sesederhana aku bilang, nggak usah follow dia, atau nggak usah hubungin lain, tapikamu tetap lakuin itu. See?? Hanya aku satu, tidak pernah cukup buat kamu. Kamu butuh lebih dari aku. Nggak cukup satu. Padahal, aku sebodoh itu, nggak mau berhubungan lebih jauh sama yang lain.

Tapi, apa yang kamu kasih ke aku? Pengabaian, omong kosong, drama, bualan panjang. Aku selalu kamu anggap cewek tolol yang dungu. So, plis, aku capek banget sama kamu. Capek sama kita. Kita yang sebenarnya nggak pernah ada. Kita yang di banyangan aku bakalan jadi nyata. Kamu nggak cinta. Kamu juga nggak takut kehilangan aku. Kamu cuma takut kehilangan fans. Kamu nggak takut kehilangan aku. Nggak pernah. Kamu selalu berpikir, aku ini bodoh sekali. Jadi, kamu manipulasi semua kata, seakan-akan kamu juga cinta. Padahal,  cinta itu nggak pernah ada. Bukti cinta apa? Kamu tunjukkin aku ke mata dunia. Kamu nggak sembunyiin aku dari siapapun. Kamu, setidaknya, anggap aku ada. Tapi,  sekali lagi, kamu nggak pernah ada usaha bikin aku bahagia. Kamu cuek. Nggak peduli. Bodo amat.

Ketika aku tau, aku berjuang sampai kayak orang tolol, cuman buat bikin kamu senyum. Aku yang tolol, kamu pinter. Pinter bohongnya. Kamu nggak sayang sama aku. Harusnya, jauh-jauh hari, aku sadar ini semua. Kamu nggak cinta sama aku. Kamu nggak sayang sama aku. Aku cuma teman biasa. Nggak ada spesialnya sama sekali.

Aku yang bodoh, karena merasa dipentingin kamu. Padahal aku standar. Nggak penting. Dan haruskah aku nuntut kamu berubah? Haha. Nggak usah. Kalau kamu sayang, kamu bakalan berubah dengan sendirinya. Ngak perlu aku minta. Well, yaa, kamu nggak berubah jadi lebih perhatian. Oh, yaudah, kamu nggak sayang emang sama aku. aku nggak pernah jadi apa-apa buat kamu, nggak penting, nggak guna.

Ada ataupun nggak adanya kehadiran aku, bakalan tetap sama buat kamu. Aku nggak membawa pengaruh apa-apa buat kamu. Pun kalau nanti aku pergi, kamu nggak bakalan sedih atau galau. Kenapa?  Fans kamu banyak.

Jadi? Aku milih udahan. Kamu nggak nyari aku, nggak perhatian sama aku, nggak butuh kehadiran aku. Ini cukup ngasih tau aku, bahwa kamu memang nggak butuh aku dalam hidup kamu. Aku pergi karena aku tahu diluar sana ada yang lebih butuh rasa sayang dan perhatian dari aku.

Karena tidak seharusnya, aku berkorban terlalu jauh untuk pria dengan hati terlalu sempit buatmu. Pria yang hatinya sangat sempit hingga tidak mampu Nerima cinta yang luar biasa dariku. Kamu pengecut. Hanya itu yang aku tahu, selama perkenalan kita.

QUOTESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang