(2)

286 31 11
                                    

Seorang laki-laki berusia 56 tahun tengah sibuk mengetuk meja menggunakan kelima jarinya. Sedari tadi rasa gelisah terus menguasai nya, ia menghela napas untuk kesekian kali melihat beberapa berkas yang sungguh membuat ia pusing hari ini.
Adalah mengenai tentang bagaimana kemerosotan perusahaan nya di tahun ini kian semakin menurun. Memang benar, adanya penurunan itu tidak serta merta begitu mempengaruhi perusahaan besar yang sudah dibangun 30 tahun lamanya. Namun tetap saja ini membuatnya sedikit takut serta harga dirinya seperti di injak, bilamana mengetahui perusahaan nya dapat sedikit demi sedikit dikalahkan oleh perusahaan-perusahaan lain yang belum lama terbentuk.
Ia akui bahwa memang kinerja nya sudah tidak seperti dulu, umurnya sudah tua, dan tentu saja terjadi perubahan pola pikir.
Sangat susah mendapat ide kreatif yang bisa menggebrak dunia seperti tahun-tahun kemarin.
Belum lagi adanya kasus korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh beberapa bawahan nya yang semakin membuat silelaki 56 tahun itu kewalahan untuk mengatasi nya. Dan sekarang, hanya ada satu cara yang dia pikirkan untuk bisa menyelamatkan perusahaan ini.

Fokus nya sedikit teralihkan akibat suara decitan pintu yang terbuka, lalu kemudian masuklah seseorang lelaki lain yang mendekat kearah tempat ia berada.
Lelaki berusia 56 tahun itu segera berdiri saat mengetahui siapa yang baru saja masuk kedalam ruangan yang banyak menyimpan sejarah untuknya. Bibirnya sedikit tertarik membentuk senyum, dan rasa gelisah pun sedikit menghilang dari perasaan nya.

"Aku sudah lama menunggu mu,
Apa perjalanan mu baik?."

"Cukup baik, namun ada sedikit masalah yang akan ditimbulkan. Langsung saja, untuk apa memanggil ku datang secepat ini?." Tanya lelaki itu tanpa basa-basi kepada sipemilik perusahaan.

"Tentu saja untuk membahas kekacauan ini." Jawab nya sambil menunjuk berkas-berkas yang ada diatas meja nya.
"Aku tidak ingin menunda nya lagi, dan sesegera mungkin ingin cepat untuk mendapat jalan keluar nya."

Lelaki yang baru saja datang itu melangkahkan kaki nya kearah berkas yang terletak diatas meja, lalu kemudian perlahan mengambil dan membacanya dengan teliti.
Alis si lelaki tersebut sedikit mengkerut, saat melihat satu-persatu berkas yang menurut nya adalah inti dari kegelisahan sipemilik perusaahan.

"Apa yang terjadi? Cukup bisa dikatakan menurun drastis."

"Akan lebih baik jika kita membicarakan nya ditempat yang sudah aku siapkan." Ucap sipemilik perusahaan sembari menggandeng pundak lelaki itu menuju salah satu ruangan rahasia yang ada di perusahaan nya.

——————————————————

"Daehwi! Nilai lu gimana?" Teriak hyungseob saat daehwi baru saja turun setelah menerima rapor akhir semester satu yang diberikan oleh wali kelas mereka, Im Yoon ah atau biasa dipanggil Ibu yoona. Seorang guru muda cantik definisi sempurna yang sangat mencintai pekerjaan nya.

Menjadi salah satu pengajar yang sangat disukai oleh para guru dan murid yang ada disekolah. Namun sayang, si wanita cantik itu belum pernah memiliki pasangan akibat mengesampingkan urusan pribadi demi ambisi semata.
Yang tidak sedikit membuat orang-orang menyayangkan sikap yoona yang seakan menutup hatinya untuk para lelaki.

"Gak usah nanya! lo tau kan jawaban nya, selama gue masih berteman sama kalian, nilai gue gak akan bisa lebih bagus dari nilai nilai gue yang dulu."

Hyungseob dan Jihoon tertawa melihat daehwi lagi memasang muka kusut dan membanting cukup keras buku nilai itu diatas meja.

"Halah sok banget muka lo dikusut kusutin! Biasanya dapet nilai lebih ancur daripada ini santai aja lo." Sinis Jihoon memutar bola matanya malas dan menampar pelan pipi mulus daehwi yang membuat mereka bertiga tertawa sebelum sebuah panggilan masuk disalah satu ponsel mereka dan menghentikan tawa ketiga sahabat itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Father Complex  l.g.l & p.j.hWhere stories live. Discover now