RUANG

1

Di malam sabtu yang teramat dingin ini, aku ditemani dengan perasaan kacau yang mana aku sangat ingin lenyapkan begitu saja tanpa ada peninggalan satu pun dari bekasnya. Aneh, padahal perasaan kacau itu hanya mempunyai julukan dengan satu kosakata saja, tetapi ia mempunyai ribuan bahkan jutaan gangguan jahil yang sangat membuatku tidak nyaman. Dia dijuluki sebagai penyesalan.

Penyesalan itu membuat banyak sekali pertanyaan yang tumbuh satu persatu dengan sangat liarnya hingga jumlah yang tak bisa dibayangkan, kemudian pertanyaan-pertanyaan itu mendobrak masuk secara paksa ke dalam ruang lingkup yang paling mengerikan di kepalaku, ruang lingkup yang mana tidak bisa seenaknya dihindari begitu saja, karena ruang lingkup itu akan mengikuti seseorang kemanapun ia pergi lalu ia selalu mengganggu tanpa melihat keadaan apapun yang kita alami, begitulah jahatnya pikiran.

Pertanyaan-pertanyaan yang melekat dalam penyesalan itu datang berbondong-bondong kepada pikiranku lalu mereka singgah dengan seenaknya, tanpa diiringi dengan rasa bersalah satupun. Padahal, percuma saja aku membuang waktuku untuk memikirkannya, pertanyaan-pertanyaan tidak tahu malu itu saja tidak bisa terjawab oleh akal sehat. Walaupun bisa terjawab, aku tidak punya kuasa untuk melakukan sesuatu yang bisa membuatku puas dengan jawaban itu. Sudahlah, semua sudah lewat dan tidak akan bisa kembali.

Yasudah, kita bahas ini nanti saja bagaimana? Sebagai gantinya, aku akan memperkenalkan sebagian kecil dari kehidupanku yang sangat aku sukai dan rasanya, aku ingin sekali memutar waktu ke masa itu dimana semua perasaan buruk yang dapat merusak hari-hariku dapat dikutuk habis oleh Penyihir Berhati Baik itu menjadi perasaan yang amat sangat menyenangkan, sehingga perasaan buruk yang dengan jahatnya akan merusak itu, akan pergi menjauh, amat sangat jauh dari keberadaanku dan bila ia datang kembali, Penyihir itu akan segera berlari cepat menghampiriku dengan segenap kekuatan yang ada di dalam dirinya, kemudian ia membacakan mantra yang sangat hebat untuk melindungiku. Ia tidak pernah memikirkan perasaan buruk yang dideritanya, ia lebih memilih untuk menghilangkan perasaan buruk yang tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan punyanya. Bagaimana? Apa kalian ingin bertemu dengan Penyihir Berhati Baik juga?

Sebelumnya, orang yang sangat menyukai Penyihir itu bernama Zanashy Jasmine. Biasa disapa Ana. Bila kalian berkenan, kalian boleh memanggilku dengan panggilan akrab itu juga. Aku lahir di salah satu titik di tanah luas yang diberi nama Pasundan itu, bila diperbesar lagi, tepatnya adalah di Kota Kembang, kota yang diberi nama asli Kota Bandung sesuai dengan apa yang di dalam peta atau atlas yang disebar ke seluruh dunia. Aku tumbuh sekaligus berkembang di kota ini, di tempat tinggalku yang tidak pernah berubah. Jika ada diantara kalian yang ingin mampir ke tempat tinggalku, kalian bisa mencari keadaanku di Jalan Mangga No. 5, untuk lebih detail lagi, rumahku berwarna putih dengan pagar hitam yang tingginya sekitar 2 meter.

Berbicara tentang Kota Bandung, banyak sekali peristiwa yang melibatkanku dengan perasaanku sendiri di dalamnya. Yang mengharuskan aku untuk terhanyut pasrah mengikuti alur yang telah disediakan. Alur itulah yang memberikan aku sebuah kesempatan untuk merasakan sebagian kecil dari kehidupanku yang sangat aku sukai.

Sebagian kecil dari kehidupanku yang sangat aku sukai itu, dimulai dengan aku bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Bandung. Di dalamnya, aku menjadi bagian dari keluarga besar angkatan 43, yang bisa dibilang angkatan itu angkatan terkutuk, karena entah apa yang salah, tapi angkatan 43 itu selalu tidak beruntung dibandingkan dengan angkatan yang lain, atau mungkin kita saja yang kurang bersyukur? Sekolah ini mempunyai banyak sekali alasan yang akan aku sebutkan satu persatu bila kalian bertanya, untuk menyukainya. Padahal, setelah dipikirkan kembali, banyak juga alasan yang bertolak belakang yang sangat mendukungku untuk aku tidak menyukainya, bahkan lebih buruk dari itu.