Prolog

23 2 0
                                    


Happy reading😊

Aku bersiap untuk kembali kesekolah hari ini, hari hari seperti biasa yang dilakukan anak sekolah menengah atas pada umumnya. Ah.. Aku sungguh bosan harus kembali satu kelas bersama Fikri, dia sahabatku sejak smp. Bagaimana tidak bosan? Selama 2 tahun ini aku selalu bertemu dia di sekolah  ataupun di rumah, tapi kurasa aku akan merindukan hal hal seperti ini saat nanti kita sudah lulus sekolah, mungkin sekitar 1 bulan lagi?

Dia suka sesekali datang kerumahku untuk mengunjungi ibuku, dia bilang Ibuku sudah seperti Ibunya. Halah... Itu hanya agar dia dapat makanan enak serta gratis dari ibuku. Hahah tidak semudah itu ferguso

Aku sudah siap berangkat sekarang, tak lama kemudian terdengar Klakson mobil dari bawah, sudah guduga itu pasti Fikri yang menjemputku. Sebenarnya setelah aku jatuh dari Motorsport milikku saat aku di bonceng oleh Fikri, ibuku tidak mengijinkanku untuk menaikinya lagi, dia khawatir akan terjadi yang lebih parah terjadi padaku, jadi dia meminta Fikri untuk mengantar jemput ku setiap hari menggunakan mobil. Padahal aku tidak suka naik mobil karena pasti selalu macet. Akutuh gasuka nunggu

Aku berjalan menuruni anak tangga satu persatu hendak menemui Ibuku di dapur, mungkin dia sedang membuat sarapan untukku, tapi sudah tidak ada waktu. Jadi mungkin aku akan melewatkan sarapan hari ini.

"Mah, aku berangkat dulu ya" Aku pamit pada ibuku sambil ku cium punggung tangan nya

"Kamu gaakan sarapan dulu?" Ucap ibuku, karna dia tau aku punya penyakit maag, telat makan? Yasudah. Tapi gimana lagi ya kan? Udah telat ini, nanti aja aku sarapan di kantin

"Engga mah, udah telat. Fik ayo cepet. Assalamualaikum" Ucapku sembari menarik lengan Fikri lantas menggusurnya ke depan

"Bentar kali gue masih sarapan" ucap Fikri yang terkesan membentakku tapi aku sudah terbiasa dengan kata kata kasarnya, walaupun kasar sebenernya dia tuh penyayang hehew

"Nanti ajalah, cepet masuk"
Aku membuka pintu depan mobil sebelah kiri karna sudah 2 bulan ini aku yang selalu menempati jok itu. Hahah karna dia jomblo kemana mana pasti minta anter aku. Dasar

Fikri terlihat cemberut dan menatap Kayla sinis, dia merasa badmood saat dia masih sarapan tapi Kayla mengganggu nya.

"Lo kok masih marah sih?" Aku terheran heran karena dia jarang, marah tapi sampai segitunya 

"Udah ah gue gamau temenan sama lo" Ucapku yang ikut kesal terhadap Fikri

"Loh ko jadi lo yang marah sih? Udahlah Key, gausah marah kali" Ucapnya sambil menarik narik lengan ku agar tidak mengaligkan pandangan darinya.

Tiap hari kita selalu gini, berantem, baikan, berantem lagi. Gaada henti hentinya. Mungkin kalo orang lain liat kita kayak gini bisa aja mereka berpikir kalo kita pacaran karna setiap kita marahan Fikri lah yang selalu minta maaf. Hahah enak banget ya gatau siapa yang salah tetep aja Fikri yang minta maaf

"Diem deh Fik, jangan narik narik gue, sakit tau" Ucapku sambil kutepis tangannya dari pundak ku.

Sebenernya Nama dia tuh bagus Fikri Bumi Andreas tapi ga sebagus wajahnya sih. Aku memaggilnya dengan sebutan nama depan, karna gaada yang spesial dari kita, ya selayaknya sahabat biasa

Dia sendiri memanggilku dengan Nama asliku yaitu Kayla Carliani Rizki  Fikri akan memanggil seluruh namaku ketika dia benar benar kesal.

"Yaudah deh turun dah nyampe" Ucapnya sembari mematikan mesin mobil

"Iya bawel udah tau juga" Aku turun dari mobil, segera aku menjauhi parkiran dan hendak masuk kelas

"Woy  kayla carliani Rizki Tungguin napa" dia berteriak dan langsung mengejarku, aku hanya menoleh sedikit 'dia memalukan' ucapku dalam hati

"Anjir cape banget ya?" ucapnya setelah berada disampingku dan merangkul pundakku

"Suruh siapa lari" kataku masih sinis padahal aku udah ga marah hahah

"Abis lo ninggalin" Ucapnya, tetap tidak menurunkan tangan nya di pundakku. Ah sudahlah ini sudah biasa terjadi sehari hari antara kita

Aku dan Fikri segera menuju kelas Karena pelajaran pertama pelajaran Bahasa Inggris, Gurunya killer abis, telat dikit yaudah gabisa masuk jam pelajarannya.

Aku melewati lorong yang cukup panjang, kebetulan kelasku berada di ujung lorong disitu tempat ku bercanda tawa bersama teman teman ku . dimana setelah lulus sekolah tidak akan ada lagi masa masa seperti ini, aku pasti merindukannya,

Untung aku belum terlambat masih ada 20 menit tersisa, lumayan masih ada waktu untuk  bikin instastory dong hwhw. Fikri masih menggodaku dengan memainkan rambutku yang terurai panjang kebawah, dia masih saja meminta maaf sejak tadi turun dari mobil sampai sekarang dia duduk satu bangku denganku.

Sejak awal kelas dua belas kita memang duduk se bangku karena katanya dia gasuka duduk bareng cowok, gapernah pada mikir. Ga ngaca ya, dia juga ga pernah mikir apaapa nyontek apalagi kalo udah pelajaran fisika, kimia, biologi. Yaudah siapa lagi yang dia contekin selain aku, makanya sejak masuk kelas dua belas dia langsung merengek minta sebangku. Dia juga cerdas sih, tapi cuma pelajaran seni. Hahahh. Mungkin karna dia pemusik kali ya?

"Ayolah key, jan marah mulu" dia masih memainkan rambutku yang dipelintir pelintir olehnya

"Iya iya bawel, orang gamarah juga, Hahahahhhhh" aku telihat sangat puas melihatnya cemberut karena kesal telah aku bohongi oleh ku

sekarang dia yang balik marah padaku dia berbalik, mengalih kan pandangan nya dariku seakan dia benar benar marah, tapi aku tau dia gaakan bisa marah padaku, karna sebesar apa salah ku dia selalu memaafkan ku itu namanya sahabat

"Kuy ah bikin instastory udah lama ga bikin, kasian netijen" ucapku sembari menarik lengannya.

"Iya iya gue maafin"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sometimes Love is UnrequitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang