Ghostly Masked Prince Xiao [Memanjakan istri kecil yang imut] (hiatus)

76-80

agar tidak terlalu banyak bab, mulai bab ini sampai chapter terbaru 1 bab akan berisi 5 chapter. (chapternya seribu lebih ternyata, panjang banget ya 😅😅)

===

Bab 76 - Saat orang aneh berbicara, dialognya aneh

"Xi Ning, di mana ayah saya?" Setelah Chu Qing-Yan melihat sekeliling dan tidak bisa menemukannya, dia meminta Xi Ning yang berdiri di samping menunggunya.

Melihat tuan keluarganya tampak begitu khawatir, Xi Ning segera menjawab. "Baru saja, pelayan ini sepertinya telah mendengar Tuan mertua mengatakan dia ingin pergi ke kolam untuk melihat-lihat."

"Kolam? Kolam apa? "Chu Qing-Yan tercengang. Prince Ying's manor sangat besar dan dia bahkan tidak punya kesempatan untuk berjalan sekali melalui itu. Sekarang mendengar ini, dia tidak bisa membantu tetapi memiliki beberapa was-was.

Pada saat ini, Ibu Chu tiba-tiba memikirkan sesuatu, dia segera berkata. "Mungkinkah danau yang ayahmu dan aku lalui dalam perjalanan ke sini sekarang?"

Xi Ning juga menunjukkan persetujuannya. "Tuan, halaman depan memiliki kolam bunga teratai, mungkin Tuan mertua telah pergi ke sana! Hari-hari ini, teratai di kolam telah tumbuh dengan sangat baik. Pelayan ini awalnya ingin menunggu sampai kaki tuan yang terluka menjadi lebih baik sehingga pelayan ini bisa membawa kamu ke sana untuk melihat! "

Sudut mulut Chu Qing-Yan bergetar, dia berkata kepada Xi Ning. "Kamu, cepat cari ayahku. Dengan segala cara, jangan biarkan dia mendapat masalah! "

Xi Ning tidak tahu bahwa keadaan Pastor Chu saat ini tidak berbeda dari seorang anak, melihat tuannya sangat khawatir, dia segera berlari untuk mencari. Ibu Chu tidak bisa merasa nyaman dan juga mengikutinya.

Chu Qing-Yan memegangi dahinya, dia tidak pernah bisa melupakan ketika mereka masih di desa Mao, tetangga mereka, Penatua Bibi Li menanam banyak taros di tanah. Dia melakukan persiapan untuk melewati musim dingin dan menunggu hari panen di masa depan. Bagaimana dia bisa tahu bahwa begitu Ayah melihat daun-daun itu tampan, dia akan menarik mereka keluar satu tangkai pada suatu waktu, kemudian mengambil daun dan membangun kanopi melawan hujan untuk sarang burung di pohon? Hal itu membuat Bibi Li marah sampai-sampai dia berbohong di lantai ingin menangis tetapi tidak memiliki air mata. Pada akhirnya, adalah ibu yang secara pribadi membawa sekantong tepung putih ke Penatua Bibi Li untuk meminta maaf dan menebus kesalahan, baru kemudian Penatua Bibi Li berseri-seri dan membiarkannya berlalu.

Kali ini, melihat daun teratai itu bahkan lebih besar dari daun talas itu, dia tidak tahu apa jenis ide hantu yang akan dihasilkan ayahnya, mungkin memilih daun itu untuk membuat hujan kanopi ah!

Chu Qing-Yan tersipu malu!

Pepatah itu mengatakannya dengan baik, 'tidak ada yang mengenal seorang ayah lebih baik daripada putrinya sendiri'.

Baru saja di halaman Daddy Chu terus memikirkan daun lotus raksasa, berpikir bahwa dalam beberapa hari pasti akan ada hujan besar, tidak tahu apakah burung-burung di desa akan memiliki atap untuk melindungi mereka dari hujan tanpa dia sana. Jadi kali ini, dia harus memetik daun besar ini, menyembunyikannya dan menunggu sampai mereka kembali ke desa Mao, lalu dia akan memberikan daun ini kepada burung-burung. Dengan cara ini, mereka tidak perlu khawatir tidak memiliki atap untuk melindungi mereka dari angin dan menghalangi hujan.

Namun ketika dia berjalan ke kolam, dia mulai merasa canggung. Daun-daun itu pada dasarnya berada di tengah kolam, dia tidak bisa menjangkau mereka untuk mengambilnya. Jika Cai Cai ada di sini, maka itu akan lebih baik. Cai Cai sangat pintar, dia pasti akan punya rencana untuk bisa menjemput mereka.

Daddy Chu awalnya ingin kembali dan memanggil putrinya, tetapi kemudian dia ingat bahwa dia telah melukai kakinya. Dia segera menyerah pada ide ini. Dia melihat daun teratai di tengah kolam lalu melihat tangannya sendiri dan kemudian melihat ke kakinya, memperkirakan secara visual bahwa itu mungkin akan cukup untuk mencapainya!