Alan memijit pangkal hidungnya karena pusing, penyebabnya tak lain adalah seorang remaja yang kini duduk santai didepannya sembari cekikikan menertawakan wajah kesal Alan.
"Barra." Barra mendongak dengan alis naik sebelah. "ada apasih yah?"
"Kamu tau kan apa yang kamu lakuin ke pak Bambang itu tidak baik?" Barra malah tersenyum lebar. "Tau."
"Terus kenapa kamu ngelakuin itu?"
"Hehehe sorry, Dad."
"Kamu tuh kenapasih badan udah segede gini masih nakal aja? Kamu kira ayah gak pusing dipanggil kesekolah kamu terus?"
"Ya bagus dong yah kalau Ayah kesekolah aku terus kan ketemu Bu Siti tuh, itung itung silaturahmi yah sama guru kesayangan aku," Barra tertawa.
"Barra."
"Eh iya iya yah maaf hehhe lagian aku ga nakal kok, pak Bambangnya aja yang lebay."
"Membuat gurumu sendiri keseleo itu keterlaluan, Barra."
"Ya Ayah gak tau sih ceritanya," Barra tertawa, lagi.
"kenapa?"
"Abis Pak Bambang bilang kelasnya bau, yaudah kan biar wangi aku tumpahin aja pembersih lantai depan mejanya Pak Bambang. Pinter kan anak Ayah?"
"Astaga Barra!"
"Yaudah yah aku minta maaf, aku berangkat ya yah udah siang nih."
Alan hanya bisa menghela napas, "Yaudah ttdj jangan ngebut-ngebut" yang kemudian hanya dibalas anggukan oleh Barra.
***
Pagi ini Zara kesiangan, 'duh padahal baru aja kemarin potong rambut buang sial. Tapi kok sialnya masih nempel ya?' pikir Zara.
Jam menujukkan pukul 06:30 dan Zara belum siap - siap, sama sekali. Ia sangat kelimpungan menyiapkan barang barang apa saja yang akan dia bawa kesekolah ditambah lagi teriakan bunda yang membuatnya makin pusing.
"Zaraaaa cepetan dong nanti kamu telat bang Archie udah nungguin tuh!"
"Iya bundaa sabar aku belum selesai."
"Zaraaa cepetan dong gue kesiangan ini nungguin lo doang seabad," celetuk bang Archie.
Merasa kesal nya sudah tidak bisa ditampung lagi, Zara berkata "Yaudah lo duluan aja deh gue sakit perut."
Bang Archie hanya tertawa, "Ah dari tadi kek Raa. Yaudah gue duluan ya adikku sayang, love u."
Begitu memang kelakuan Bang Archie, suka tidak tahu umur. Zara yang kesal melanjutkan persiapannya dan segera berlari menuju garasi lalu melihat mobil Bang Archie sudah tidak lagi ada disana .
"Wah bener bener nih Bang Aci gue ditinggalin beneran, liat aja ntar" keluh Zara. Ia pun berlari mengambil kunci mobilnya di kamar lalu bergegas menuju mobilnya dan boom! Mobilnya tidak bisa menyala. Huft, lengkap sudah kesialan Zara hari ini. Lalu Zara melihat motor Mang Maman di pojok garasi, ide jahilnya muncul. Seorang Zara yang tidak pernah mengendarai motor sebelumnya dengan nekat mengambil kunci motor Mang Maman, "Mang Maman Zara pinjem motornya yaaa" teriak Zara dan tanpa menunggu jawaban dari Mang Maman Zara langsung memakai motor Mang Maman 'tinggal gas doang ini' pikir Zara.
Yaash sekarang jam 06:57 dan Zara tinggal beberapa meter lagi sampai disekolah. 'tuh kan bisa gue bawa motor' ya, kalau melihat cara Zara mengendarai motor memang bisa dibilang ia bisa mengendarai motor dan saat melihat satpam sekolahnya atau yang akrab disapa Kang Dadang , Zara berteriak dengan bangga nya, "Kang Dadang liat nih Zara bisa bawa motor," Kang Dadang hanya cekikikan melihat tingkah Zara yang semakin hari semakin tidak beres. Zara pun tertawa karena merasa puas bisa membawa motor kesekolah dengan selamat sentosa sejahtera sampai...
KAMU SEDANG MEMBACA
e u n o i a
Teen Fiction"Janji sama gue ya Ra, lo harus tetep bahagia," Barra tertawa. "Terus satu lagi ya Ra, inget." "Apa?" " Makan itu kebutuhan Ra. Lo harus makan biar lo ga sakit lagi abis itu jangan lupa minum Ra, biar ga seret."