Empat Belas

2.6K 147 43
                                    

Semua orang yang ada di lapangan diam ditempat ketika keadaan semakin kacau. Nayla berjalan semakin dekat ke arah ujung atap yang tidak ada tembok penyangganya. Dia berjalan semakin dekat dan........
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aaaaaaaa....

"Naylaaa...!!!!"

Semua orang yang berada dilapangan berteriak histeris. Risa, Vanessa, dan Milka menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan mereka. Semua orang benar-benar terkejut hingga menutup matanya, termasuk pak Anton. Mereka tidak sanggup jika harus menyaksikan kejadian bunuh diri secara langsung. Namun, selang beberapa detik, semua mata mulai terbuka, tiba-tiba salah seorang siswi berteriak sambil menunjuk ke arah atas gedung.

"Dia hilang!"

Saat itu juga, pandangan mereka langsung tertuju ke atas gedung sekolah. Mereka heran, mengapa Nayla bisa menghilang secepat itu? Kemana dia? Apa yang sudah terjadi? Pikiran mereka seperti terhipnotis. Tanpa banyak berfikir, Risa mengajak pak Anton dan teman-temannya yang lain untuk mencari Nayla ke atas gedung.

"Kita harus cari Nayla sekarang." Ucap Risa, lalu beranjak bersama yang lainnya menuju atap gedung sekolah.

Koridor demi koridor mereka lewati, pulahan anak tangga mereka langkahi hingga mencapai titik ujungnya. Akhirnya mereka sampai didepan pintu yang menghubungkan ke luar atap gedung sekolah.

"Gimana lang?" Tanya Risa yang diingiri dengan nafas terengah-engah.

"Pintunya masih susah dibuka, udah gue coba buat dobrak berkali-kali tapi tetep aja ga bisa kebuka." Galang menyandarkan punggungnya ke tembok.

"Coba biar saya yang buka pintunya." Pinta pak Anton

"Kalian semua bisa mundur sedikit." Perintahnya

Semuanya pun mengikuti instruksi dari pak Anton.

Brakkk!!!

Akhirnya pintu tersebut bisa dibuka, semuanya pun bergegas menuju atap sekolah. Mata mereka mencari ke segala arah, menengok ke kanan dan ke kiri, berharap apa yang mereka cari segera ditemukan.

"Mana Nayla?" Tanya Galang

"Nay-"

Baru saja Risa ingin mengeluarkan suara 10 oktafnya, tiba-tiba saja Verrel memotongnya dan membuat seluruh pandangan mata beralih ke arah yang ditujunya.

"Itu Nayla!"

"Nayla...."

Mereka berlari menghampiri sosok yang dimaksud. Ya, itu adalah Nayla. Dia yang sedang tergeletak di pelukan seseorang.

Brukk!

Tanpa banyak kata, Galang langsung menarik kerah baju orang yang sedang menjadi tumpuan tidur Nayla. Ia tidak perduli apa yang akan terjadi setelah ini, tanpa menunggu lagi ia langsung melayangkan sebuah tinjuan yang jatuh tepat pada rahang laki-laki tersebut hingga membuatnya tersungkur kebawah. Saat itu sudah terlihat jelas, darah merah segar mengalir di tiap sudut bibir yang baru saja dihantam tinju oleh Galang.

"Arghhhh, apa-apaan ini?" Orang tersebut meringis kesakitan.

"Lo yang apa-apaan! Apa yang baru aja lo lakuin ke Nayla hah?" Galang yang sudah terbakar emosi segera ditahan oleh Verrel dan Rafa.

"Hanif?" Ucap Risa, Vanessa, dan Milka dengan mulut yang terbuka lebar.

Ya, orang tersebut adalah Hanif. Dengan kondisi tubuh yang lemah, Hanif berusaha untuk berdiri dan menjelaskan sesuatu pada Galang. Namun saat ia ingin membuka suara, hampir saja Galang ingin menghantamnya untuk yang kedua kalinya. Tapi untung saja, Verrel dapat mencegahnya.

Misteri Teror Hantu disekolah (Sudah Terbit) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang