•> Alicia POV
Namaku Alicia Vichtory. Aku hanya anak biasa di sekolahku. Emperor Senior High School. Sekolah ini cukup terkenal karena gedungnya yang elit dan fasilitas nya yang anti mainstream untuk anak SMA. Dimana muridnya diperbolehkan mendesain seragam sesuai keinginan mereka. Aku tak terlalu populer di kalangan para murid tapi, setidaknya aku terkenal di kalangan para guru karna prestasiku yang lumayan.
Kelasku XI-IPA 1 dan umurku masih 14 tahun. Jangan tanya kenapa aku sudah kelas XI sekarang. Pastinya ya lompat kelas kan. Sedikit yang tau tentang umurku ini. Beberapa dari mereka yang mendengar ini pasti akan keheranan dengan umurku. Dan ini adalah awal semester yang baru. Awal untuk yang baru.
Bruk !!
Oh, shit. Aku tak sengaja menabrak seseorang sekarang. Padahal kan ini baru awal semester tapi kenapa aku sudah seperti ini.
"Ma-maafkan aku. A-aku tak sengaja menabrakmu. M-maaf..." Ucapku sambil membungkukkan badan 45°.
"Iya, tak apa apa. Lain kali hati hati ya." Balas orang yang ku tabrak dengan sopan.
"I-iya. Permisi. " Aku hendak pergi menuju ke kelas lagi tapi di tahan oleh sebuah tangan memegang tanganku.
•> Author POV
" Aku Putra Kusumawidjaya. Siapa namamu ?" Tanya nya.
"A-alicia Vichtory. Pe-permisi...." Gadis itu pun melepas tangannya dengan putra lalu pergi menuju kelasnya. Hingga tanpa dia sadari orang yang baru saja bertabrakan dengannya sudah menaruh hati kepadanya.
Deg... Deg... Deg...
"Apa apaan sih jantungku ini. Berisik sekali." Guman Putra.
"Woy putra~ cepetan dikit kek. Si Len udah duluan ke kelas tadi..."
"Ya ya ya...." Ucap Putra sambil berjalan ke arah yang berlawanan dengan Alicia.
"Kelasnya di sebelah sana bodoh...." Ujar seseorang.
Kembali ke gadis tadi. Saat didalam kelas ia memilih kursi yang letaknya di belakang dan dekat tembok. Kenapa tembok bukanya jendela ? Supaya bisa tidur sambil nyeder di tembok daripada ngeliat ke luar jendela doank–katanya–plus kalo duduk deket jendela itu juga udah mainstream. Saat ini dia belum mendapatkan teman karna mengingat ini semester baru dan kelas baru jadi wajar saja kan. Tak lama kemudian datanglah seorang anak laki laki yang duduk di sebelahnya. Anak itu memakai headphone berwarna ungu tua.
Gadis itu berpikir bagaimana ia bisa di izinkan memakai headphone saat berada di kelas. Dia menatap murid itu dengan tatapan bingung, gadis itu tak sadar kalau laki laki yang ia pandangi juga ikut memandangnya. Sesaat iris biru milik Alicia bertemu dengan iris ungu milik laki laki itu. Dengan cepat Alicia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.
Beberapa saat kemudian Alicia melipat kedua tangannya di atas meja lalu menenggelamkan wajahnya disana. Kalau boleh jujur semalam dia tak bisa tidur karena sedikit gangguan. Dia lupa kalau sekolah ini memberikan izin kebebasan kepada muridnya asal nilai akademinya memuaskan.
"Oy Len !! Dasar lu. Nggak nungguin sodara sendiri main nyelonong aja ke kelas."
"Angga tolong kecilkan suaramu. Itu tidak sopan kau tau ! " Dengan suara yang tajam membuat orang yang mendengarnya tak bisa membantahnya satu kata pun.
"Ok ok, Rei. Salahnya Len sih pergi ke kelas duluan nggak nungguin lagi. Sodara macam apakah kau itu...."
" Kalian berisik "
" Ow ow ow... Sejak kapan lu punya sifat kek gitu Len. Biasanya lu kalem kalem aja... Haha.." Seseorang baru melangkahkan kakinya ke dalam kelas dan ikut berkomentar.
Deg ! Alicia tersentak karena mendengar suara yang pernah didengarnya. Suara orang yang dia tabrak saat sih lorong, namanya Putra. Masih dengan posisi menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya dia berharap semoga putra tak mengenalinya atau memperhatikannya. Yeh... GR banget sih mba– #plak.
Hampir setengah jam berlalu dan mereka–empat bersaudara–masih berbincang bincang walau kadang ada perdebatan kecil diantara mereka. Sedangkan Alicia, entah sudah berapa banyak sumpah serapah yang dia ucapkan dalam hati. Dan anehnya gurunya belum juga sampai di kelas sehingga lengkap sudah penderitaan Alicia. Dia masih bertahan dengan posisinya dan berpura pura tertidur–walau sebenarnya pengen tidur.
"Oy Len. Cewek sebelah Lo kok dari tadi nggak gerak ? Udah mati yak ??" Dengan watados Angga ngomong hal seperti itu sampai-
Plak !
-Satu pukulan mendarat tepat di atas kepala Angga. Mengelus kepalanya dengan kasar Angga pun menggerutu dengan kesal karena saudaranya itu. Rei masih dengan gaya cool nya mencoba menahan amarahnya karna ucapan saudaranya yang asal ngomong. Telinga Alicia pun menajamkan saat salah satu dari mereka membicarakannya.
"Ukh.. Jangan salahin gw donk. Salahin tu cewek yang dari tadi nggak gerak."
"Jelas jelas ini salahmu yang tidak sopan sama sekali. Dan mengucap kata 'mati' dengan mudahnya. Bisa jadi kan dia sedang tertidur..."
"Apa perlu gw bangunin Rei ?" Tangan Angga terulur untuk mencoba membangunkannya sebelum seseorang menepis tangannya dengan kasar dan memberikan deathglare padanya.
"Baru kali ini gw liat Len kek gitu ... " Bisik Putra pada Rei yang setuju dengan komentar saudaranya yang satu ini. Aura disekitar Len tiba tiba menjadi suram dan berat padahal dirinya sendiri nggak sadar kalau aura di sekitarnya jadi kek gitu.
"Napa lu nepis tangan gw ?" Tanya Angga dengan watados ( lagi ) sedangkan Len masih memberikan deathglare padanya.
"Dia milikku. Lebih baik sekarang kalian pergi mencari tempat duduk."
To Be Continue.....
Ray : Eak si Len kenapa tuh XD #buag *ditendang Len* Apa salah author mu ini Len T-T ?
Len : Karna kau itu berisik ! Nggak guna ! Nyebelin ! Gaje ! Pokoknya yang jelek jelek buat lu semua.
Ray : *50 panah imajiner menusuk tepat di hati* Nye-nyesek tau ... Uhuk Uhuk ... *Pingsan di tempat*
Alicia : Auhtor !? Bangun thor. Nanti siapa yang bakal bikin cerita ini thor. *Guyur pake air es batu*
Ray : Huwaa ! *Langsung bangun kedinginan* D-d-d-dingin ogeb.
Rei : *ambil cambuk* Ada apa disini ?
Putra : Ray dinistakan oleh karakter sendiri *senyum senyum gaje*
Angga : Abaikan mereka semua *pergi agak ngejauh* Makasih yang udah mau baca ini cerita. Makasih udah nyempetin baut baca ini cerita. Kalo ada kritik dan saran boleh kok. Biar si author seneng. Jangan lupa vote and comment nya ok—
DUAR !!
Angga : *langsung lari liat keadaan auhtor*
Ray : Muehehehehe..... 👻 *Ketawa kek pshycho dengan Len, Putra, Rei, Alicia tepar didepannya*
Angga : Untung gw tadi nggak ikut nyiksa lu thor *sweetdrop*
Author : Iya ini bae lah ...... Cambuk mana Cambuk !!?
Angga : Sekian terima kasih. Abaikan auhtor kami.
Author : Babay !! *Ngelambai lambai sambil megang cambuk*
KAMU SEDANG MEMBACA
「 The Dark 」[ HIATUS ]
RandomBalas dendam itu diperbolehkan bukan ? -°-°-° Hiatus sementara :3 Kami sangat amatiran :v Mohon kritik dan saran Ray & Rain