You're a very special person.
I'm glad that you're my friend,
For when I need a little advice,
You always have some to lend.
You help me when I am troubled,
Feeling down and out-
I never have to say what's wrong.
You seem to know what I'm all about...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"The Biggest adventure you can take is to live the life of your dreams"
-Oprah Winfrey-
"Savi, sorry ya gue telat"
Cewek yang dipanggil Savi itu mengalihkan perhatiannya dari layar laptop di hadapannya mendengar namanya disebut. Savi mendapati seorang cowok dengan balutan sweatshirt hitam dan celana abu-abu berdiri di sampingnya dengan cengiran khas menghiasi wajahnya. Dia baru saja akan menjawab ketika cowok itu berkata lagi, "Soalnya tadi si Keanu nebeng minta dianterin ke toko buku dulu." Jelas cowok itu. "Udah gitu jalanan dari Zafira ke sini macet banget"
"Oh—" Savi melirik parking area dan mendapati motor sport berwarna merah mencolok milik cowok itu terparkir manis disana. "Seberapa parah sih macetnya? Lo kan naik motor, emangnya nggak bisa nyelip-nyelip gitu?"
"Gue kan tipe pengendara yang taat aturan Sav, karena gue nggak mau membahayakan nyawa orang lain dan diri sendiri"
"Taat aturan, my ass!" Savi bergidik mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat mereka masih SMP.
Waktu itu sepulang sekolah, melihat dirinya yang tak kunjung dijemput padahal waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Cowok itu menawarkan diri untuk mengantarnya pulang dan tanpa pikir panjang dia pun mengiyakannya. Sesuatu yang sangat disesalinya kemudian. Selama perjalanan ke rumahnya entah sudah berapa rambu lalu lintas yang dilanggar cowok itu.
Parahnya, sewaktu akan berbelok ke kompleks rumahnya mereka hampir saja celaka kalau saja cowok itu tidak gesit memanuver motornya. Sejak saat itu, Savi selalu berpikir dua kali kalau Juna menawarkan diri mengantarnya pulang dengan motor.
Dengan santainya, cowok itu mengempaskan tubuhnya di samping Savi. Lalu meletakkan tas ransel hitam ke atas meja yang langsung dihadiahi pelototan tajam Savi. "Geser dikit napa! Demen amat sih mepet-mepet"
"Judesnya—"
"Ngomong apa lo barusan?"
"Ah, nggak kok. Gue nggak bilang apa-apa, lo salah denger kali!"
"Udah datang telat, ngatain orang lagi. Dasar Junaedi!"
"Kebiasaan deh! Ganti nama orang seenaknya!"
"Biarin" Cewek itu menjulurkan lidah.
"Gue laper banget nih, belum sempet makan siang tadi"
"So?" tanya cewek itu tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya
"Gue mau pesen makanan dulu" Cowok itu lalu mengangkat sebelah tangannya tinggi-tinggi. Seorang pelayan yang melihat gesture tangan cowok itu datang tergopoh-gopoh dengan dua buku menu di tangan.
"Fish and chips ekstra mayo sama air mineral dingin"
Si Mbak pelayan terus mencatat di catatan kecilnya.