1-Aleeya

33 1 0
                                    

ibu adalah makhluk Tuhan yang paling  luar biasa. Yang dengan ketegarannya, selalu ikhlas merelakan hatinya demi kebahagiaan kita yang disebut anak.

~Aleeya Casilda~

suara gaduh terdengar jelas dari arah rumah Arbara Megantara, suara itu berhasil membuat tidur leya menjadi kacau.

Matanya leya terbuka lebar setelah mendengar gebrakan pintu yang berasal dari rumah bara.

Dengan bergegas dia keluar kamar dan menuruni tangga dengan langkah terburu buru.

Rumah bara tidak jauh dari rumahnya, hanya berjarak paling tidak 10 langkah saja.

"Bisa - bisanya ibu bilang mau nikah lagi? Ibu lupa sama bapak? Lupa sama perjuangan bapak? Lupa kalo bapak mencintai ibu dengan sepenuh hati bu? Lupa?" Suara bara memenuhi seisi rumahnya, membuat perempuan yang berusia 42 tahun itu menunduk takut. Ini bukan kali pertama bara berbicara dengan nada tinggi padanya.

"Demi kamu nak" balas perempuan itu dengan terisak.

"Apanya yang demi aku? Bilang aja ibu yang ngga bisa setia" balas bara dengan nafas memburu.

"Nak bara, jangan bicara kasar pada ibumu" timpal lelaki paruh baya yang bertubuh pendek dan agak gendut. Dengan kepala sedikit botak dan rambut yang hampir memutih seluruhnya.

"Diam lo, pasti ini gara-gara lo. Lo pelet ibu gue pake apa hahh?" Balas bara dengan emosi sambil mendorong laki laki itu sampai hampir tersungkur.

"Jangan nak, kamu ngga boleh kasar" lerai ibu bara.

"Diem bu, ini pasti dia yang maksa biar ibu nikah sama dia. Orang kaya gini harus di habisi bu" bentaknya dengan seluruh amarah di dalam pikirannya. Dengan tangan mengepal dan tatapan memerah. Bara mengambil ancang ancang untuk menyerang.

Hingga sebuah suara tiba tiba muncul dari ambang pintu.

" berhenti arbara"

Bara tau siapa dia, tanpa harus melihat wajahnya.

Siapa lagi, kalo bukan aleeya.

"Kamu apa apaan? Kenapa jadi kurang ajar sama orang tua?" Aleeya langsung menarik lengan bara, membuatnya berdiri disampingnya dengan segera.

"Jangan ikut campur leya" tepis bara sambil mendorong leya hingga tubuhnya menubruk tembok. Lalu dia kembali dengan aksinya. Mencengkram erat kerah hem laki laki paruhbaya itu.

"Arbara jangan" leya masih berusaha melerainya.

"Gue udah bilang jangan ikut campur leya" bentak bara dengan mendorong leya ke arah kaca jendelanya, lalu mengapitnya dengan kedua tangan di samping kepala leya yang memang tingginya hanya seleher bara.

Aleeya benar benar merasakan amarah bara, matanya merah, kerngat mengalir deras di dahinya, nafasnya naik turun tak beraturan.
Aleeya hanya bisa menunduk, takut kalau kalau bara menghajarnya.

Air mata leya berhasil lolos, datang tanpa diundang seperti biasanya.

Bara menyadari kalo leya menangis. Dia mendongakan kepalanya, menarik nafas dengan asal.

"Hyaaaaa" dan prank!!!! Kaca yang ada dibelakang leya berhasil bara pecahkan dengan satu tinjuan.

Leya tau bara tidak mungkin menyakitinya.

"Bara" panggil leya dengan begitu lirih, tubuhnya sudah memeluk bara kini. Itu reflek, terjadi dengan tiba tiba. Siapa juga yang tidak menghindar jika ada kaca yang pecah?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALEEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang