Siapa yang tidak mengenal keluarga Crowill? Hanya orang desa saja yang tidak mengenal keluarga mereka. Keluarga dengan harta yang melimpah dan memiliki belasan pulai pribadi bukanlah hal yang mudah di dapatkan, hanya orang beruntung sajalah yang terlahir dalam keluarga tersebut. Namun itu bukanlah hal yang patut di banggakan menurut Ansell, karena yang ia butuhkan sedari dulu adalah pelukan hangat dari kedua orangtuanya dan kecupan-kecupan kecil yang selalu mereka beri ketika ia akan hendak pergi ke suatu tempat.
Namun semenjak mereka menjadi semakin sibuk, mereka mulai lupa cara untuk menyapa Ansell, mereka lupa untuk terus memberikan kasih sayang kepada anak tunggal mereka, bahkan mereka terkadang lupa untuk pulang dari luar kota. Karena itulah Ansell menjadi sosok dingin tanpa sikap lembut yang tak akan pernah di tunjukkannya lagi. Ia bosan hidup dalam drama, ia mencoba memutuskan untuk mendinginkan sikapnya agar orang sadar apa yang sebenarnya ia inginkan.
Ketika universitasnya memulai liburan musim dingin, barulah ia memutuskan untuk pergi ke salah satu pulau yang saat ini menjadi perhatian yang begitu menarik baginya. Rasanya ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menikmati udara sore yang hangat dan matahari terbenam yang begitu indah tergantutng di langit sore. Jika mengingat hal tersebut rasanya ia ingin tersenyum, namun tiba-tiba sahabat-sahabatnya datang dan membuat onar. Sedikit kesal tapi ia mencoba menikmati tujuannya saat ini.
Ketika mereka tengah berjalan ke salah satu Resto, tanpa sengaja ekor matanya menangkap seorang gadis asia yang terlihat sedikit bosan sambil terus menyeruput es cappucino miliknya di salah atau meja yang dekat dengan kasir. Gadis itu terus menatap ke arah rombongannya, ia tidak merasa risih hanya aneh. Biasanya orang menatap kerumunan mereka dengan tatapan memuja, hanya gadis itu yang menatap ke arah mereka bingung, tersenyum, bosan dan selalu seperti itu. Apa gadis itu tidak mengenal mereka? Ataupun dirinya? Jika ya selamatlah ia.
Ia tidak mau satupun orang mengenal dirinya untuk saat ini. Teman-temannya terus membicarakan dirinya yang membuat ia sedikit jengah ketika mendengar pembicaraan sahabat-sahabatnya itu.
"Ansell, kalau wajahmu datar terus seperti itu mana ada cewek yang mau mendekatimu. Dasar beruang kutub jantan." mendengar hal tersebut membuat Ansell sedikit terganggu.
"Ribut!" teriak Ansell kesal.
"Setelah satu hari perjalanan, akhirnya aku mendengar suaramu keluar juga!" tanpa sengaja ia bertatapan dengan gadis itu, terlihat kedua netra coklat itu berkilat tajam tetapi memancarkan tatapan hangat.
"Hei Arley, jangan memancingnya, nanti kau di terkam, rawr!" ingin rasanya ia tertawa, tapi rasanya aneh jika seorang beruang kutub tertawa, benar bukan?
"Ngomong-ngomong Ansell, aku dengar Githa menembakmu ya?" pikiran pemuda itu kembali teringat kepada seorang gadis pendek dengan wajah oval miliknya serta kedua netra biru tuanya yang mulai berkaca-kaca karena penolakkan kasar yang di ucapkan secara langsung oleh Ansell.
"Haah... Dia gadis bodoh, mengapa ia mau menembak beruang jantan ini? Yang ada ia di biarkan membusuk." ia mulai mendengkus kasar lalu memutar kedua bola matanya ke arah lain.
Tak lama kemudian tanpa sengaja ia melihat gadis asia itu berdiri dari tempat duduknya dan pergi. Tiba-tiba Arley, sahabatnya mengguncang tubuhnya membuatnya tersadar.
"Apa yang kau lamunkan bung?" ujar Arley.
"Tak ada." hanya itu yang bisa ia ucapkan untuk saat ini.
🐰❄️Bersambung❄️🐰
m
KAMU SEDANG MEMBACA
Shining Star for You
TeenfikceAmazing cover by @SheThatEveryoneHates Bohong jika Ansell membenci gadis itu, nyatanya tanpa sengaja ia telah mencecap bagian kecil dari tubuh gadis itu, ya bibir. Bohong jika ia tidak menyukai rasanya nyatanya perasaanya telah melayang jauh melebih...