"Bukan masalah berapa lama aku menanti ketidakpastian ini. Tetapi, setidaknya beri aku jawaban, supaya aku masih mempunyai sisa energi untuk melupakanmu. "
Melody.
***
"Di, ayo ke kantin...," rengek Lili yang menggoyangkan lengan kanan Ody. Sedangkan, ia hanya berdehem dengan menelungkupkan kepalanya di tumpukkan kedua tangannya.
Rasanya, ia benar-benar tidak ada tenaga. Dan sekarang, ia hanya ingin tidur.
"Ayo, ke kantin. Ngisi perut tuh perlu saat lagi galau, Dy." Lili merengek lagi dan masih menggoyangkan lengan Ody. Ia berdecak. Kepalanya berubah posisi menghadap ke arah Lili, tetapi masih di atas tumpukkan kedua tangannya, "Gue lagi males, Li. Mau tidur aja rasanya."
"Galau boleh, tapi perut harus tetap keisi, Dy. Nanti maagnya kambuh lagi lho.. sekalian sholat dzuhur juga kan."
Kok si Lili tau-tau aja gue lagi galau? Oke. Point ke cocokologi sama ketos nambah satu. Sama-sama punya ilmu dukun.
"Belom adzan, Li." Ody menutup kedua matanya. Rasanya, ia benar-benar kehilangan tenaganya. Bahkan, jika dapat diukur, sisa tenaganya saat ini adalah 15%, kalau di HP itu artinya baterainya sudah lowbatt.
"Yaudah sekarang ke kantin dulu, temenin makan. Lili laper banget, Dy, belom makan juga dari pagi. Nanti ditraktir pop ice, deh."
Ody berdecak lagi, Dikira gue masih bocah apa kali ya? segala ditraktir pop ice kayak itu, mendingan juga es cendol di pasar dekat SMA. Kok jadi bm ya? Yaudah, deh, nanti pulang sekolah, gue mampir ke pasar buat beli es cendol.
"Ayolah, Dy. Anterin..."
"Sana ke kantin bareng temen yang lainnya." Ody masih memejamkan matanya, masih membayangkan nikmatnya es cendol di pasar yang seharga lima ribu itu. Campuran gula merah, santan, dan cendol. Benar-benar, es cendol ter-the best yang pernah ia minum, rasanya. Duh! Bell pulang sekolah masih lama ya?!
"Gamau, enakan sama Ody."
"Duh, apa bedanya, sih?" Ody menggeram tertahan. Matanya sudah terbuka menatap ke arah Lili dengan perasaan kesal.
Ia saat ini benar-benar sedang malas melakukan kegiatan apapun, tetapi malah disuguhi teman seperti Lili. Lili yang super bawel, baperan, manja, bloon itu. Bahkan, ia tidak habis pikir, Lili yang rupanya seperti perempuan remaja lainnya, logat bicaranya masih menggunakan nama, bukan maksud apa-apa, tapi jujur saja ia belum terbiasa dengan Lili--menggelikan saja rasanya.
"Ody.. marah ya?" Lili menunduk sambil menautkan kedua jari-jari tangannya.
Ody menggigit bibir bawahnya. Ia merasa bersalah sudah membentak Lili. lalu, meneggakkan tubuhnya. Menghela napas, dengan terpaksa mau tidak mau harus menemani teman bawelnya itu, "Gue ga marah. Maaf ya tadi kasar sama lo, Li. Yaudah, ayo ke kantin."
"YES!!"
Seketika Ody melebarkan matanya, takjub. Ia benar-benar takjub dengan sosok Lili. Masa ada raut wajah yang tadi sedih, seketika berubah senang seperti ekspresi anak kecil yang tiba-tiba mendapatkan permen dan coklat. Eh, apa itu cuma tipuan ya? Sial! Kalau yang tadi itu fakta.
![](https://img.wattpad.com/cover/168891724-288-k421269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Teen Fiction(MAS #1) Melody Audia, nama lengkapnya. Melody artinya adalah kumpulan tangga nada yang beragam dan dapat menimbulkan suara yang harmonis, bahkan dapat juga menimbulkan suara yang sangat tidak enak di dengar. Pengertian kata melody yang sesungguhny...