1. Teringat Dia

1.9K 287 19
                                    


Untuk beberapa alasan, ada sebagian orang yang tidak ingin bertemu lagi dengan seseorang yang telah menyakitinya. Seperti halnya dengan Astari. Wanita berusia 26 tahun itu sudah bertekad untuk tidak menginjakkan kaki di kota itu.

Kota di mana ia mengenal cinta juga patah hati secara hampir bersamaan. Bahkan sebelum ia menyadari perasaan cinta itu sendiri, hatinya sudah dipatahkan hanya karena sebuah kabar angin yang berembus tak terelakkan. Dan konyolnya Dia mempercayai kabar tersebut.

Mencoba untuk menepis bayang-bayang masa lalu yang masih lekat diingatan, gadis itu menuruni bis yang baru saja mengantarkannya ke kota itu. Langkahnya pasti menuju kursi tunggu untuk mendaratkan tubuhnya di sana. Meraih ponsel dari dalam tas, ia lantas menghubungi seseorang.

"Bang Anton, aku sudah sampai," katanya setelah mengucapkan salam pada pria yang dihubunginya.

Ponsel kembali dimasukkan ke tempat semula setelah ia mendapat jawaban dari pria yang tak lain adalah sepupunya, yang akan menjemputnya beberapa menit ke depan.

Astari memilih mengamati suasana terminal yang cukup ramai sore hari ini. Calo-calo bis meneriakkan jurusan bis yang ditawarkannya. Ada pula para pedagang yang menawarkan dagangannya tak kalah lantang. Lalu lalang penumpang yang hendak bepergian maupun yang baru saja tiba, tak luput dari pengamatan gadis itu. Tetapi semua keramaian di sekelilingnya tak lantas menghapus ingatan tentang Dia.

Waktu tujuh tahun rupanya belum mampu menghapus segala kenangan tentang Dia. Terlebih di kursi yang didudukinya kini, terselip kenangan. Kenangan yang sempat ia pikir indah, yatanya tak lebih dari sekadar kepalsuan.

Mendesah pasrah, Astari memejamkan mata sejenak sebelum membukanya kembali untuk melihat keadaan sekitar.

Titik fokusnya kemudian terhenti pada sesosok gadis kecil yang berloncatan tak jauh dari tempatnya duduk. Gadis kecil berponi yang mengenakan jumpsuit bergambar Frozen di bagian depan bajunya, nampak tak terganggu dengan hawa panas yang mengelilinginya. Sesekali gadis itu mengayunkan boneka di tangan mungilnya, lalu kembali berloncatan. Sementara bibirnya tidak berhenti menggumamkan berbagai kata yang tak begitu jelas di rungu Astari. Namun justru membuat kedua sudut bibir gadis kecil itu tertarik ke atas, karena menurutnya lucu bergerak-gerak kadang mengerucut dan sesekali diselingi tawa.

Ia turut merasakan kebahagian yang dihantarkan oleh gadis itu. Andai ia tidak menutup diri dari para lelaki yang mencoba menjalin hubungan serius dengannya, ia mungkin kini sudah memiliki anak seumuran dengan gadis yang sedang diamatinya.

Astari mendesah lelah. Tidak seharusnya ia memikirkan hal tersebut saat ini. Ia berada di kota ini untuk mengabdikan diri di kantor barunya, agar bisa tetap membiayai pengobatan Ibunya yang terbaring lemah karena penyakit Stroke.

"Hei, melamun aja sih!" Anton yang tiba-tiba muncul menepuk bahunya cukup keras. Astari hampir saja berteriak, jika ia tidak ingat pria di depannya itu adalah sepupunya.

"Abang ngagetin aja, sih!" gerutu Astari.

"Suruh siapa sore-sore melamun. Pamali anak perawan melamun. Ntar nggak taken-taken tahu rasa lo!"

Astari melotot tajam sembari mendengkus sebal. "Bang mulut, Bang. Ya ampun, dua tahun nggak ketemu makin ganas aja tuh mulut."

Sepupunya tidak perlu menyumpahinya sedemikian rupa, karena tanpa mendapat sumpah dari Anton pun, Astari sadar jodohnya teramat jauh. Sekali lagi, bukan tidak ada lawan jenis yang tidak tertarik padanya, tetapi Astari memang belum menemukan laki-laki yang sanggup membuat Astari terpusat hanya pada satu sosok laki-laki itu saja.

Untuk pertama dan terakhir kalinya, Astari merasakan jatuh cinta, perasaan yang ibarat novel di Wattpad ada kupu-kupu berterbangan di perutnya, ya ... bertahun-tahun lalu. Saat usianya bahkan belum genap dua puluh tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang