PHP-2.Awal Mula

8 2 0
                                    

Ken mondar-mandir tak jelas di depan rumahnya, dia menunggu papa-nya yang tak kunjung keluar, sudah hampir sepuluh menit ken menunggu namun tak ada tanda-tanda papa-nya keluar.

"Shit! Papa mana sih gak keluar-keluar" gumam ken dengan wajah kesalnya, padahal sudah dipanggil hampir lima kali namun yang menjawab hanya mama-nya yang menyuruh ken untuk menunggu saja.

Tiiittt... tiiitttt... (suara klakson motor)

"Siapa sih tuh orang. Ke gue atau bukan sih" batinnya

"Eh lo mau bareng nggak?" Teriak pria di sebrang sana

"Siapa? Gue?" Ken menunjuk dirinya sendiri

"Ya iya lah siapa lagi"

Ken pun berjalan kesebrang jalan untuk menemui pria tersebut. Tanpa berpamitan terlebih dulu pada orang tuanya

"Kenapa lo ngajak gue?" Tanya ken panasaran, pasalnya ken tidak pernah mengenal pria itu, gimana mau kenal ketemu aja baru pertama kali. Dan batin ken 'terus kenapa dia ngajakin gue brangkat bareng' terus 'emang dia tau gue sekolah dimana' banyak pertanyaan dalam pikiran ken.

"Seragam lo sama seragam gue sama, berarti kita satu sekolah. Terus dari tadi gue perhatiin lo mondar-mandir gak jelas kaya lagi nungguin apa gitu. Oiya tu  rumah gue"ucapnya panjang lebar, tangan kanannya menunjuk rumah yang tepatnya berada di sebrang rumah ken

Ken hanya mengangguk paham. Ternyata pertanyaan-pertanyaan yang ada di otaknya kini terjawab sudah.

"Lo sekolah di SMK pelita?" Tanya ken

"Yaps betul. Lo jug kan?"

"Iya"

"Ya udah bareng aja. Nanti lo telat ini kan hari senin. Tau sendiri kan sekolah kita ketat banget. Apalagi sampe telat terus gak ikut upacara. Mati!"

"Emang iya?"

"Nah! Lo gak tau?" Pria itu terlihat mengangkat satu alisnya, tapi tak terlalu jelas, karna dia memakai helm yang fullface. "Ya udah ayo naik!" Sedikit ragu ken naik ke motornya namun keraguan itu ken tepis karna dia takut terlambat. Apalagi mendengar kata 'mati' yang di ucapkan pria tadi, ken hampir bergidig ngeri.

Cukup lama keheningan terjadi, ken hanya memperhatikan jalanan yang cukup asing baginya. Terlihat banyak anak-anak yang lalu lalang membawa sebuah gitar kecil, ada juga yang membagikan brosur, dan menjual koran. Mereka semua berpakaian lusuh, dan tubuh mungil mereka sangat tidak terurus. Padahal di umur mereka yang sekarang seharusnya menikmati pendidikan dan bermain, tapi yang mereka lakukan sekarang adalah mencari selembar uang untuk bertahan hidup. Dunia ini sungguh tidak adil!

"Sebenernya gue murid baru" ken memecahkan keheningan di antara mereka. Pria itu sedikit menganggukan kepalanya

"Pantesan gue gak pernah liat lo di sekolah. Gue juga baru pertama kali liat lo dirumah itu, setau gue yang nempatin rumah lo sekarang itu keluarganya pak burhan."

"Lo anak apa?" Lanjutnya

"Anak manusia lah"

"Maksud gue lo anak akuntansi atau mulmed?"

"Mulmed?" Ken mengangkat satu alisnya. Tidak faham dengan yang di katakan pria tersebut

"Otak lo limited banget sih. Multimedia maksud gue"

"Oh. Akuntansi. Kelas X1"

"Gue anak mulmed. Kelas X1 juga" ken hanya mengangguk mengerti. Dalam hatinya dia berkata 'padahal gue gak nanya' emang kurang ajar si ken wkwkwk.

Percakapan mereka terhenti karna sudah memasuki gerbang sekolah, karna parkirian berada setelah lapangan upacara mereka pun harus melewati lapangan upacara yang sudah terlihat ramai oleh siswa dan siswi yang akan melakukan upacara. Semua mata tertuju pada ken dan pria itu. Ken merasa risih dengan apa yang terjadi sekarang.

"Apaan sih kok mereka ngeliatin kita gitu banget. Risih gue" bisik ken

"Iya lah. Gue pertama kali berangkat sekolah bonceng cewek" jawab pria itu dengan entengnya

Selama menuju parkiran ken hanya mengalihkan padangan dari pasang mata pasang mata yang melihatnya. Sekali kali ken menunduk untuk mengurangi rasa malu. 'Hari pertama sekolah yang menyebalkan' batinnya.



Jambi, 29 nov 2018.

Jangan lupa klik tombol🌟

PHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang