Kriiiiiiing......
Begitulah kira-kira bunyi alarm ku dipagi ini. Pukul 4.30 wib aku tunaikan sholat subuhku dengan hati bergetar dan dengan doa yang berurai air mata. Aku benar-benar patah hati. Enam bulan kedekatan aku dan Ardian tampaknya tak mempengaruhi apapun bahkan perasaan Ardian, dia juga tidak mengatakan apapun bahwa dia sedang dekat dengan gadis lain selain aku. Dan disinilah aku dan Ardian sekarang dicafe tempat biasa kami bertemu aku tanyakan bagaimana kisah mereka Ardian menjawab dengan malu-malu bahwa mereka sudah menjalin kasih selama sebulan terakhir ini dan mereka telah dulu dekat sebelum aku dan Ardian. Kutahan air mataku dalam agar tak jatuh didepan Ardian. Aku berlari meninggalkannya yang sedang menerima telpon dari pacar nya itu. Aku menangis sesenggukan sepanjang jalan pulang kerumah. Untung saja tidak terlalu jauh. Baru saja aku merebahkan tubuhku dikasur handphone ku bergetar tanda pesan masuk.Ardian
Rin kamu kemana?Me
Aku pulangArdian
Loh kenapa? Aku mau ngajakin kamu ketemu pacarku biar kalian kenal biar pacar dan temen ku akrab.Aku terpaku membaca pesan dari Ardian, maaf Ardian aku tak sekuat itu sekarang. Tapi lain kali akan kucoba.
Me
Next time.Ardian
Oke.Kuhempas kan begitu saja handphone ku dan aku kembali menangis hingga aku tertidur. Rasa nya bukan hanya badanku saja yang lelah tapi pikiran dan hatiku juga lelah.
Pukul 22.00 wib
Rasanya tenggorokanku haus rupanya sudah dari jam 4 sore aku tertidur dan aku meninggalkan sholatku. Segera aku keluar dari kamarku untuk minum dan membersihkan diri untuk menunaikan sholat. Kembali, aku menangis dalam doa ku, aku mengadukan semuanya padaNya. Menangis sejadi jadinya sungguh patah hati membuat aku jadi secengeng ini. Setelah mengadu dengan pilu aku kembali merebebahkan tubuhku berniat ingin tidur kembali namun sepertinya kantukku hilang aku putuskan untuk membuka handphone yang sejak sore tak kulihat. Dan baru saja aku menghapus jejak air mataku kini ia sudah luruh lagi karena melihat foto Ardian dan pacarnya terpampang di profil Ardian. Oh Tuhan, maaf aku menangis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu
RomanceApa harus seberat ini mencintai kamu? Apa harus sesakit ini jatuh cinta padamu?