0.2 Jumpa

40 4 4
                                    

Tepat pukul 04:30, jam weker berwarna hitam itu berbunyi. Seorang pria bangun dari tidurnya. Wajah nya terlihat kusam dan rambutnya  berantakan. Dia berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah membersihkan tubuh nya, pria itu mempersiapkan diri nya untuk menunaikan ibadah sholat subuh.

•••

Seorang pria nampak berjalan menuju dapur rumah tersebut. Ia mengambil nasi semalam yang telah ia diamkan di bawah tudung saji berwarna coklat. Pria itu membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan makanan untuk di masak. Dia memotong beberapa sayuran dan bawang dengan lihai. Dia menyalakan kompor dan mulai meracik masakan nya. Aroma lezat mulai tercium di dapur kecilnya itu. Ia mulai menghidangkan masakan nya, kemudian ia pun langsung menyantap makanan nya. Setelah dirasa kenyang, pria itu pun mengecek Persediaan makanan nya. Ia mencatat seluruh bahan makanan yang perlu ia beli nanti di pasar.

•••

Motor classic merah berhenti di parkiran pasar. Pria tampan turun dari motor tersebut. Pria itu berjalan menuju penjual sayur yg juga menjual beberapa bahan makanan pokok lainnya. Sesampainya di toko yang ia tuju, pria itu memberikan kertas kecil yang berisi pesanan nya. Penjual itu menyiapkan seluruh pesanan Pria tersebut dan pria tersebut membayar pesanan nya.

"Mas, ini kembalian nya." ucap ibu Asih. Pemilik sekaligus penjual di toko tersebut.

"Ambil aja bu kembalian nya." jawab pria tersebut.

"Makasih ya mas." ucap bu Asih.

"Iya bu, sama-sama." balas pria tersebut dengan sedikit menyungging kan senyum nya.

Setelah memastikan seluruh belanjaan nya telah terbeli, pria tersebut bergegas untuk pulang ke rumah kecil nya itu.

Saat perjalanan pulang, pria dengan motor classic merah itu melihat seorang wanita yang sedang bersusah payah mendorong motor matic berwarna hitam tersebut. Wanita tersebut mengenakan seragam sekolah yang sama dengan seragam sekolah nya. Pria tersebut merasa kasihan dengan apa yang di lihat nya saat ini. Ia memberhentikan motornya tepat didepan motor wanita tersebut, kemudian ia mendekati wanita tersebut untuk membantu nya.

"Misi mba, motornya kenapa ya?" ucap Azka sambil melihat motor wanita tersebut.

"Ngga tau nih mas, tiba-tiba aja motor nya mati.. Elooo?" ucap Nadhifa yang kaget melihat orang yang ada didepannya.

"Ehhh.. Ko jadi elu sihhh?" tanya Azka yang sama-sama kaget nya.

"Dihh lu ngapain jam segini masih di sini? ga pake baju sekolah lagi" Nadhifa melirik barang yang ada di motor classic berwarna merah itu "lu belanjaaa?" ucap Nadhifa yang lagi-lagi tidak percaya dengan apa yang di lihat nya saat ini.

Azka bingung harus menjawab pertanyaan Nadhifa dari mana. Ia merasa malu sekaligus menyesal karna telah memberhentikan motornya hanya untuk membantu wanita tersebut.

"Cerewet banget sih lu. Lu mau di tolongin apa engga?" bentak Azka yang kesal dengan wanita tersebut.

"Eh iya-iya maap, gitu aja marah. Lagian lu nya juga sih, ngapain jam segini belum siap-siap ke sekolah? Terus ngapain juga lu belanja gituan? Kayak cewe aja." ucap Nadhifa disusul tawanya sendiri.

"Ehh buset dah nih cewe, crewet banget dah." batin Azka. "Gua kasih tau yah, semua yang gua lakuin itu BUKAN URUSAN LU. paham?" ucap Azka dengan nada penuh penekanan.

"Iyaa, maaf." ucap Nadhifa lirih.

Wanita itu menundukan kepalanya, ia tidak berani melihat Azka. Ia sangat takut sekaligus menyesal karna telah menertawai dan menanyakan hal-hal yang seharus nya tidak perlu ia tanyakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelipur SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang