Dua hari berselang audisiku yang entah bagaimana bisa dibilang berjalan sangat lancar bahkan setelah jawabanku dengan emosi meluap yang tersirat, aku berada di gym yang telah bekerja sama dengan pihak majalah. Salah satu gym yang terkenal di jakarta pusat. Dengan gedung yang sangat luas dan peralatan olahraga yang sangat lengkap, dalam sekali lihat aku tahu bahwa pasti biaya membershipnya sangat mahal. Tempatnya sangat bersih, perabotan tertata rapi, dan wangi tak ada bau keringat sedikitpun. Jika ini anime, maka kalian pasti bisa melihat sparkle-sparkle memenuhi ruangan ini.
Aku telah bersiap dari rumah, pakaian olahragaku langsung kukenakan dan untuk pakaian ganti nanti serta peralatan mandi ada di tas kecil yang bersandar di pundakku. Kulepas jaketku, menyisakan tanktop hitam dan yoga pants, kusimpan dalam loker yang disediakan. Rambut kuncir kudaku berayun disetiap langkah yang kuambil. Tak ada make up sama sekali yang kugunakan, aku tidak mau makeup ku luntur oleh keringat dan malah membuatku terlihat seperti badut. Lagipula kita ke gym untuk olahraga bukan flirting sama cowok berotot oke? So no make up for gym.
Aku mendatangi resepsionis dan menyebutkan seperti yang diperintahkan bu Siska dalam pesan singkatnya. "Halo, saya Mia Cara dari majalah Sportivo."
"Oh silahkan langsung kedalam, anda sudah ditunggu oleh trainer Edward." Balasnya dengan sopan.
Aku mengangguk dan membalas senyumnya, kemudian mendorong pintu kaca yang memisahkan ruangan depan dengan ruangan gym. Aku mengedarkan pandanganku untuk mengamati dengan seksama keadaan disekelilingku. Treadmill, eliptis, rowing, hingga squat rack semua ada. Beberapa orang terpencar melakukan porsi olahraganya sendiri-sendiri. Ada yang berlari di treadmill, angkat beban, adapula yang melakukan yoga dengan bola besar.
Seorang laki-laki berbadan kekar yang menggunakan jaket bertuliskan trainer didadanya mendatangiku dengan senyuman. "Hai, nama saya Edward. Mia Cara benar?" Ucapnya sambil mengulurkan tangan. Dari wajahnya, dia tidak lebih dari 30 tahun. Mungkin akhir 20-an. Muda dan cukup tampan, tapi laki-laki yang terlalu kekar sama sekali bukan tipeku.
Kuraih uluran tangannya dengan senyuman pula. "Benar. Kara saja cukup."
"So selama satu minggu kedepan, 2 jam setiap harinya lo bakal ketemu sama gue ya. Dalam satu minggu kedepan latihan kita bakalan cukup padat, jadi gue harap lo bisa jaga kesehatan, dan ngikutin pola makan yang bakalan gue atur nanti." Ucapnya memulai sesi latihan hari pertama.
Hanya dua jam tiap harinya tidak akan jadi masalah bagiku. Yang bisa jadi masalah adalah pola makan. Jika mereka membuatku diet ketat dengan mengurangi makan atau menuadakan asupan karbohidrat, tidak mungkin aku bisa mengikutinya, atau aku akan berakhir dirumah sakit lagi.
Edward menggiringku kearah sisi lantai yang kosong tanpa alat gym, hanya yoga matt yang berjajar. Dia memintaku untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Aku melakukannya dengan patuh selama kurang lebih 15 menit, memastikan semua ototku panas sebelum latihan yang sesungguhnya.
"Oke next, gue mau lo sekarang tiduran di matras, lo sit up 30 kali." Perintahnya.
Aku tiduran diatas matras, dengan kaki tertekuk. Kuletakkan tanganku dibelakang kepala. Edward duduk didepanku dan memegangi kakiku.
"Mulai" ucapnya. Aku mulai sit up, dan Edward menghitung pelan cukup hanya untukku dengar.
Sampai dihitungan ke-30, Edward membiarkanku untuk rebahan sebentar untuk mengambil nafas dan menstabilkan kembali nafasku yang kini berburu dengan detak jantungku yang sangat cepat. Sekitar 5 menit kemudian, dia memintaku untuk terkurang dan melakukan 30 back up.
Keringat mulai mengucur didahiku setelah selesai dengan 30 back up. Aku meneguk air putih dalam botoh yang kubawa sebelum melanjutkan 30 kali push up sesuai perintahnya. Berat, tapi bukan hal yang tidak bisa kulakukan. Jadi aku patuh melakukan semua perintahnya. Demi spotlight di majalah sport terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Curve
ChickLitApa deskripsi wanita cantik? Tinggi, seksi, bentuk badan bak gitar spanyol, kulit yang cerah dan mulus tanpa cela, bla bla bla dan sebagainya. Ya ya ya.. benar itu deskripsi wanita cantik. Tapi, lalu bagaimana dengan wanita yang pendek? Berkulit hit...