"Udah sih Ran. Positif thinking! Udah mau pulang nih. Sepet mulu muka lu dari pagi. Gua liatnya jadi kesel sendiri"
"SHAN!! Coba lu jadi gua. Yaa allah ya rabb. Ini tuh hari bersejarah--harusnya. Tapi apa? Bahkan dia ilang dari semalem!" Cewek yang memiliki nama Rania--atau Ran itu meremas pensil yang ia genggam dengan kesal. Pandangannya menajam seakan akan mengobarkan api semangat ke-kesalan. "Raka itu bodoh emang. Bego. Ih. Kesel!"
"Bego bego gitu lu bucin dia"Jawab Shania melengos sambil menatap ke papan tulis yang penuh dengan coretan abstrak hasil karya teman sekelas mereka
"Shan. Belain gue napa. Lu pihak gua atau pihak Raka hah?!"Rania membanting pensil yang ia genggam hingga terpantul jauh menghantam punggung Siska--Ketua kelas dua meja didepan meja mereka
Siska mengaduh lantas membalikkan badan untuk melayangkan tatapan berapi - api ke segala arah. "Apaan sih! Lempar - lempar pensil kayak bocah!?"
"Bukan gua. Sumpah. Ini si Shania. Serius. Bukan gua" Rania menunjuk - nunjuk Shania yang masih sibuk menulis di buku tanpa menoleh sedikitpun
Siska bergumam sembari melayangkan tatapan tajam terakhirnya sebelum kembali membalikkan badannya kearah depan
"Mampus. Mbasis makin kejem aja" Ucap Rania cukup pelan
"Udah tau tuh cewek begitu. Manusia yang perasaannya udah perpaduan kayak lagi PMS + Hamil muda + sakit gigi = Senggol bacok"
"Ya gue kan gak sengaja juga"jawab Rania. "Tapi Shan gue masih kesel"
"Udah anjer. Positif thinking. Siapa tau laki lu lagi nyiapin surprise buat lu"Jawab Shania---yang langsung membawa gurat kesenangan di wajah Rania
"Laki gua..... Berasa suami. Ehe"
"Kan. Tololnya kumat. Bucinnya nambah"
Rania mendekatkan badannya ke sahabat karibnya sejak duduk di kelas satu SMA itu--hingga kini kelas dua belas menjadi tablemate abadi di masa SMA-- Lantas menepuk - nepuk pundak sahabatnya itu dengan pelan. "Ini tuh namanya jatuh cinta. Bucin itu manusiawi dalam sebuah hubungan Shan. You need to understand this. Okey sist?"
"Sist sist pala lu. Udah jauh - jauh sana"
Rania memundurkan badannya lantas tersenyum congak. "Makanya Shan. Cari pacar. Biar gak jomblo mulu. Gebetan banyak. Chat Line, chat WA, DM IG rame kayak pasar , tapi sayang chat dari sosok yang dipanggil sayang kaga ada. Itu... WAT APA?"
"ANJENG"
****
Raka bego💕😭
• By. Aku mau kerkom. Kamu pulang sendiri ya? Maaf. Ini juga dadakan banget. Buru pulang udah mau mendung soalnya
Ahh iya. Deh •
Aku ngangkot yak. Kamu tiati berangkat kerkomnya. Jangan ngebut. Awas kalo ngebut •• Siap. Buru pulang ya. Keburu ujan
• Sampe rumah langsung mandiIyee iyee. Dah sana berangkat •
• okay. Nanti aku chat lagi
Rania mendengus kesal lantas mendudukan bokongnya ke kursi halte. Biasanya ia menunggu Raka pun disini juga, tapi saat ini. Ia harus rela pulang diantar selirnya--Abang angkot genit yang suka liat - liatin dia
KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA
Short StoryHanya kisah sederhana dari Rania dan kekasihnya, Raka yang banyak drama intrik, kealay-an dan kebucinannya.