Part 2

39 1 0
                                    

Sejak kejadian tadi siang disekolah, fiona merasa tidak tenang. Entah apa yang harus ia katakan kepada adrian besok pagi. Jujur saja fiona memang pernah suka dengan adrian selain tampan, adrian juga merupakan tipe cowok yang humoris. Namun, fiona minder karena adrian cowok yang termasuk famous disekolah nya, takut-takut adrian malah menolaknya mentah-mentah.

Fiona menghempaskan tubuhnya dikasur berukuran Queen size miliknya. Matanya menatap langit-langit kamar, sesekali  ia mencari posisi nyaman untuk menenangkan fikirannya.

Tok...tokk...tokk....

"fifi...kamu ada didalam sayang, boleh mamah masuk sebentar....?" teriakan wulan mamah fiona dari luar kamar, membuyarkan pikirannya.

"iya mah...Fifi didalam, masuk ajah....pintunya ga fifi kunci ko".

"yaa sudah mamah masuk yah fi..."

Fiona langsung mengubah posisinya menjadi duduk ditepi kasur.

"fifi...kamu baik-baik ajah kan sayang?",tanya wulan khawatir sambil memeriksa wajah hingga tubuh fiona.

"iya mah...fifi baik-baik ajah ko".

"kamu yakin fi, kamu baik-baik ajah"

"iya mahh beneran kok fiona baik-baik ajah",jawab fiona sambil nyengir kuda sehingga memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapih.

"oh iya.. Memangnya kenapa...Mamah nanya begitu ke fifi?".

"loh kamu kan anak mamah fi, masa ga boleh sih mamah nanyain keadaan anak sendiri".

"emmm... Boleh sih mah...ya...tapi kan mah, Ahh udah lah mah lupain ajah".
Wulan terkekeh melihat kelakuan anaknya.

"ngga kenapa-kenapa kok sayang...mamah cuma khawatir ajah sama kamu, sepulang dari sekolah sore tadi muka kamu murung ngga kaya biasanya. Mamah kira kamu sakit",suara wulan terdengar khawatir, bagaimana tidak hanya fiona yang ia punya, bukan karena papah fiona meninggal atau mereka bercerai. Namun papah fiona terlalu sibuk dengan pekerjaannya diluar kota membuat ia jarang sekali pulang kerumah.

"ngga ko mahh fifi baik-baik ajah, cuma agak kecapean sedikit sih",Ucap fiona tersenyum.
Wulan pun mengangguk mengerti.

"Oh iya mah...papah kapan pulangnya mah fifi udah kangen banget sama papah".

"tadi sihh papah telpon, katanya kemungkinan papah balik kejakarta satu bulan lagi, papah juga kangen banget lohh fi...sama kamu".
fiona mengangguk sambil mebulatkan mulutnya membentuk huruf "O".

"sudah yah fifi mamah  balik kekamar lagi, jangan tidur terlalu malam ya sayang...",ucap wulan sambil mengecup singkat puncak kepala fiona.

"iya mahh.. Mamah juga yahh".

Setelah wulan meninggalkan kamar, fiona menarik napas lega. Namun, pikirannya masih terganggu dengan kejadian siang tadi.

Drit....dritt...dritt...

Fiona sontak menoleh ponselnya, batinya menggerutu kesal. Bagaimana tidak disaat pikirannya sedang kacau masih ada saja seorang yang mengganggu fiona dengan mengirimkan pesan kepadanya.

Dengan malas fiona meraih ponsel yang berada disampingnya sesekali melirik ponsel miliknya. Ketika fiona sadar siapa si pengirim pesan, sontak fiona membulatkan mata terkejut.

Adrian raymond :
Fio gimana udah ada jawabanya belum?

            Me :
           Jawaban apa?Emang lo
           ngasih pertanyaan apa ya
           ke gue?🤔

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOPE (hope true love comes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang