dua

1K 263 24
                                    




saat tanda itu muncul
maka sudah dipastikan jika keduanya terkait dengan benang merah.










Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















"YA!  Ahn Hyungseob! Jangan berjalan terlalu cepat! ya-- YAA! "

Beta berambut panjang nampak tersungut mengejar langkah lebar Hyungseob. Berulang kali ia berteriak meminta si manis memperlambat langkah, namun digubrisnya. Tentu saja Namjoo kesal! Hei, meskipun omega Hyungseob tetap saja lelaki.

Si rambut madu menoleh tiba-tiba. Dengan wajah merah padam dan alisnya yang menukik; pertanda kesal. Tidak-- ia bukan hanya kesal. Hyungseob marah! Dan ia tak akan menyesali apa yang tadi ia lakukan kepada alpha kurang ajar yang sialnya seorang konglomerat.

"Aku tidak akan minta maaf! Noona dengar?! Bedebah sialan itu keterlaluan!"

Kim Namjoo— seorang beta wanita hanya mampu menghembuskan napas dalam-dalam. Jujur saja, ia (para beta) tidak memiliki indra penciuman setajam alpha. Beta hanya dapat mencium feromon matenya dan tidak berlaku dengan yang lain, sekali pun omega yang tengah heat.

"Tapi tindakanmu keterlaluan. Dia klien kita, ingat?"

Hyungseob masih dalam mode kesal. Jelas ia tidak akan mendengarkan apapun yang Namjoo katakan bahkan hingga mulutnya berbusa.

Agar semuanya jelas, mari berputar ke beberapa menit sebelum kejadian terjadi. Berawal dari terganggunya penciuman alpha dewasa, yang berasal dari tubuh sang omega—Ahn Hyungseob.

Woojin sudah tak tahan lagi. Hidungnya amat terusik meski ia akui aroma yang menguar dari Hyungseob amatlah menggiurkan-- tidak, tidak sampai membuatnya hilang ke warasan.

"Kau-- dalam masa heat, omega?"

Semua terjadi begitu saja. Bahkan tak ada yang memprediksi jika Hyungseob (yang notabenya omega) melayangkan tamparan yang tidak main-main ke pipi si pria bersurai pirang.

PLAK

Namjoo memekik tertahan. Haknyeon berjengit kaget, pun halnya dengan Woojin yang membatu usai menerima 'hadiah' yang Hyungseob berikan. Omong-omong tamparannya cukup menyengat dan menimbulkan bekas memerah dipipi sang alpha. Dan Hyungseob tidak peduli.

"Ya— Ahn Hyungseob!"

Woojin tidak mengaduh sama sekali. Manik tajamnya menatap sang omega yang tertunduk.

Tangannya terangkat, menunjuk dengan berani tepat diwajah Woojin. "KAU! Apa semua orang yang memiliki 'kuasa' tidak memiliki sopan santun!? Lain kali pertimbangkan ucapanmu tuan, sebelum berbicara!"

"Si brengsek itu bicara omong kosong! Aku tak heat! Dan jika ia terganggu dengan feromonku cukup memintaku menjauh dan tidak menuduhku sembarangan! Untuk apa omega yang tengah heat berkeliaran diluar jika itu sama saja menjual diri!? Dia sama saja menyamakan ku dengan pelacur!"

Biarkan kali ini Namjoo mengalah. Hanya Hyungseob satu-satunya omega yang bersifat demikian. Jika ia menimpali, maka akan berakhir keduanya bertengkar-- bahkan jika lebih parah tubuh serigala mereka yang mengambil alih. Memikirkannya saja Namjoo bergidik. Sebab, menyakiti omega-- benar-benar tak ada dalam kamusnya meski omega carrier seperti Hyungseob.

"Pulang dan dinginkan kepalamu. Biar aku yang bicara dengan sekretaris Joo mengenai agenda kita."

Hyungseob menggerutu, namun tetap menuruti ucapan Namjoo. Ia butuh air hangat untuk melemaskan otot-otot kakunya.

"A-ah! Pa-panas.. pergelangan tanganku.. seperti terbakar."

Namjoo membulat. Ini jarang sekali terjadi. Bahkan mungkin tidak pernah sama sekali, ketika bangsa mereka mulai hidup mengikuti kemajuan zaman. Fenomena yang tengah dialami Hyungseob mampu menggetarkan hatinya.









"Kau— bertemu dengan soulmate- mu?"
































▪ I am you ▪





































Dilain sisi, masih dalam ruangan kedap suara berlapis kaca anti peluru. Woojin beberapa kali meringis ketika Haknyeon mengoles pipinya dengan gel. Entah, Woojin tak tau apa namanya yang jelas gel yang Haknyeon berikan sedikitnya mengurangi rasa menyengat dipipi kirinya yang menjadi korban ke- 'ganas' -an Hyungseob.

"Aku yakin sekali ia tengah heat. Feromonnya begitu menggangguku."

Haknyeon mendengus. Sekali pun benar, omega carrier tadi dalam siklus heat ia rasa Woojin memang sedikit keterlaluan. Mereka-- para werewolf  jelas tau jika seorang omega sedang dalam siklusnya, pantang keluar rumah. Mengurung diri hingga heat berakhir adalah opsi paling bagus, terutama mereka yang belum memiliki mate.

Jika kedapatan seorang omega berkeliaran ketika masa heatnya, mereka tak lain bedanya dari pelacur. Begitu istilah kasarnya.

Yang Haknyeon lihat dari matanya, omega tadi terlihat berasal dari keluarga baik-baik. Ia memiliki tata krama. Sedikitnya tau, menjaga sikap dimana ia berada. Jika sudah begitu, bukan kah segala permasalahan berpusat pada Woojin?

"Kau yakin tak salah Park? Ia sangat tersinggung sepertinya."

Woojin nampak berpikir. Ia masih yakin betul jika Hyungseob dalam fasenya. Tapi-- mengapa ia begitu marah saat Woojin berkata demikian?

Sengatan panas tiba-tiba muncul di pergelangan tangan. Menyisakan sensasi panas terbakar setelahnya meninggalkan bekas. Keduanya terdiam. Haknyeon dengan pikirannya mengenai 'tanda' baru milik sang sahabat, menarik kesimpulan kasar mengenai hal-hal yang tak terduga selanjutnya. Sementara Woojin, untuk berpikir pun tak mampu. Kepalanya kosong. Debaran jantungnya memburu. Benarkah ia?

Tepat di pergelangan tangan kanannya. Sebuah ukiran sempurna seolah baru saja diciptakan oleh tangan manusia, terukir apik dengan cantik.



Lotus.














Soulmate.












Luna.































Woojin baru saja bertemu dengan omeganya, sang luna.








































a.n

untuk lotus sendiri, gak ada hubungannya sama luna ;; ini versi aku aja kalo luna itu digambarkan dengan bunga lotus. mohon pengertiannya 🙇

I am YOU ;jinseob. [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang