oleh hvnlysprng
Eileen 'Bundle' Brent & Jimmy Thesiger
of 'The Seven Dials Mystery' by Agatha ChristieT; Ficlet; Crime, Mystery, slight-Comedy
Disclaimer: Tokoh dalam cerita ini adalah kepunyaan Agatha Christie. Ide dan cerita ini murni milik saya sendiri. Mohon maaf bila ada kesalahan kata maupun penyebutan.
∞
[M]enyusup adalah salah satu keahlian ke sekian yang dimiliki Bundle Brent―setidaknya begitulah yang dipikirkan Jimmy Thesiger. Ia dapat menyebutkan selusin lainnya hal-hal yang bisa dilakukan gadis muda itu dengan sangat baik, namun untuk saat ini menyusup menjadi pilihan yang perlu digarisbawahi sebab akan berpengaruh begitu besar dalam rencana mereka selanjutnya.
Seven Dials. Bangunan rumah tinggi merangkap klub di Hunstanton Street nomor 14 tersebut sudah pernah dijelajahi dua kali oleh Bundle, yang pertama tanpa terlihat mencolok saat bersama Bill Eversleigh, yang ke dua secara diam-diam dengan melibatkan Alfred. Hanya dalam dua kunjungan tersebut sang gadis berhasil mendapatkan cukup banyak informasi yang kemudian menjadi pondasi rencana-rencananya sejauh ini. Bila Seven Dials dapat semudah itu berada dalam genggaman Bundle, maka Jimmy berspekulasi kali ini pun semua akan lancar.
"Lemari mana yang kau pakai sembunyi, Bundle?"
Langkah-langkah kaki Bundle menggiring mereka bertiga masuk ke dalam, menaiki tangga, menembus beberapa pintu hingga sampai di sebuah ruangan kecil dengan meja panjang dan tujuh kursi melingkar di sekelilingnya. Seven Dials. Persis bagaimana Jimmy membayangkan cerita Bundle soal pertemuan komplotan rahasia yang sengaja ia dengar diam-diam dari posisi meringkuknya dalam lemari.
Bundle membuka lemari itu.
"Gelas-gelasnya perlu kita singkirkan," ujar Jimmy, direspon dengan cekatan oleh tangan Bundle yang mulai meraih barang-barang pecah belah di dalam sana. "Turun dan panggil Bill, Loraine. Tak ada perlunya dia menjaga di luar."
Sementara Loraine beringsut menghampiri Bill yang masih berada di mobil―bertugas membunyikan klakson sekiranya ada hal mencurigakan―Jimmy mulai membantu Bundle membereskan gelas-gelas itu.
"Kau yakin tidak akan ada yang kemari?" tanya Bundle.
"Sangat yakin. Lagipula kau sudah mengusir si Alfred itu jauh-jauh, bukan?"
Bundle mengangguk. "Sudah beres." Penjaga pintu itu―Alfred, maksudnya, dahulu merupakan pelayan di rumah Bundle sehingga cukup mudah untuk mengelabuinya. Hanya perlu ancaman sedikit ditambah pesangon beberapa shilling, Bundle yakin ia tidak akan menginjakkan kakinya ke tempat itu lagi.
"Kurasa kita sekarang justru tak butuh tenaga pria," ujar Bundle.
"He, tapi aku pria di sini."
Mengabaikan jawaban Jimmy, ia berkacak pinggang selagi menatap gelas-gelas yang sudah selesai dikeluarkan. Satu lagi keahlian Bundle Brent yang perlu Jimmy catat. Melihatnya saja ia segera berpikiran gadis itu juga pandai mengurus perabot.
"Oke." Jimmy menoleh ke arah pintu, tak menemukan tanda-tanda kedatangan Loraine maupun Billy. "Sekarang akan kita letakkan di mana?"
"Kalau tidak salah saat itu kulihat Alfred membawanya ke dapur."
Lantas keduanya beranjak keluar, menuruni tangga bersama tumpukan gelas di genggaman.
"Tidak perlu terlalu berhati-hati. Jika kita berhasil tak ada yang perlu mengganti gelas-gelas ini sekiranya mereka pecah." Jimmy berucap santai meski langkahnya begitu pelan seolah bakal terpeleset jika kecepatannya ditambah barang satu detik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permen
FanfictionSetiap cerita ditulis dengan penuh makna oleh staf dan pelanggan Flow de Mémoire Café. ©FDM 20181130 . Selamat hari jadi ke-950. Selamat menikmati karya kami. . Tertanda, Flow de Mémoire Café. Because every moment is precious.